Langsung ke konten utama

#ThreeMasKenthis - A Journal (which seems too late to tell, by the way)

Three Mas Kenthis adalah sebuah pertunjukan komedi tunggal yang diadakan oleh komunitas Stand Up Comedy Kota Semarang (disingkat S.U.C.K.S), dalam rangka perayaan ulang tahun ke-2 komunitas ini.

Bertempat di ballroom Pakoe Boewono - Hotel Pandanaran Semarang, acara yang dimulai pada pukul 19.00 pada hari Sabtu 7 September 2013 (hehe.. udah lama ya? Sorry baru cerita sekarang) ini dibuka oleh duo MC kocak Parweed dan ...... ah, lupa siapa nama pasangan MC-nya. Kayaknya Bignoy deh.
*habis mukanya kurang ganteng sih, jadinya kelupaan. hehehe*

Yang bikin acara ini spesial adalah bintang tamunya. Khusus di acara ulangtahun keduanya, komunitas StandUp Comedy Semarang mengundang tiga juara ajang StandUp Comedy KompasTv season 2.
Genrifiadi Pamungkas (juara 1), Gilang Bhaskara (juara 2) dan Kemal Palevi (juara 3) khusus didatangkan untuk menghibur acara malam itu.

Bagi yang tidak suka acara StandUp Comedy, acara seperti ini pasti dianggap biasa. Apalagi acaranya pas Sabtu Malam. Pasti banyak yang milih jalan sama si pacar.
Boro-boro mereka minat nonton, kenal sama bintang tamunya aja enggak.

Tapi untuk seorang Devi Oktaviasari, ini acara yang paling ditunggu.
Ini acara Wajib Tonton. Ini terlalu manis.
Menyaksikan Gilang Bhaskara secara Live? Aww... just like a dream come true!
Ini bukan masalah ngefans atau nggak ngefans, ini masalah kesempatan. Kapan lagi liat Tiga Juara ini secara Live di kota saya sendiri?
For me, it's like Now or Never. Belum tentu tahun depan mereka bisa ke Semarang lagi kan.

Jadi begitulah. Tanpa ragu saya beli tiketnya. Walaupun sisa duit gajian tinggal ala kadarnya. Walaupun masih tak tahu nanti kesana sama siapa. Pokoknya nonton!

Berbekal informasi dari twitter, saya ke Le Resto Tung De Blang untuk membeli tiket.
Mas Obin, mantan penyiar Suara Sakti dan kebetulan juga seorang StandUp Comedian memberikan kuitansi pembayaran saya.
"Nanti pas hari H, kuitansi ini kamu kasihin ke panitia. Sekalian milih tempat duduk", katanya.

Mau tau harga tiketnya berapa? Rp 90.000,00. Yep, nyaris 100ribu. Tapi ini masih rasional, soalnya bintang tamunya yang tampil ada 3 orang sih.
Kalau yang tampil cuma 1 orang mah biasanya juga harga tiketnya 45 - 50ribu.
Sebetulnya, kalau saya beli tiketnya antara tanggal 19-25 Agustus, harganya cuma 60ribu.
Tapi apa daya, pada tanggal-tanggal itu saya masih dalam periode tanggal tua. Benar-benar jadi fakir.

Pada hari H, saya pulang kerja jam 17.00 dan langsung naik bus ke Hotel Pandanaran Semarang.
Yep, masih memakai seragam karyawan. Sangat kontras dengan muda-muda lain yang datang ke Ballroom hotel Pandanaran dengan pakaian hip.
Mereka fashionista, saya buruhnista. Mereka melihat saya dengan tatapan aneh.

Bodo amat. Kan saya kesini bukan mau nonton mereka?

Lagian kalau mereka membicarakan atau ngrasani saya secara diam-diam, ya biarin aja. Toh saya juga nggak setiap hari ketemu orang-orang ini. Salah satu prinsip yang saya pegang.

Jam 18.30 saya menukarkan kuitansi tiket dan memilih kursi. Lagi-lagi ketemu Mas Obin. "Mau pilih kursi yang sebelah mana?" tanya dia.
Rasanya sedikit panik melihat hampir semua deretan depan sudah terisi. Oh No!
Tapi di deretan seat G, masih ada satu bangku tersisa. Deretan paling pojok kanan. Cuma satu. Pas banget.
"Saya mau yang disini, Kak Obin"

Maka bangku nomer G-24 itu disilang, dituliskan di tiket saya. Selesai. Tinggal duduk manis dan nonton performance para komika.

Jam 18.55 ballroom dibuka, beberapa orang sudah duduk dan mengobrol sama teman mereka. Sementara saya? Melipir pelan-pelan mencari seat G-24, dan duduk.
Beberapa orang melihat ke arah saya. Is she alone? mungkin begitu pikir mereka. Orang-orang melihat saya dengan tatapan aneh.

Sekali lagi, bodo amat. Kan saya kesini bukan mau nonton mereka?

Walaupun saya berusaha cuek, tapi risih juga liat semua orang ngobrol sama temen mereka sambil nunggu acara mulai. Nyaris nggak ada yang sebatang kara kayak saya.
Saya merasa seperti alien Pluto yang baru mendarat di Bumi, melihat sekeliling, sambil sesekali mengutak-atik HP (yang tentu saja sia-sia, karena nggak ada sinyal di dalam Ballroom)

Kenapa saya nggak bawa temen? Karena nggak ada temen saya yang suka acara Stand Up comedy.
Itu alasan pertama. Harga tiketnya juga cukup tinggi untuk mentraktir orang lain. Itu alasan kedua.

Penonton semakin banyak yang berdatangan. Ada yang berdua, ada yang bertiga, berempat. Ada yang satu RT datang semua. Kompak pake baju merah segala. Oh, bukan ding. Ternyata mereka itu rombongan komunitas StandUp comedy Salatiga. Khusus diundang buat datang, tapi nggak perform.
*eh, mereka bayar juga nggak ya? Kalau nggak bayar, harusnya mereka nontonnya berdiri dong. Enak aja berani-berani duduk!*
(kenapa saya jadi marah ala satpam pabrik? saya nggak tau)

Ehem. Kembali ke acara Three Mas Kenthis.

Pukul 19.30 ballroom dimatikan. Dibuka oleh duo MC yang katanya kocak, padahal menurut saya biasa aja. Jarang ada penonton yang tertawa.
"Nggak boleh ada penonton yang merekam acara ini dalam bentuk apapun. Oke?" kata panitia.

Pada 15 menit pertama, sekarang saya percaya kalo penonton Semarang itu termasuk pasif! Mereka kebanyakan nunduk nonton gadget masing-masing (yang tentu saja sia-sia, karena nggak ada sinyal di dalam Ballroom. Udah dibilangin kan?)
Mereka juga pelit tepuk tangan. Jaim amat sih?

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan tiup lilin sebagai syukuran ulangtahun kedua. Lilinnya dari wingko babat. Dan lagunya bukan "Selamat Ulang Tahun..kami ucapkan.." tapi "Wis tuwo....ulang tahun, ngisin-ngisini..."
Gue ngakak, dan dalam hati mencatat bakal menggunakan lagu itu kalau besok ada temen yang ulang tahun.

Performance pertama dibuka oleh Ramaedo Band. Para personilnya adalah para komika lokal Semarang. Dasar namanya pelawak, udah nyanyi bagus-bagus eh, di tengah-tengah liriknya dibikin ngaco.
Lagu Pelangi-nya Boomerang yang metal, tiba-tiba ditengah lagu diselipin Pelangi-nya Pak AT Mahmud. Lagu rock jadi lagu dangdut. Wis, pokoke kacau!

Selain Ramaedo Band, ada grup vokal para komika lokal Semarang, namanya Deres Redjeki. Sebelum nyanyi, mereka kasih ucapan selamat yang makin lama makin ngaco :

"Kami, vocal group Deres Redjeki mengucapkan.... (kata-katanya masih normal, penonton diam)
SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU --> yang ini udah mulai kacau, penonton teriak riuh. Kan harusnya mereka ngucapin selamat ulang tahun?
Tahun 1435 Hijriah, Mohon maaf lahir dan batin --> penonton teriak tambah riuh. Sebagian guling-guling di lantai

Yeah, namanya juga komedian. At least berusaha melucu lah =P
Mereka nyanyi "Tiba-Tiba Cinta" yang dikombinasikan dengan akapela yang bunyinya mirip-mirip sama "dum..dum..pararam.. cidhuk..panci..wajan.. Dum...pararam ram.. cidhuk..panci..wajan"
Dengan formasi ala boyband-boyband alay, Deres Redjeki nyanyi lagu-nya AFI, Menuju Puncak. Lengkap dengan tarian.

"Ini buktinya kalo jadi boyband itu susah, maan! Jadi buat cowok-cowok yang nggak suka boyband, kalian itu Bangsat!"

Mereka bener-bener gokil dan sukses membuat seisi ballroom pecah ketawa.

Setelah Deres Redjeki tampil, panitia meminta beberapa peserta untuk menyebutkan 5 huruf dan 5 angka. Ada yang nyebut A, F, H, L, K dan menyebut angka 13, 8, 24, 5, 21.
Dan ternyata.... itu adalah pembagian doorprize. Huruf dan angka itu lalu digabung jadi satu A13, F8, H24, dst.. Orang yang duduk di seat ini diminta maju, lalu diberi doorprize berupa ..... mainan. That's right. Mainan.
Ada yang bentuknya hairdryer, telepon-teleponan. Mainan-mainan yang biasa kamu jumpai di pelataran SD gitu. Hahahahaha

Lalu duo MC -yang mencoba melucu-  melemparkan beberapa benda kecil-kecil ke penonton, yang ternyata adalah .... Shampo.
That's right. Shampo satu sachet. Aneh-aneh aja mereka ini. Saya berharap berikutnya mereka akan melemparkan Momogi rasa coklat, tapi ternyata nggak terkabul.

And we goes to the main performance : The winners from Stand Up Comedy KompasTV.

Lampu ballroom kembali mati. "Dan inilah dia.... kita panggilkan.... KEMAL PALEVIIII...!!!"
lampu sorot diarahkan ke arah pintu masuk ballroom. Dan itulah dia, si Juara Tiga StandUp Comedy yang muncul dengan kaos putih dan topi baseball, si Onta Arab, dan komedian absurd : Kemal Palevi.

Penonton histeris. Saya berubah jadi ABG labil yang berteriak lebih kencang dari suara Pak Teguh si komandan Satpam. "Kemaaaaaaaalllll....!!!"
*kalau saya bawa teman, mungkin dia sudah tutup telinga gara-gara saya teriak kencang*

Kemal mengucapkan salam, yang dijawab meriah oleh crowd yang datang. "Gue enaknya mau ngomongin apaan ya? Waduuh.." penonton lagi-lagi ketawa.

"Gue kadang suka bingung mau ngomong apa. Lama-lama kehabisan bahan, man. Ntar kalo gue ngulang-ulang materi, gue pasti diprotes. Padahal cari bahan tuh susah lo. Elo kate ngomong kayak gini gampang, apa? Susah, kampret!"
Penonton lagi-lagi ketawa.

"Nama gue Kemal. Gue juara tiga di stand up comedy. Diem lu, jangan ketawa. Kalo gue liat di belakang gue ini poster acara. Judulnya Three Mas Kenthis. Three itu artinya tiga. Berarti ini acara khusus buat gue, si juara tiga. Mas.. jelas dong ini artinya cowok. Berarti ini acara gue kan? Kalo kenthis... emmm.. kenthis itu.. kenthu ya?"

Tapi kemal masih saja menerocos. "Ini yang ketiga kalinya gue ke Semarang. Dan yang gue senengin dari Semarang itu sob, adalah lampu lalu lintasnya.
Di jalan gue liat lampu merahnya ada jamnya, ada iklannya, ada suaranya lagi! (Kemal niruin suara wanita yang biasa terdengar saat lampu merah) ' Mohon perhatian kami sampaikan pada para pengguni jalan raya. Gunakanlah helm berstandard SNI. Kencangkanlah sabuk pengaman anda'... gila bener. Ini mbaknya baik hati ya? Perhatian banget, gilak! Kita diingetin supaya pake sabuk pengaman. Padahal dia siapa sih? Kenal kita aja enggak. Gue bayangin jangan-jangan besok dia nggak cuma ngingetin kita buat pakai helm, tapi ngingetin kita buat makan, jangan lupa baca doa, baca surat Annaas juga. Keren ya? Di Jakarta mana ada kayak ginian sob? Nggak ada lampu merah yang bisa bunyi kayak gini di Jakarta. Boro-boro mau masang suara, baru dipasang tiangnya aja udah ada yang nyolong!"

Nggak berhenti sampai disitu, Kemal kembali melancarkan bits dan punchline yang membuat penonton nggak berhenti tepuk tangan dan ketawa.

"Jaman sekarang kalau mau jadi presiden mah gampang,sob" kata Kemal. "Asal elo terkenal dan ngetop, elo bisa jadi Presiden, walaupun elo gak punya kapasitas. Jadi siapa yang mau kita calonkan sebagai Presiden? RADITYA DIKA! Raditya itu kreatif, lucu, dan ngetop. Followernya aja 2 juta lebih. Subscriber Youtube-nya hampir sejuta. Cocok banget kan jadi presiden? Ntar acaranya Radit diganti jadi Malam Minggu Presiden. Presidennya galau, mainan sama si kucing Morganissa!"

Masih lanjut. "Gue heran deh kalau musim mau pemilu kayak gini. Tiba-tiba semua tokoh bermunculan, latah mau jadi caleg. Artis-artis pada jadi Caleg sama Capres.
Si kampret Farhat Abbas juga mau nyalon jadi Presiden. Lu bayangin, sob, Farhat Abbas? Sumpeh gue nggak habis pikir sama si kampret ini.
Gua yakin dulu Tuhan nyiptain Farhat Abbas tuh pas Dia kalah maen catur sama Malaikat Jibril"

Itulah Kemal. Tetep absurd kayak biasa. Selama hampir 30 menit, materi lawaknya membuat kami memiliki pandangan baru soal cewek, Rhoma Irama, dan kebiasaan orang Indonesia. Pesonanya membuat para Kemalicious pecyaah histeris.

Setelah Kemal tampil dan menghilang di balik panggung, giliran idola saya yang tampil. Si kribo cerdas yang baru aja ambil S2 : Gilang Bhaskara!

Saya kembali jadi ABG labil yang teriak histeris saat Gilang memasuki ballroom. Heboh!
(Tuh kan, untung saya gak ngajak temen. Kasian kuping mereka, nanti berdarah).

Gilbhas muncul dengan outfit khas dia : berkacamata, kaos putih, dibalut kardigan tanpa kancing yang kesannya preppy.
"Selamat malam semua.... (penonton jawab : Malaaam!) Bentar, sebelum gue mulai ngomong, gua mau nanya : kalian kenal sama gue nggak? Jujur deh, ketika gue berdiri diatas panggung ini, kalian tau nggak siapa gue?"

Penonton sengaja menggoda Gilang dengan menjawab : "Enggak!!"

"Kalian kenal Ge Pamungkas sebagai juara 1 StandUp comedy, tapi masak kalian gak kenal gue sih? Itu ibaratnya kalian ngerti Presiden kita, tapi gak ngerti siapa wakilnya. Kebangetan banget!!
(trus diam 2 detik) Eh, iya, by the way, emang wakil presidennya siapa sih?"
Hahahaha... dasar Gilang!!

"Gue nggak habis pikir deh. Bisa-bisanya kalian nggak tau gue. Gue kan juga sama-sama masuk final bareng sama Ge. Dia bawain tiga materi, gue juga bawain tiga materi. Kurang apa lagi, coba? Kita sama-sama menjalani tiga babak, man! Kok kalian tetep nggak kenal sih, siapa gue?!"
*Kasian banget ya? Rasanya saya pengen nepuk-nepuk bahu Gilang. Puk, puk, puk*

Saya udah menjagokan dia sejak audisi pertama Standup Comedy season 2. Kebiasaan Gilbhas adalah mengangkat tema sepele menjadi lawakan cerdas yg bikin kita ngakak. Sekaligus terinspirasi. Dari Gilbhas saya jadi tau, apa sih alasan SBY bikin twitter. Hahaha.. He made me amazed as always.

"Sebenernya kenapa SBY bikin twitter?" tanya Gilang. "Karena gini, kalau diantara kalian ada yang tau, pas bulan April kemarin, ada meeting negara-negara anggota G21. Tau kan apa itu G21? Negara-negara yang ekonominya maju pesat. Nah, pas pertemuan itu, diantara 21 kepala negara itu, TERNYATA ada 4 kepala negara yg gak punya Twitter! Tau dong, salah satunya siapa? Nah, jadi gitu temen-temen, Pak SBY itu sama kayak kalian. Dia bikin twitter karena : Tekanan Pergaulan!"
Hahahaha... owalah Gilang!!

"Coba kalian bayangin ya, di pertemuan itu ada Barack Obama, ada Pak SBY trus ada kepala negara lain. Sebelum meeting, Obama ngomong 'okay, gentlemen, we will start our summit today. Tapi sebelum kita mulai meeting, ada baiknya kita saling follback dulu'.... trus mereka saling ngutak-utik Hape. Nah, SBY bingung nih. Follbeck itu apa? Retweet itu apa? Dia nggak tau karena dia nggak punya Twitter. Dia sendirian aja di pojokan, terkucil"

Belum habis ketawa penonton, Gilang masih melanjutkan : "Mungkin ya, waktu ngeliat Pak SBY bingung sendirian di pojok, si Obama mendekati SBY trus ngomong : 'dont worry, SBY. Kita akan ajarin kamu caranya bikin twitter. Tapi kalau kuliah, BSI aja!"     Hahahahaha.... pecaaahh!

"Sekarang rata-rata tiap kandidat itu pasti ada aja yang berkumis. Lagi ngetrend gitu. Fauzi Bowo, misalnya. Atau Jusuf Kalla. Nah, makanya kalo ntar Rhoma Irama mencalonkan diri jadi Presiden, wakilnya juga harus yg berkumis. Loe tau nggak, siapa yg pas? IIS DAHLIA!!"

Saya langsung kasih standing applause buat Gilang (tentu saja dia nggak bisa liat, kan lampu sorotnya cuma mengarah ke panggung), yang begitu selesai tampil membungkukkan badan ke arah penonton dan menghilang dari panggung.

Blisstttz.. Lampu ballroom kembali menyala. Duo MC Parweed dan Bignoy muncul lagi. "Dua komika sudah tampil. Masih kurang satu lagi nih" kata mereka yang disambut crowd dengan "Woooooo....!" yang udah nggak sabar mau liat Genrifiadi Pamungkas alias Ge, yang tampil paling akhir.
Juara satu tampilnya paling akhir. Iya dong, save the best for the last.

Pukul 21.45 lampu ballroom dimatikan, penonton menatap ke arah pintu ballroom. Kok dia nggak muncul-muncul sih? Semuanya masih melihat ke arah pintu.

Kemudian pintu terbuka, dan........... itu dia! Dengan kemeja hitam, rambut cepak, tubuh cungkring, datanglah sang Juara pertama StandUp Comedy, komik yang jago teatrikal, dan master Hentai. Genrifiadi Pamungkas.

Kalau saya bilang, Ge bener-bener jadi superstar malam itu. Sebelum jalan ke atas panggung, Ge melambaikan tangan, menyemangati penonton supaya teriak lebih kencang. Beberapa penonton yang duduk di pinggir mencoba memegang tangan Ge.

He really conquer the stage ^_^

Dia bener2-bener membuktikan kalo dia layak jadi juara 1. Materinya kompleks. Dari cewek, tetek, setan, Indonesia, politik, Pak SBY, FPI. Dia juga pinter main ekspresi ala teatrikal dan ngomong pakai gaya Hentai.

"Pernah denger TAI Moment? Bukan, ini gak ada hubungannya sama boker. TAI Moment itu contohnya gini : Misalkan elo lagi makan di restoran. Elo sendirian makan mie. Trus ada cowok sama cewek pake baju couple. Tau kan, baju-baju norak itu? Yang satu tulisannya I'm Yours, satunya lagi You're Mine. Trus si cowok ngomong gini :
'Sayang, tau nggak, menurutku makanan ini nggak enak deh. Tau kenapa? Soalnya yang manis-manis udah pindah ke kamu semua'
Itu yang pertama. Elo udah ngerasa mual kan? Trus si cowok tetep aja ngoceh.

'Sayang, kamu tau nggak apa yang aku lihat pas menatap cermin pagi ini? Aku melihat calon suami kamu dimasa depan'

Itu yang kedua. Elo udah hampir nggak nafsu makan mie. Habis itu si cowok ngoceh lagi.

'Sayang, kamu tau gak, kamu tu bikin aku sakit mata karena silau, lho. Kamu tau kenapa? Karena di mata kamu, aku melihat masa depan aku cerah banget sama kamu'

Huek cuih cuih. Rasanya jadi gak selera makan ya? Rasanya di sekeliling elo itu taik semua. Ini taik, itu taik, semua taik. Nah, itu TAIMoment."

Selama hampir 40 menit (sampe suara Ge habis), semua penonton ngakak melulu. He's so pure-fecto! Dia memukau semua orang. Geroupies atau bukan, semua ketawa dari awal sampai akhir.

Ge membungkukkan badan, dan tak berapa lama dari belakang muncul Gilang dan Kemal. Mereka bertiga membungkuk ke penonton. Saya standing applause se-meriah mungkin, sambil mulut monyong-monyong teriak "Wouuuuuuuwww....!!!" Penampilan Ge Pamungkas, Gilang Bhaskara dan Kemal Palevi bener-bener kompor gas!

Di akhir acara, sebelum meninggalkan panggung, Kemal bahkan dadah-dadah dan buka kaos ala Boyband. Idih, perut buncitnya keliatan!

