Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Postingan Pertama Dengan Predikat Baru

Kenalkan, nama saya Devi Okta yang sejak Maret 2016 sudah punya predikat baru : mahasiswa. Untuk pertama kalinya sejak lulus dari sekolah menengah atas hampir 6 tahun yang lalu, akhirnya saya punya predikat anak sekolah lagi. Bergelut dengan buku-buku lagi, dengan tugas-tugas, dan dengan diskusi. Ketika tulisan ini diposting, saya sudah mulai menjajaki semester kedua. Nilai ujian semester satu baru saja dibagikan semingguan lalu. Dari 6 mata kuliah, lima diantaranya saya dapat nilai A. Cuman ada satu mata kuliah yang dapat nilai C, dan itu adalah.... mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Tengsin abis. Kalo Pak Hamid, Pak Arwani, Pak Kaelani, Bu Umami, dan guru-guru lain yang pernah ngajarin saya ngaji sampai tau saya dapat nilai C, saya pasti langsung dicoret dari daftar alumni. But that's over. Semester dua akan dimulai sebentar lagi. Selamat tinggal, pelajaran Agama. Halo kamu, ilmu sosial budaya. Lalu kenapa akhirnya kuliah lagi, Dev? mungkin kamu bertanya. Pertama karena memang a

Three Woman Characters in Movie that I Should Learn From

Ada banyak faktor yang membuat sebuah film menjadi memorable. Jalan cerita, soundtrack, quotes , dan terutama : tokohnya. Beberapa film yang saya tonton punya tokoh utama yang outstanding, sehingga beberapa sifat dan 'gaya'-nya bisa membekas di benak dan kadang menginspirasi. Dalam suasana Hari Wanita Internasional yang diperingati tanggal 8 Maret lalu, berikut ini adalah3 karakter wanita dari film-film kesukaan saya, yang walaupun (too bad) mereka cuma ada di kisah khayalan tapi punya personifikasi dan quotes yang bagus untuk ditiru. 1. Elle Woods portrayed by : Reese Witherspoon movie : Legally Blonde (2001) , Legally Blonde 2 (2003) Sedikit cerita tentang gadis favorit saya ini. Elle Woods adalah tipe cewek yang biasa kita lihat di majalah Cosmopolitan. Elle berambut pirang dan dibesarkan di wilayah Bel Air, tepat diseberang jalan rumah produser ngetop Aaron Spelling. Dia kuliah jurusan Fashion Merchandising, dan berpacaran dengan Warner Huntington III seorang anak dari

Cerita Loki

Oke, ini Loki : Loki adalah nama boneka beruang berwarna pink yang sudah empat tahunan ini setia nemenin saya tidur. Kalo saya lagi kena sindrom ABGlabilitis --memekik gemas karena barusan ditelpon gebetan atau senyam-senyum setelah nerima Whatsapp dari si mantan terindah-- biasanya saya akan meremas kepala Loki. Berhubung saya nggak punya guling (trauma masa kecil gara-gara dikasih tau tetangga kalo guling bisa berubah jadi pocong), maka Loki adalah satu-satunya benda yang saya peluk sambil meringkuk di dalam selimut ketika cuacanya dingin. Loki bukanlah sebuah hadiah dari seseorang. Saya juga tidak membeli Loki di toko boneka. Cerita Loki berawal dari tempat sampah. Loki adalah benda buangan. Ceritanya, sekitar pertengahan 2011 saya punya temen kos namanya Daniati. Si Daniati (alias Dani) ini walaupun umurnya sepantaran adek saya tapi dia udah nikah. Oke, saya kalah dalam hal ini. Suami Dani namanya Her... bentar, namanya Herman apa Heru ya? Kayaknya sih Herman. Kerjany

A Day in Dufan - 16 Jan 2016

"Kenapa harus Dufan?" Pertanyaan ini paling sering dilontarkan oleh orang-orang ketika saya dengan semangatnya menjawab "Dufan!" sebagai destinasi wajib kalo ke Jakarta. Bukan Monas, bukan TMII atau Sea World. Tapi Dufan, the one and only. Kalau sudah mengunjungi Dufan, saya udah plong. Mau diajak kemana aja setelahnya, saya manut. Selain jumlah bioskop, nggak ada yang lebih bikin saya jealous terhadap orang Jakarta selain karena mereka punya taman rekreasi kayak Dufan. Dufan alias Dunia Fantasi adalah taman hiburan yang terletak di kompleks Taman Impian Jaya Ancol. Sejak diresmikan tahun 1985 dengan maskot Kera Bekantan yang didandani dengan funky, Dufan telah menjelma menjadi tempat wisata keluarga dengan wahana permainan yang oke untuk menguji adrenalin maupun teriak-teriak (atau dalam kasus saya : misuh-misuh). Saya masih ingat, kunjungan pertama saya ke Dufan adalah tahun 2004 pada acara Karya Wisata SMP. Selain ke Dufan, waktu itu kami juga mengunjungi

Namanya juga Iklan

Back to couple years ago, waktu saya latihan debat bahasa Inggris di sekolah dulu pernah ada motion (topik) debat seperti ini : This house believes that cigarette advertisements are bad . Kami diminta membuat opini tentang iklan rokok, apa bahayanya dan kenapa bisa dikatakan jelek (bad). Beberapa siswa, termasuk saya, berebut bicara : “karena rokok mempengaruhi kesehatan!” “karena bisa menimbulkan kanker!” “karena merugikan paru-paru” See? Semua orang (iya, semua orang termasuk saya) terjebak. Mereka melontarkan alasan-alasan tentang bahaya rokok , padahal topiknya adalah cigarette advertisement alias iklan rokok . Sekali lagi ya. I-K-L-A-N. Bukan rokoknya. Sial, kami terpedaya. Huh. Kenapa iklan rokok dikatakan bad (jelek) ? Sebagai tim affimative (pendukung topik) kita bisa jabarkan dalam alasan berikut : - Pertama karena tampilannya. Iklan rokok yang kita lihat di TV rata-rata menampilkan profil pria-pria dengan potongan masa kini, gaya hidup berselera tinggi, punya kapal pesiar,

[event report] #Nusantarap tour edisi Semarang

Bahwa Pandji Pragiwaksono adalah seorang presenter, kita sudah tau. Bahwa Pandji juga seorang standup comedian yang sudah membuat tour keliling Indonesia dan Mesake Bangsaku World Tour, kita juga tau. Bahwa Pandji sering diajak berdebat soal peristiwa sosial dan politic awareness, kita juga sudah tau. Tapi malam itu, masyarakat menyaksikan hal lain yang juga bisa dilakukan oleh bapak dua anak ini : bahwa Pandji Pragiwaksono adalah seorang rapper. Dan bukan hanya seorang rapper biasa. Dia rapper sekaligus provokator. Tercatat sudah ada 4 album yang dihasilkan Pandji, dan lagu-lagunya sedikit sekali yang berkisah tentang cinta tapi lebih banyak membicarakan Indonesia. Lirik lagunya memiliki nafas yang sama : bahwa masyarakat harus selalu melek dan aktif menjadi watchdog pemerintah. Harus memantau dan mengawasi. Harus selalu mengkritisi kebijakan mereka. Harus tanggap pada keputusan. Harus berani memberikan suara, karena bagaimanapun juga para wakil rakyat bisa duduk di kursi pe

{Event Report] #FOURGASM – Momentum ulangtahun ke-4 komunitas @StandupIndoSMG

Sabtu yang padat. Tanggal 26 September 2015 lalu adalah perayaan ulangtahun ke-4 komunitas Standup Comedy kota Semarang (S.U.C.K.S) dimana mereka mengadakan gelaran komedi bertajuk "Fourgasm" dengan mendatangkan empat komika ibukota : Muhadkly Acho, Awwe, Wira dan Indra. Saya udah pernah liat perform Acho sebelumnya di Jogja, but I'd love to see him again. Sedangkan Awwe, yah siapa sih yang nggak mau liat Presiden komunitas Standup Comedy Indonesia ini? Lalu ada Indra dan Wira yang beberapa kali saya lihat di Kompas TV. Maka dari itulah, ketika saya melihat informasi acara ini di twitter @StandupIndoSMG, saya langsung menyatakan diri untuk nonton acara ini. 26 September saya bakal kesana! Beberapa hari menjelang acara, saya diberitahu HRD kalo di tempat kerja saya bakalan ada Panggung hiburan Kolaborasi pada hari Sabtu, 26 September. Kalau saya diminta jadi MC, saya jelas terancam nggak bisa nonton #Fourgasm. Saya sudah minta izin pada HRD supaya mereka menunjuk or