Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

A to Z hot Male Celebs in 2015

Tahun 2014 lalu saya pernah bikin list selebriti cowok keren dari A sampai Z versi saya. Isinya random. Ada penulis, penyanyi, sutradara, aktor sampai atlet. If you want to read it, please simply click this  link Waktu saya cek, views-nya mencapai 1222. Gilak. Entah memang beneran ada 1222 orang yang baca posting itu atau jangan-jangan posting itu cuma dibaca berulang-ulang sampai 1222 kali sama satu orang? Entahlah, tapi yang jelas ternyata memang menyenangkan ya, melihat parade cowok-cowok ganteng :) Tahun 2015 ini saya juga kembali mendaftar selebriti-selebriti cowok yang mengagumkan dari A sampai Z versi saya. Kalau tahun lalu list diisi oleh Josh Hutcherson, Logan Lerman, Orlando Bloom sampai Quentin Tarantino, tahun 2015 ini isinya lebih random. Nggak hanya seleb muda, seleb yang udah senior pun ikut didaftar because they had influential achievement. And here they are, the list of A to Z Hot Male Celebrities in 2015 based on Devi's rank ............... *drum roll* A

Make A Wish

Ngomong-ngomong, hari ini saya ulangtahun. Oh shit. Itu artinya saya tambah tua. Biasanya saat berulang tahun orang-orang akan make a wish. Membuat keinginan. Menyenandungkan harapan. Bagi sebagian orang, momen make a wish terjadi beberapa detik sebelum mereka meniup lilin di atas kue ulang tahun. Kalau saya mah ogah ya, diminta ngucapin keinginan/doa sebelum meniup kue ultah. Dengan waktu yang kurang dari semenit saat make a wish itu, doa apa yang mau saya ucapkan? Kemungkinan besar yang saya ucapkan adalah hal yang melintas di pikiran saya waktu itu. Dan biasanya, hal yang melintas di pikiran saya waktu itu adalah hal yang random. Misalnya, pengen makan es krim Sundae sambil disuapin Logan Lerman. Atau naik kapal pesiar sama Tom Cruise. Atau nginep semalam di Istana Negara. Tuh, random kan? Makanya saya mending ngucapin doa habis sholat aja. Soalnya biasanya doa saya panjang-panjang (banyak maunya, huh!) dan doanya juga harus spesifik agar Yang Maha Mendengar berkenan mengabulkan p

Tolong ya. Please.

Saya sering dimintai tolong oleh teman, tentang hal-hal yang berkaitan dengan bahasa Inggris. Bikin naskah pidato, menerjemahkan artikel, bikin teks untuk perkenalan di depan kelas, atau bikin kalimat dengan tenses tertentu. Saya sih mau-mau aja bantuin mereka. Namanya juga temen. Tapi yang membuat saya sedikit jengkel adalah cara mereka meminta. Biasanya mereka akan kirim pesan via Whatsapp atau Facebook messenger, dan hampir semuanya akan menulis : "Boleh minta tolong nggak?" Yes, it's only 4 words. But this sentence is so quite irritating me. "Bisa minta tolong nggak?" Nah, dengar saja. Bagaimana saya bisa menjawab, lha wong mereka saja belum memberitahu akan minta tolong dalam hal apa. Tak bisakah mereka langsung menulis "Boleh minta tolong nerjemahin artikel? Nggak banyak kok, cuma empat paragraf, tentang kesehatan. Deadline-nya dua hari" Tuh, simpel kan? Dan jelas, kalimat barusan lebih to the point. Orang yang membaca kalimat itu l

The new members of Devitopia

Saya punya kesayangan baru. Sini, saya kenalin. Sejak lima bulan belakangan ini, saya punya 'yayang' baru. Yang biasa saya bawa kemana-mana. Yang menemani saya saat bengong. Yang membantu saya membunuh idle time . Yang membuat saya seolah masuk ke sebuah gelembung dan lupa pada hal-hal lain. Dan jumlahnya nggak hanya satu. Tapi ada tiga. Yang pertama adalah sepeda saya. Namanya Mi Azul Fuerte. Atau saya panggil Azul. Sepeda merek Polygon tipe Monarch 2.0 ini saya beli saat menang arisan bulan Mei. Sudah lama saya berangan-angan punya sepeda sendiri untuk berangkat kerja. I was purchasing this bike from Rodalink , which is the official store of Polygon. Toko Rodalink ini ada di area Bangkong, Semarang. Harganya (waktu itu) IDR 1600 K. Sebenarnya, Toko Rodalink menyediakan jasa pengantaran sih. Waktu saya tanya berapa kira-kira biaya pengiriman ke Genuk, si pramuniaga menjawab "sekitar 100 ribu mbak" Mulut saya langsung mangap. Dari Genuk ke Bangkong musti ba

In the name of Fear

SATU Beberapa waktu lalu saya nonton ulang film Harry Potter kelima (Harry Potter and the Order of the Phoenix) dari DVD. Walaupun udah hapal ceritanya tapi saya nggak pernah bosen nonton ulang. In my opinion, dari semua film Harry Potter lainnya, film kelima ini adalah adaptasi yang paling bagus dan paling emosional kedua setelah Harry Potter and the Deathly Hallows part 2. Problema dilematis yang dilewati Harry di masa transisinya sebagai remaja begitu rumit. Persidangan di Departemen Sihir, sikap Profesor Dumbledore yang tiba-tiba menjauh, kisah cintanya dengan Cho Chang (yang akhirnya kandas, hahaha.. saya senang sekali!) dan puncaknya Harry kehilangan satu-satunya keluarga yang masih dimilikinya (dan saya nangis waktu adegan ini. Biarin) Di film kelima ini, Pangeran Kegelapan Lord Voldemort mulai bangkit. Sesuatu yang amat ditakuti oleh semua masyarakat sihir. Terjadi pelarian besar-besaran di penjara Azkaban dan penyihir-penyihir keji kembali mengabdi pada tuan besar mereka. Ke

Hal-hal yang selalu muncul di film horor ala Hollywood

Saya adalah pecinta film. Film Indonesia atau luar negeri, baik nonton langsung di bioskop atau lewat DVD. Meskipun mengaku menyukai film dari berbagai macam genre, tapi kebanyakan film yang saya tonton adalah film horor. Insidious, Final Destination, Ouija, Sinister, Woman in Black, Jessabelle, The Pact, Cabin in The woods, The Conjuring (one of my favorite until today), hingga film-film horor luar negeri jaman dulu kayak Texas Chainsaw Massacre, Children of Corn, Nightmare on Elm Street, dan Amityville. Tahun 2015 ini ada film horor yang saya tunggu : Crimson Peak, dengan sutradara Guilermo Del Toro. Crimson Peak lumayan mencengangkan walaupun hasil akhirnya bukanlah film horor murni, melainkan sebuah drama cinta gothic yang tragis. Lalu ada Sinister 2, sekuelnya Sinister yang juga menyeramkan. Sebetulnya kalau mau jujur ya jika dibandingkan dengan Hollywood, horor buatan sineas Asia jauh lebih...lebih..lebih.. BAIK. You don't hear it from me. Film-film seperti The Ring (Jepang),