Acara selesai jam 22.30. Masih nggak percaya pas MC mengucapkan selamat malam dan penonton meninggalkan ballroom.
Tahun depan, di Ultahnya yg ke-3, StandUp Semarang berencana akan mengundang Raditya Dika!! Mudah-mudahan jadi ya. I am a big fans of Raditya Dika.

Sekarang, muncul pertanyaan : How do I go home? Rencana awalnya adalah : balik ke kost, trus besok pulang ke Semarang. Tapi jam segini jelas udah nggak ada angkot ke Banyumanik. Lagipula, pintu gerbang kost pasti sudah dikunci.
Jangan tanya kenapa saya gak bawa motor. Saya belum bisa naik motor, tauk. Trus kenapa nggak naik taksi? Duitnya tinggal dikit. Saya bener-bener fakir. Diam kalian semua.

Akhirnya saya mutusin buat pulang ke rumah. Iya, pulang ke Genuk. My mom will be surprised if she see her daughter come home in midnight.
Dan syukur Alhamdulillah masih ada angkot ke Genuk.

Naik angkot ke Johar, lalu oper angkot lagi jurusan Genuk.
Jam 23.30 saya sampai di Genuk. Untungnya angkot yang saya naiki juga akan pulang ke garasi, jadi saya bisa nebeng sampai gang depan rumah.

Just like I imagined, my parents are quite surprised to see me. But I was so tired to tell them the whole stories.

Setelah menaruh tas, cuci muka, dan tanpa ganti baju, saya tertidur.

Ini banner acara #ThreeMasKenthis. Kemal bilang "Loe perhatiin deh, cuman muka gue yang kelihatan ganteng kan? Tuh liat mukanya si Ge. Ekspresi apaan tuh? Apalagi si Gilang. Itu mah ekspresi orang nahan boker"

Mbak'e ini beruntung banget bisa ketemu dan dapat tandatangan mereka bertiga. *gemas*
Kemal Palevi, Gilang Bhaskara, dan Ge Pamungkas yang lagi megang mic. Paling kanan itu penampakan si Obin, panitia dan mantan penyiar.
Kemal Palevi tampil pertama. Biasanya sih sebelum ngapa-ngapain dia pasti makan korma dulu. Korma rebus, korma asli, korma goreng mentega....

That's Gilang Bhaskara alias Gilbhas, my favorite comic! (dan saya masih nggak tau, apa sebutan untuk fanbase-nya Gilang : Gilbhases, Gilanglovers, GilangSipatuGilang, atau TanteGilang?)
The starlite of the show that night : Genrifiadi Pamungkas. Saking semangatnya, suara Ge sampe abis. Iya, habis. Bahkan untuk posting di bubblyapp aja dia kedengaran tersiksa buat ambil suara.


End of the show. Goodbye everyone!

Sampai ketemu lagi! Jangan kapok main kesini ya, abang-abang! kalian lucu deh! *gemes*

Komentar

  1. suka banget ceritanya, komplit dari awal mpe akhir
    7 september 2013 sama kayak mbak aku juga nonton sendiri,
    jadi tau rasanya clingak - clinguk cari tempat duduk..
    salam kenal :)

    BalasHapus
  2. hai Nissa, salam kenal juga. Makasih udah sudi membaca, err.. laporan ala kadarnya ini. Hihihihi :D
    Laporan tentang Three Mas Kenthis juga dirimu baca ya? Wah.. jadi tersanjung saya. Sekali lagi terimakasih.
    Dirimu penikmat StandUp Comedy juga ternyata. Hehehehe.. bulan Februari ada Halak Merantau, kamu nonton?
    Kebetulan aku enggak, hehehe. Lagi bokek (jujur). Nunggu pagelaran di bulan Maret aja. Kata admin twitter @StandUpIndoSMG tiap bulan pasti ada gelaran standup comedy spesial kayak gini. Mudah-mudahan bisa nonton bareng ya. Have a nice day ^_^

    BalasHapus
  3. hehehe, akhirnya dibales juga komentnya ^,^
    kembali kasih mbak devii, justru aku seneng baca laporannya.
    iya sama, yang halak merantau aku gk nonton lgi di Tasik..
    iya mbak, Wrong Way yahh ??
    aamiin semoga bisa ketemu mba Devii :)
    aku add Fb mba, di acc dongg ,, hhehehe.. sekali lagi aku seneng baca blog nya :)
    mba tweetnya apa ??

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam