Langsung ke konten utama

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World 

Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya.

Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title.
Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun?

Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini

Rata-rata dari mereka adalah aplikan yang akan menjalani test interview bersama HRD dan bertanya kira-kira pertanyaan apa yang akan dihadapi, apakah harus fasih berbahasa Inggris, sampai pertanyaan seputar departemen. Beberapa aplikan ini ada yang mundur, ada yang tidak lolos seleksi, dan ada juga yang akhirnya sukses diterima kerja di sini. Lumayan, saya ternyata bisa jadi konsultan lowongan kerja, hahaha.. Harusnya saya dapat bonus nih, karena berhasil menggaet orang untuk jadi karyawan di sini. Ehem, halo, bapak-ibu recruitment.

Kalau kalian menyimak serial posting ini, kalian mungkin ingat bahwa selama 89 bulan saya bekerja di sini, saya menghabiskan 4 bulan pertama saya sebagai resepsionis di bagian Office. Setelah itu saya dipindah ke bagian PPMC alias tim Planning, hingga bulan Oktober 2014, sebelum kemudian saya diminta menjadi tim Purchase. Jadi kalo dihitung, saya sudah menjalani tiga puluh sembilan bulan sebagai tim PPMC. Bagian inilah yang akan saya ceritakan di postingan lanjutan kali ini, dan semoga saja menjawab pertanyaan orang-orang yang Googling dan mengetik "Apa itu PPMC" di keyword search mereka. Biar bacanya gampang, formatnya dibikin ala-ala Frequently Asked Question (FAQ) aja yes.

Q : Jadi... PPMC itu apa sih, Mba Dev?

A : PPMC singkatan dari Production Planning and Material Control. Kadang cuma disebut sebagai tim Planning aja. Sesuai arti katanya, departemen planning ini disebut juga departemen Perencanaan. Terkadang di beberapa pabrik lain namanya jadi PPIC -- Planning Production and Inventory Control. Tugasnya hampir sama. Sesuai namanya, departemen Planning ini bertanggung jawab untuk proses pra-produksi, misalnya menentukan material yang akan dipakai, menghitung konsumsi material yang akan digunakan, dan merencanakan timeline produksi (misalnya : kapan kain masuk, kapan accessories masuk, kapan dapat approval) serta mengkalkulasi sisa material yang sekiranya bisa dipakai untuk masa produksi yang akan datang. Tim Planning juga harus memastikan bahwa produksi sudah punya acuan / guideline yang paling akurat supaya proses pembuatan produknya sesuai yang diminta customer.

Dulu waktu pertama kali masuk kerja, dalam bayangan saya tim Planning berarti ikut bertanggungjawab merencanakan dan menciptakan desain baju. Makanya saya cemas waktu dipanggil HRD untuk gabung ke tim Planning. Lha wong saya aja cupu masalah model pakaian, gimana saya mau mendesain pakaian untuk dipasarkan? Tapi ternyata tugas merancang model baju tidak ada di daftar tugas tim Planning. Di tempat kerja saya, semua model dan desain baju sudah ditentukan oleh customer. Bahkan jenis kancing, ritsleting, warna benang, variasi dan motif kain, sampai bordiran (kalau ada) dan cara melipat pakaian, semuanya sudah ditentukan oleh sang customer alias buyer.

Melalui desainer dan teknisi ahli mereka, para buyer ini akan merilis sebuah TechPack alias Technical Package yang berisi segala sesuatu tentang baju yang mereka inginkan, misalnya ukuran baju, panjang lengan, ukuran lingkar dada, ukuran bahu, dan label-label apa saja yang harus dipasang. Technical Package ini penting banget, karena merupakan acuan dalam pembuatan baju. Jadi nggak bisa sembarangan jahit, gitu. Bisa-bisa buyer akan marah karena hasil bajunya tidak sesuai dengan TechPack yang mereka rilis.

Q : Yang dimaksud Buyer itu apa? Pembeli ya?
A : Kurang lebih begitu. Dalam bahasa Inggris kata "Buyer" bisa diartikan sebagai pembeli. Dalam hal ini, mereka adalah pihak yang memberikan order atau pesanan baju untuk digarap oleh perusahaan. Ada buyer lokal, misalnya Sophie Martin, ada juga buyer kelas internasional seperti Sears, Esprit, sampai Hugo Boss yang baju-bajunya gampang ditemui di mall.

Q : PPMC tugasnya ngapain aja, sih?
A : Seperti yang ditulis di bagian awal tadi, departemen PPMC bertanggung jawab untuk proses pra-produksi. Berapa jumlah order yang akan digarap, bahan dan materialnya sudah siap atau belum, dan apakah sudah ada approval yang lengkap dari buyer. Jangan sampai ada yang ketinggalan. Bisa bahaya tuh, kalau di tengah-tengah proses produksi ternyata ada material yang bermasalah (misalnya : benang untuk menjahit jumlahnya kurang atau label yang terlambat masuk). Soalnya bisa-bisa produksi bisa terhambat, yang akhirnya merugikan banyak sektor lain.

Jadi begitulah kira-kira tugasnya Planning. Masih banyak tugas lainnya sih, seperti follow-up sample, mengurusi berbagai macam development, sampai menghitung jumlah konsumsi material yang dibutuhkan.

