Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Shura No Hana (a song from Kill Bill vol.1)

Shura No Hana secara terjemahan berarti The Flower of Carnage atau Bunga dari Pembantaian. Awalnya Shura No Hana adalah judul lagu yang dinyanyikan oleh artis dan penyanyi Jepang bernama Meiko Kaji. Lagu ini menjadi theme song film Lady Snowblood yang dibintangi oleh Meiko Kaji sendiri. Film Lady Snowblood disutradarai oleh Toshiya Fujita dan diangkat dari manga berjudul Shurayukihime. Lady Snowblood - Born for Revenge Lagu Shura No Hana ini juga muncul di film Kill Bill volume 1 (and that was the first time I heard this song, hehehehe) yaitu saat adegan final fight antara Beatrix yang diperankan Uma Thurman melawan O'ren Ishii (Lucy Liu). Di sebuah pekarangan, di tengah turunnya salju tipis-tipis, dua karakter ini beradu pedang Samurai. O'ren Ishii menolak mempercayai bahwa pedang Beatrix adalah pedang buatan Hattori Hanzō, sampai akhirnya di akhir duel dia dikalahkan Beatrix.  Beatrix memotong bagian atas kepala O'ren Ishii. Sebagian rambut dan otak O

Sabtu di Karangayu (part.3)

Sudah lebih dari 1 bulan sejak pertemuan terakhir, dan saya kangen sama anak-anak PAUD ini. Kangen sama ramainya mereka, kangen sama polah mereka, kangen ekspresi polos mereka. Oh, how I miss their hysteria. Gemes dan kangen buaangeeeettt! *Ehem. Maafkan untuk ke-unyu-an yang baru saja terjadi. Bayu akhirnya mengajak saya lagi pada pertemuan ketiga di PAUD Cendekia. Harusnya sih sesuai kesepakatan pertama, saya cuma datang dua kali : tanggal 1 dan 8 Februari. Harusnya, tanggal 15 Februari akan diisi dengan lomba mewarnai yang dipandu oleh pasukan KKN sendiri. Dan harusnya, saya nggak bisa membantu di sesi ke-3 karena nggak bisa izin pulang awal tanggal 15 Februari. Dan harusnya lagi, saya bilang tidak waktu Bayu bertanya apakah saya bisa mengisi lagi. Tapi realitas berkata lain. Sebagai teman yang baik dan berbudi mulia , saya menjawab "Ya" waktu Bayu bertanya apakah bisa datang lagi pada hari Sabtu tanggal 15 Februari. Saya tegaskan ke Bayu bahwa saya nggak bisa izin pulang

Response and Reaction

Oke, bayangkan ada restoran berkelas, luxurious, dan dipenuhi pengunjung saat jam makan malam. Tamu-tamu elegan duduk dan mulai bersantap. Para pelayan bergiliran menghidangkan pesanan dan menuang anggur. Gelas-gelas berdentingan, bunyi lirih mulut mengunyah, bunyi sendok beradu dengan piring, mangkuk sup ditaruh dan dibuka tutupnya. Kemudian....... "Aaaaarrrggghh!!!!" Seorang nyonya berdiri, berteriak histeris, mengibas-ngibaskan lengannya dan menunjuk meja makan. Lebih tepatnya, menunjuk kecoak diatas meja makan. Si suami meraih serbet makan, kemudian -sementara si nyonya masih histeris- si suami menyapukan serbet ke meja makan untuk menjatuhkan si kecoak lalu menginjaknya. Tapi si kecoak bukannya jatuh ke lantai, malah terlempar dan mendarat di pundak nyonya meja sebelah. Si nyonya meja sebelah berteriak histeris, nyaris naik ke atas kursi, mengibas-ngibaskan kecoak dari pundaknya.... ... lalu si kecoak terlempar lagi dan mendarat di atas kepala seorang nyonya di s

