Hey!
Yes, It's me again. My name is K.I. and I am here to reveal facts and secrets of Devi that you might not consider or realize.
One thing to remember : something is not always as what it seems like.
Okay here we go.
Facts no. 2 : She has a mighty mouth
Bukan sekali, dua kali aku mendengar ocehannya. Kamu bisa berikan Devi waktu dua, tiga, lima jam, dia akan senang hati bicara padamu. Secara cuma-cuma. Dia akan cerita dongeng apapun yang kau pinta, cerita apapun yang dia anggap lucu, yang membuatmu senang dan berkata "lagi, cerita lagi"
Devi suka puisi, kau tahu. Sajak, gurindam, pantun, hikayat, gubahan semua dilahapnya. Dia tak ragu-ragu mendeklamasikan puisi yang dia baca pada siapapun yang mau mendengar. Untungnya, Devi membaca puisi itu dengan nada dan intonasi sempurna.
Tak hanya betah bicara, aku menyebutnya Mighty Mouth karena suaranya yang berkarakter saat membaca puisi atau sajak, namun suara itu juga aduhai kerasnya. Perkiraanku sekitar 100 desibel.
Suaranya lantang untuk ukuran anak perempuan, dan segera menarik perhatian orang-orang dirumah makan saat dia bercerita.
Sebetulnya bisa saja Devi memanfaatkan suaranya yang lantang itu untuk menjadi petugas di Palang Kereta api, untuk gembar-gembor pada pengendara motor supaya tak menerobos palang lintasan.
Tak perlu microphone atau megaphone. Gelombang suara Ultrasonik dari Devi akan terdengar dalam radius 250 meter.
Seolah itu belum cukup, Devi punya artikulasi yang cukup sempurna saat berucap. Mengucapkan segala sesuatu dengan se-JELAS mungkin. Ketika membeli burger misalnya, Devi akan mengatakan pesanannya seolah-olah menjawab kuis. Cheeseburger dan Onion Ring satu porsi, dimakan disini, tidak pedes, mayonesnya sedikit. Makasih Mbak.
Begitu jelas, tak ada kesalahan lafal, tak ada pengulangan suku kata, tak ada jeda lebih dari 2 detik untuk bilang 'eh' atau 'hm'.
Supaya penjaga tokonya tidak bertanya lagi dan langsung menyiapkan pesananku, jadi efektif waktunya, kata Devi. Beberapa orang akan menoleh saat mendengar Devi menyebutkan pesanan seperti itu. Tapi Devi cuek. Justru dia bangga. Selalu dia bilang, aku kan memang lain daripada kebanyakan orang.
Jangan lupa, Devi juga bisa bicara cepat. Dan menggebu-gebu, atau dalam istilah Bu Fatimah - guru TEI : penuh semangat. Devi berubah menjadi Mira Lesmana saat menceritakan sisi baik dan buruk sebuah film yang sudah dia tonton. Dia bisa menjelma menjadi Helmy Yahya saat menerangkan kronologi kejadian atau fakta unik.
Mungkin saja Devi bisa bertransformasi menjadi Profesor James Danandjaja saat membicarakan antropologi manusia, topik yang sangat dia suka.
Saat Devi bicara, orang akan melihat wajahnya. Rata-rata dengan tatapan bingung, sebelum berkata "Coba ulangi lagi Dev" atau "Gimana tadi Dev?". Bukan salah mereka kalau mereka tak bisa menangkap kata-kata Devi. Seharusnya speed bicaramu memang harus dipelankan, Dev. Bicaralah seperti Barack Obama. Tegas, retorika bagus, dan semua orang bisa mengikuti. Itu kritik dari Tutik Hendrawaty, guru kimia baik hati yang pernah menjadi wali kelasnya di kelas 3 SMK.
Kadang Devi 'gondok' saat diminta menjelaskan ulang. Tapi tetap saja dia akan mengulangi apa yang sudah dia ucapkan. Bukankah sudah kubilang dia itu Mighty Mouth?
Jika kau bersekolah di SMK7 dan mengenal Wakil Kepala Sekolah Imawan Budiyanto, kau pasti paham bahwa Kesiswaan yang awet tegasnya ini juga punya mulut yang anti berhenti bicara. Beri saya satu menit lagi, kata Pak Imawan. Padahal nyatanya 1 menit-nya Pak Imawan adalah 10 menit waktu manusia normal.
Antara Imawan Budiyanto dan Devi, siapa menurutmu yang akan menang dalam lomba bicara?
Sulit memutuskan.
***
See?
Now you understand one more fact about Devi. This creature may seems very cheerful, talkative, and you wonder whether she is ever tired to tell many stories. No, she is never tired.
She loves to share a stories. She will imitate people when telling a story.
Dalam beberapa hal, aku sering merindukan gaya dan cerita Devi. Aku merindukan suara dan keramaiannya. Ah, tapi jangan katakan ini padanya.
Nanti kepalanya jadi semakin membesar.
Allright, I have to go because Devi would come back anytime. Don't make her know that I steal a chance to write in her blog about her secrets.
keep (s)talking,
- K -
Yes, It's me again. My name is K.I. and I am here to reveal facts and secrets of Devi that you might not consider or realize.
One thing to remember : something is not always as what it seems like.
Okay here we go.
Facts no. 2 : She has a mighty mouth
Bukan sekali, dua kali aku mendengar ocehannya. Kamu bisa berikan Devi waktu dua, tiga, lima jam, dia akan senang hati bicara padamu. Secara cuma-cuma. Dia akan cerita dongeng apapun yang kau pinta, cerita apapun yang dia anggap lucu, yang membuatmu senang dan berkata "lagi, cerita lagi"
Devi suka puisi, kau tahu. Sajak, gurindam, pantun, hikayat, gubahan semua dilahapnya. Dia tak ragu-ragu mendeklamasikan puisi yang dia baca pada siapapun yang mau mendengar. Untungnya, Devi membaca puisi itu dengan nada dan intonasi sempurna.
Tak hanya betah bicara, aku menyebutnya Mighty Mouth karena suaranya yang berkarakter saat membaca puisi atau sajak, namun suara itu juga aduhai kerasnya. Perkiraanku sekitar 100 desibel.
Suaranya lantang untuk ukuran anak perempuan, dan segera menarik perhatian orang-orang dirumah makan saat dia bercerita.
Sebetulnya bisa saja Devi memanfaatkan suaranya yang lantang itu untuk menjadi petugas di Palang Kereta api, untuk gembar-gembor pada pengendara motor supaya tak menerobos palang lintasan.
Tak perlu microphone atau megaphone. Gelombang suara Ultrasonik dari Devi akan terdengar dalam radius 250 meter.
Seolah itu belum cukup, Devi punya artikulasi yang cukup sempurna saat berucap. Mengucapkan segala sesuatu dengan se-JELAS mungkin. Ketika membeli burger misalnya, Devi akan mengatakan pesanannya seolah-olah menjawab kuis. Cheeseburger dan Onion Ring satu porsi, dimakan disini, tidak pedes, mayonesnya sedikit. Makasih Mbak.
Begitu jelas, tak ada kesalahan lafal, tak ada pengulangan suku kata, tak ada jeda lebih dari 2 detik untuk bilang 'eh' atau 'hm'.
Supaya penjaga tokonya tidak bertanya lagi dan langsung menyiapkan pesananku, jadi efektif waktunya, kata Devi. Beberapa orang akan menoleh saat mendengar Devi menyebutkan pesanan seperti itu. Tapi Devi cuek. Justru dia bangga. Selalu dia bilang, aku kan memang lain daripada kebanyakan orang.
Jangan lupa, Devi juga bisa bicara cepat. Dan menggebu-gebu, atau dalam istilah Bu Fatimah - guru TEI : penuh semangat. Devi berubah menjadi Mira Lesmana saat menceritakan sisi baik dan buruk sebuah film yang sudah dia tonton. Dia bisa menjelma menjadi Helmy Yahya saat menerangkan kronologi kejadian atau fakta unik.
Mungkin saja Devi bisa bertransformasi menjadi Profesor James Danandjaja saat membicarakan antropologi manusia, topik yang sangat dia suka.
Saat Devi bicara, orang akan melihat wajahnya. Rata-rata dengan tatapan bingung, sebelum berkata "Coba ulangi lagi Dev" atau "Gimana tadi Dev?". Bukan salah mereka kalau mereka tak bisa menangkap kata-kata Devi. Seharusnya speed bicaramu memang harus dipelankan, Dev. Bicaralah seperti Barack Obama. Tegas, retorika bagus, dan semua orang bisa mengikuti. Itu kritik dari Tutik Hendrawaty, guru kimia baik hati yang pernah menjadi wali kelasnya di kelas 3 SMK.
Kadang Devi 'gondok' saat diminta menjelaskan ulang. Tapi tetap saja dia akan mengulangi apa yang sudah dia ucapkan. Bukankah sudah kubilang dia itu Mighty Mouth?
Jika kau bersekolah di SMK7 dan mengenal Wakil Kepala Sekolah Imawan Budiyanto, kau pasti paham bahwa Kesiswaan yang awet tegasnya ini juga punya mulut yang anti berhenti bicara. Beri saya satu menit lagi, kata Pak Imawan. Padahal nyatanya 1 menit-nya Pak Imawan adalah 10 menit waktu manusia normal.
Antara Imawan Budiyanto dan Devi, siapa menurutmu yang akan menang dalam lomba bicara?
Sulit memutuskan.
***
See?
Now you understand one more fact about Devi. This creature may seems very cheerful, talkative, and you wonder whether she is ever tired to tell many stories. No, she is never tired.
She loves to share a stories. She will imitate people when telling a story.
Dalam beberapa hal, aku sering merindukan gaya dan cerita Devi. Aku merindukan suara dan keramaiannya. Ah, tapi jangan katakan ini padanya.
Nanti kepalanya jadi semakin membesar.
Allright, I have to go because Devi would come back anytime. Don't make her know that I steal a chance to write in her blog about her secrets.
keep (s)talking,
- K -
one of her performance in debate competition. She got the first winner in this event. So, she managed her mighty mouth for something prestige, eh? |
Komentar
Posting Komentar