Q : Sebagai tim Planning, apakah harus bisa Bahasa Inggris?
A : Oh, jelas. Kemampuan berbahasa Inggris secara lisan dan tertulis memang dibutuhkan di bidang ini. Mengapa? Karena sebagian besar komunikasinya dalam bahasa Inggris, misalnya menulis email dan membaca TechPack. Kalau ada klarifikasi atau masukan seputar order, kita juga diminta menyampaikannya dalam bahasa Inggris.

To be fair, kayaknya semua bidang pekerjaan sekarang menuntut bahasa Inggris, deh. Hampir semua perusahaan mencari lulusan dengan kemampuan bahasa Inggris yang baik. Kalau dulu bahasa Inggris dianggap nilai plus, sekarang bahasa Inggris dianggap sebagai kemampuan standard. Artinya, kalau mau jadi kandidat karyawan yang diperhitungkan sebaiknya kemampuan bahasa Inggris juga ditingkatkan.

Q : Kalau nggak bisa bahasa Inggris, terus gimana?
A : Ya ikut les, dong... jangan mantengin akun Lambe Turah melulu.

Q : Apakah ada divisi-divisi di dalam departemen Planning?
A : Biasanya tim planning dibagi menjadi empat team utama sesuai tugas masing-masing : Sample Follow up, Trims Ordering, Bulk Follow up, dan Fabric Follow up. Yang menjadi tim Sample Follow-up bertugas mengurusi pembuatan dan pengiriman sample barang. Tim Trims Ordering bertugas mengerjakan kalkulasi material, memasok material untuk produksi, sampai mengalokasikan material ketika sudah masuk. Demikian juga tim Fabric Follow up yang harus mengurusi kebutuhan kain, mengorder kain untuk produksi, sampai memastikan kain bisa masuk sebelum produksi dimulai. Sedangkan tim Bulk Follow up (biasanya juga sebagai leader) tugasnya mencakup data-data tentang produksi yang berjalan.

Ini tugas Planning yang saya ketahui ya. Untuk perusahaan lain, terus terang saya nggak tau gimana pembagian tugas mereka. Jadi penjelasan ini jangan dijadikan patokan ya, soalnya setiap perusahaan bisa aja beda-beda aturannya.

Q : Apa saja yang didapat dan dipelajari selama menjadi tim PPMC?
A : Belajar menghitung berapa jumlah kain / bahan yang dibutuhkan untuk sebuah baju, belajar memperhitungkan kebutuhan dan konsumsi supaya nantinya tidak over-booking, belajar menulis email secara efektif dan sistematis, sampai menghandle pengiriman barang atau sample ke luar factory bahkan pengiriman ke luar negeri.

Kalau secara soft skills, menjadi Planning tentunya menuntut ketelitian, disiplin, kesabaran, kerjasama dengan tim, serta berkomunikasi yang baik kepada sesama tim Planning maupun komunikasi ke departemen lain. To be fair (again), jenis-jenis soft skill seperti ini juga dibutuhkan pada bidang pekerjaan lain.

Q : Enak nggak sih, kerja jadi tim Planning atau tim PPMC ?
A : Nggak enak. Yang enak tuh jadi fotomodel. Duduk diem dan pasang muka jutek aja dibayar mahal. Hadeeh, pertanyaan apa ini -_____-

Q : Adakah pengalaman yang berkesan sebagai tim PPMC?A : Lumayan banyak. Karena PPMC tidak hanya berhubungan dengan orang produksi saja, tetapi juga dengan management, head office, dan buyer. Pengalaman dengan orang produksi, misalnya bagaimana menghandle pembuatan garment yang styling-nya rumit. Kalau di Indonesia mungkin jarang ya, ditemui baju-baju yang aneh (contoh : baju dengan efek wash-out, bleaching, atau motifnya rumit) tapi para konsumen di luar negeri justru baju-baju seperti ini yang dicari. Semakin rumit model bajunya, tekanan mengerjakannya makin tinggi. Tekanan kayak gini kadang memicu orang jadi sensitif karena terus dikejar-kejar target. Jadi yaa kudu profesional, nggak boleh ikutan kepancing emosi dengan karakter orang yang berbeda-beda ini.
Pengalaman dengan para buyer juga gitu. Ada buyer yang maunya baju extra halus, sehingga harus dicuci lama sebelum akhirnya dikirim - padahal tempo pengerjaannya mepet banget.

Tapi asiknya, bekerja di industri garment membuat kita terlatih melihat kualitas sebuah baju. Kalau sedang belanja ke mall atau bazaar pakaian di supermarket, para pekerja industri garment bisa langsung menilai bagus dan cacatnya baju yang mereka pegang, karena sudah terbiasa melihat jenis kainnya sampai kualitas jahitannya.

Jadi demikianlah, daftar Frequently Asked Question seputar PPMC. Semoga menjawab rasa penasaran kamu-kamu yang ngetik "apa itu PPMC" di Google dan nyasar ke blog ini.

Dengan selesainya Chapter 4 (yang sungguh sangat singkat ini), maka postingan berjudul "I can't believe I have been three years here" juga ikutan selesai. Nggak usah sedih, baca-baca aja postingan yang lain. Atau kenalan langsung juga boleh, biar bisa ngobrol-ngobrol soal hal yang lain #PromoinDiriSendiri

See ya later, folks!


Devi Okta
@AlwaysDevi

Komentar

  1. PPMC disana sama apa tidak dengan Merchandiser (MD)?

    BalasHapus
  2. Masih kerja disana mba?
    Nganu mau nanya, biasabya berapa lama waktu dari mulai masukin lamaran sampai ada panggilan interview?

    BalasHapus
  3. that was so cool and help me alot! thank you. xoxo

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam