Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Mimpi hari Kamis malam tanggal 07 Desember 2017

Saya pernah baca novel The Story Girl karangan LM Montgomery (terjemahan Bahasa Indonesia : Si Gadis Pendongeng), yang mana disebutkan bahwa makan ketimun di malam hari bisa membuat seseorang memimpikan hal yang fantastis. Percaya nggak percaya sih, lagipula tidak ada penjelasan ilmiahnya. Tapi setiap kali saya mimpi aneh, saya lalu mencoba mengingat apakah malam sebelumnya saya makan sesuatu yang mengandung ketimun : entah itu nasi goreng, gado-gado, atau ayam penyet dengan lalapan timun. Pada hari Kamis malam (atau malam Jumat) tanggal 7 Desember saya kebetulan makan tahu gimbal dan di dalamnya ada seiris timun. Malamnya pas tidur, saya mengalami mimpi yang mungkin akan menginspirasi Aa Gatot Brajamusti bikin sekuel Azrax. Apakah ini mimpi yang muncul gara-gara makan ketimun di malam hari? Nggak tau ya. Mumpung saya masih ingat, saya mau nulis mimpi itu di sini. Tumben-tumbenan nih, saya sharing mimpi di blog. Nggak apa-apa lah ya? Itung-itung biar blog ini nggak terlalu sepi postin

[Ulasan Film] : Bad Genius - 2017

Bad Genius adalah sebuah film thriller heist drama buatan sineas Thailand, Nattawut Poonpiriya, yang sempat ditayangkan di Cinemaxx JavaMall Semarang pada 23-30 Agustus 2017. Sebuah film yang mengulas tentang salah satu praktik paling kuno dalam dunia pendidikan : sontek-menyontek, dan mungkin saja film ini masih ditayangkan hingga awal September kalau saja film Warkop DKI Reborn part 2 dari Falcon Pictures tidak ditayangkan pada 31 Agustus dan mencuri banyak slot teater di bioskop-bioskop. Mari kita mulai ulasan kali ini dengan fakta bahwa saya belum pernah sama sekali nonton film Thailand di bioskop. Tidak seperti Bayu, kakak kelas saya, yang lumayan paham soal sinema Thailand (dan sempat memuja Nattasha Nauljam), referensi film saya masih didominasi Hollywood dan film lokal. Beberapa film Thailand yang pernah saya tonton di TV kabel kebanyakan genre-nya horor, sebutlah Shutter, Coming Soon, 4Bia, Ghost Mother, Alone , sampai The Eye . Yang komedi, misalnya Suckseed atau I Fin

“I Want to Ride My Bicycle, Na Na Na...”

Nama saya Devi Okta dan ini adalah postingan ketika mengikuti acara Fun To Bike alias Sepeda Sehat di tempat kerja saya. Acara ini diadakan sebagai salah satu kampanye kepedulian lingkungan dari PT USG dalam mengurangi emisi dan gaya hidup go green . Acaranya sendiri diadakan pada hari Minggu 10 September, bertempat di PT USG Ungaran. Semua orang boleh ikut acara ini, asalkan dia berstatus sebagai karyawan atau keluarga karyawan, atau sanak famili dan handai taulan karyawan.  Syaratnya cuma satu : punya sepeda. Mau sepeda gunung, sepeda mini, ataupun sepeda BMX. Mau sepeda onthel yang tinggi banget itu juga boleh. Dan tentu saja acaranya gratis. Dan karena saya memenuhi semua persyaratan tadi (status karyawan dan punya sepeda) akhirnya saya mengiyakan ajakan dari staf HRD yang mendaftarkan saya ikut acara ini. Masalahnya cuma satu : saya ngekost di daerah Karangjati, sementara acaranya ada di Jalan Diponegoro Ungaran. Bagi kalian yang tinggal di sekitaran Semarang, k

[Ulasan Film] The Napping Princess - 2017

Satu lagi film buatan animator negeri Sakura yang menyambangi Indonesia. Pada bulan Agustus lalu Cinemaxx menayangkan film The Napping Princess , atau yang memiliki judul asli Hirune Hime: Shiranai Watashi no Monogatari (judulnya panjang amat yee... Saya nyerah deh, kalo disuruh nulis pakai hiragana). Secara bahasa, judul tadi bisa diterjemahkan menjadi Napping Princess: The Story of the Unknown Me . Sesuai judulnya, film yang berdurasi hampir dua jam ini menceritakan tentang anak perempuan yang gampang sekali tidur. Dalam bahasa Jawa, orang seperti ini disebut borok -- tibo langsung ngorok . Si anak perempuan bernama Kokone Morikawa ini sering banget jatuh tertidur, lalu bermimpi. Nah, mimpi inilah yang membawanya pada petualangan seru dan aksi kejar-kejaran untuk menyelamatkan nasib ayahnya yang ditangkap polisi, sekaligus mengetahui siapa sebenarnya jati diri Kokone. Waktu filmnya mulai (yang nonton cuma 10 orang aja, huhuhu) di bagian awal muncul logo Signal.MD selaku pembuat fi

Man Machina

Tutup dan Majunya sebuah pabrik garment tidak hanya berpengaruh pada karyawannya. Hari Selasa lalu kepala departemen saya mengirim pesan surel yang berisi potongan artikel dari Bloomberg dan Time . Yang satu membahas tentang berubahnya peta pekerjaan di wilayah Asia karena dominasi mesin dan robot, sementara artikel satunya lagi tentang fenomena mall-mall perbelanjaan di Amerika yang tutup di tahun 2017. Ada lagi artikel lain, dilansir dari South Cina Morning Post yang juga bicara tentang penggunaan mesin otomatis, sampai artikel dari Sourcing Journal yang lagi-lagi masih soal robot untuk menyokong produktivitas. Para manajer di tempat kerja saya memang secara teratur membagikan artikel (online atau cetak) tentang kondisi bisnis garment maupun sekedar motivasi ringan. Pada artikel berjudul "The Asian Jobs Ladder is Broken" dari Bloomberg tertulis bahwa penggerak industri pabrik, utamanya di Tiongkok sedang gencar mengganti tenaga pekerja dengan mesin. Di industri tekstil,

[Ulasan Film:] In This Corner of The World (Kono Sekai no Katasumi ni) - 2017

Sepanjang hidup saya, baru dua kali saya nonton film animasi dua dimensi di bioskop. Yang pertama sewaktu menyaksikan Tonari No Totoro (1988) produksi Studio Ghibli, arahan filmaker kenamaan Hayao Miyazaki. Waktu itu film Tonari No Totoro ini diputar eksklusif selama 7 hari di Paragon XXI dalam rangka Festival The World of Ghibli Jakarta. Yang kedua kalinya adalah film Kono Sekai no Katasumi ni atau In This Corner of The World, film yang dirilis tahun 2016 di Jepang dan kebetulan ditayangkan di beberapa bioskop Indonesia mulai tanggal 14 Juni 2017. Film kedua yang saya sebut ini akhirnya saya tonton di Cinemaxx Javamall Semarang, dan penontonnya mungkin cuma 15an orang. Tidak mengherankan sebenarnya, mengingat animo masyarakat terhadap film anime negeri Sakura yang tak sebegitu besar dibanding film berbudget jor-joran buatan Hollywood.Terlebih, film animasi ini tayang bersisian dengan raksasa DCEU ( WonderWoman ) dan blockbuster dari Tom Cruise ( The Mummy ). Ini juga bukanlah ya

Teknik Audio Video 2010 : The Trivias

Tepat hari ini, tujuh tahun yang lalu, saya wisuda dari SMK Negeri 7 Semarang. Sekolah yang juga dikenal dengan nama gaul "Stembase" di kalangan pelajar Semarang ini ibaratnya seperti candradimuka untuk saya dan teman-teman selama empat tahun. Yang tadinya males, sekarang jadi kenal disiplin. Yang tadinya jarang solat, akhirnya mau sholat dzuhur dan ashar di sekolah. Cewek yang tadinya tomboy, sekarang jadi memperhatikan penampilan gara-gara mayoritas temannya di sekolah adalah cowok. Yang tadinya benci matematika, mendadak jadi John Forber Nash junior gara-gara ada guru PPL matematika yang cakep banget. Yang tadinya megang saklar aja nggak berani, sekarang hobinya gigit-gigit kabel. Ya begitulah kira-kira. Pokoknya banyak perubahan. Pada posting ini saya mau nulis tentang teman-teman lama saya di SMK. Teman-teman yang selama empat tahun bertumbuh bersama saya di Teknik Audio Video sejak 2006 sampai lulus pada 14 Juni 2010. Foto dan nama lengkapnya sengaja nggak dicantumk