Jika ia sebuah cinta

jika ia sebuah cinta ia tidak mendengar, namun senantiasa bergetar jika ia sebuah cinta ia tidak buta, namun senantiasa melihat dan merasa jika ia sebuah cinta ia tidak menyiksa, namun senantiasa menguji jika ia sebuah cinta ia tidak memaksa, namun senantiasa berusaha jika ia sebuah cinta ia tidak cantik, namun senantiasa menarik jika ia sebuah cinta ia tidak datang dengan kata-kata, namun senantiasa menghampiri bersama hatinya jika ia sebuah cinta dia tak mesti selalu berlari tapi akan menghampiri perlahan walau pasti jika ia sebuah cinta ia tidak terucap dengan kata, namun senantiasa hadir dalam sinar mata jika ia sebuah cinta ia tidak hanya berjanji, namun senantiasa mencoba memenuhi jika ia sebuah cinta ia mungkin tidak suci, namun senantiasa tulus jika ia sebuah cinta ia tidak hadir karena permintaan, namun hadir karena kerelaan jika ia sebuah cinta ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan jika ia sebuah cinta......

Sampe Segitunya?

Saya bukanlah penggemar fanatik Harry Potter. Setidaknya, terlalu berlebihan menyebut saya demikian. Ya, saya memang suka Harry Potter dan mengikuti perkembangan filmnya. Saya hafal sebagian besar karakternya, sebagian besar adegan di filmnya, dan kalaupun saya diminta untuk menceritakan kisah Harry Potter, dengan senang hati saya akan menjelaskannya buat kamu, terutama di bagian ending tentang kenapa tongkat Elder tidak bisa dipakai Voldemort untuk membunuh Harry. Ya, saya paham semua cerita Harry Potter :D Dan saya tau, saya bukan satu-satunya. Saya punya beberapa teman yang ngefans sama Harry Potter, punya semua novelnya, membeli semua majalah yang menampilkan Harry Potter sebagai cover, punya kaos, buku notes, jam dinding dan merchandiser Harry Potter, bahkan selimutnya juga Harry Potter. Saya sampai nggak berani ngitung berapa duit yang sudah dia keluarkan. Hehehehe :3 Dan saya tau, temen saya bukan satu-satunya. There are some other persons who can afford many items about somethi

Mengenal Rating Film

Ini postingan yang ke-83. Let's talk something essential in movies : Movie Rating. Saya suka nonton film, dan bagi kamu yang juga suka nonton pasti kamu sering mendengar kata rating ini. Apa itu rating? Secara bahasa, Rating berarti klasifikasi, pengelompokan atau pemberian peringkat based on a comparative assessment of their quality, standard, or performance. Yang akan saya bahas ini adalah pemberian rating film berdasarkan isi filmnya dan kelayakannya untuk ditonton bersama keluarga dan anak-anak. Kalau kamu tertarik membaca detailnya, please visit : MPAA official site . Ini adalah situs resminya Motion Picture Association of America (MPAA), sebuah perkumpulan yang mewakili enam studio besar Hollywood. Dan.... inilah jenis-jenis rating yang dipakai di perfilman Amerika, yang sering dipakai juga sebagai patokan rating film lainnya:  G — General Audiences. All Ages Admitted Film yang mendapat rating G atau General Audience tidak mengandung sesuatu yang berbahaya atau terlarang

There's something about the Boss

Nama saya Devi. Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta, di sektor manufaktur pakaian jadi.     *nama perusahaannya nggak perlu disebutin aja kali ya*     Sampai postingan ini ditulis, saya masih kerja di bagian perencanaan, atau dalam istilah resmi pabriknya : Production Planner and Material Control.   Dibandingkan dengan teman-teman lain yang juga bekerja di perusahaan swasta, saya termasuk awet. Sementara teman saya yang lain udah pada resign dan pindah ke tempat kerja baru, saya masih aja stay disini. Betahkah saya? Enggak juga sih. Saya juga pengeeeeen banget pindah ke perusahaan lain yang kerjanya cuma dari Senin - Jumat. Jadi saya punya waktu untuk kuliah di hari Sabtu dan Minggu. But until today, I haven't proposed my resignation letter and still sit in my chair doing my task. Rencananya sih taun ini saya bakal mengundurkan diri. Doakan aja. hehehe     Tapi soal rencana resign ini mending saya bahas sama HRD aja ya. Nggak