Langsung ke konten utama

i can't believe i have been three years here (part 2)

Chapter #2 : The Interview


Maka dimulailah proses interview itu. Nina sms kalau di PT USG Pringapus banyak anak Stemba lain yang sedang interview seperti dirinya. Sementara saya? Interview bareng sama ibu-ibu dan anak jebolan kursus menjahit.
Mereka melihat saya dengan tatapan ingin tau. Mungkin karena saya masih kecil? Atau kelihatan yang paling pede diantara mereka? Entah, mungkin alasan yang kedua.

"Mbak'e mau ngelamar juga ya?"
"Iya"
"Dari tempat pelatihan mana?"
"Oh enggak, saya dari sekolah kok. STM Pembangunan Semarang"
"Disana ada jurusan menjahit?"

Whoaaa... saya nggak ngelamar jadi operator jahitnya, Bu!

On that first day, I was being interviewed with Dessy from recruitment. The interview in English.
Yes, in English. It's easy.
And then, she asked me to type a document in Microsoft Office. That's easy.
After that, I was sent to another-cute-HRD-staff named Rizky. I call him cute because he is still young and .... Oh sudahlah.
With Pak Rizky, I had an interview in bahasa Indonesia. That was... scary.

Pak Rizky menyuruh saya membayangkan jempol saya sebagai besi. Saya konsentrasi, mencoba membuat jempol ini sekeras besi, dan ..... dengan mudah Pak Rizky membengkokkan jempol saya.
Artinya apa? Jempol tetaplah jempol. Bukan besi. Hah!

On the second day, I was sent to USG-Pringapus. Oh, rupanya inilah pabrik yang seharusnya saya datangi bareng sama Nina kemarin.
Saya diwawancarai sama Pak Handoyo. Begitu melihat transparansi nilai, beliau berkomentar "Nilai seperti ini bukan cerminan wisudawan terbaik STM Pembangunan"
dueng... dueng... duengg...!!! *eh tapi bener juga sih, soalnya nilai jurusan saya kan cuma 6.00*

Habis ke Pak Handoyo, saya wawancara dengan Ibu Yayas. Beliau HRD di gedung PA 1. Baru lima menit saya disuruh nunggu di ruang interview, tiba-tiba ada bapak-bapak masuk ke ruangan dan malah mewawancarai saya. Ha?

Rupanya ini Pak Didit, manager QC (Quality Control). He interviewed me in English. He seemed interested to hire me as QC staff. Lalu Bu Yayas masuk ruangan, dan berdebat singkat. "Enggak bisa Pak. Masak semua ditaruh jadi QC semua? Dia mau ditaruh jadi planning kok"
Laah.. kenapa jadi rebutan gini sih?

Lalu Bu Yayas, yang sepertinya 'memenangkan' perdebatan itu akhirnya duduk dan mewawancarai saya. Kali ini dengan bahasa Indonesia. Berapa gaji yang saya inginkan (really I can choose my salary?), kesulitan paling besar yang saya hadapi dan bagaimana cara mengatasinya, kelebihan dan kekurangan saya. Beres.

Dari Bu Yayas, saya dibawa ke Mba Mala. She is the department head of Planning. What a wonder woman. And a nice person to speak with.
Siapa yang akan menyangka kalau beliau ini bakal jadi bos (dan penyelamat) saya selama tiga tahun kedepan? In our interview, she said I was mature for my age. Oookkayy...

Kelar dengan Mba Mala, saya dibawa ke Bu Dyah, asistennya Pak Anil. Saya diminta ke office. That was the first time I saw receptionist desk, and ofcourse I saw Rian and Mba Endang.
Who knows that two days later I was set on that receptionist desk to handle the phone ring?

Setelah Bu Dyah, saya dipanggil untuk dihadapkan dengan Mr. Anil George. The manager. The big boss.
Woww.. this is it. A real show time. Do your best Devi, I said to myself.

Hampir 30 menit saya nunggu di depan ruang resepsionis. Liat orang-orang yang announce, suara mbak-mbak pengantar minum (istilahnya pantry), dan orang-orang mondar-mandir ke pojok yang belakangan saya ketahui ternyata adalah mesin fotokopi.
Saya nggak tau bagaimana rupa Pak Anil. Pokoknya dia orang India. Maka setiap staff India yang lewat, pasti dalam hati saya bertanya-tanya : apa ini yang namanya Pak Anil?
Bu Yayas menyusul ke Office, lalu duduk di kursi sebelah saya. Kalau ada staff India lewat, saya langsung tanya ke Bu Yayas : apa ini yang namanya Pak Anil?

Yeah, my curiousity really can't be hidden. Daripada nyesek karena dibatin, mending ditanyain langsung kan? Nanya doang kan gratis.

Lagian Bu Yayas juga baik kok. Selalu menjawab pertanyaan saya.

"Ini Pak Anil, Bu?"
"Bukan. Itu Pak Mukesh"

Lalu ada expatriat India yang lewat lagi. "Ini yang namanya Pak Anil, Bu?"
"Bukan. Itu Pak Vijay"

Hemm. Salah lagi. Yang mana sih, Pak Anil itu?

And then... my name was called. Bu Dyah led me to Mr. Anil's room. Take a deep breath.

The room is clean, very clean. And there he is, sitting on his chair, looking seriously on his computer. "Please sit down" he said.
Saya udah deg-degan. Kira-kira bakal ditanya apa? What is your motivation? What can you give to this factory? What is your...

"Take a book" he said.

Take a what? A book??

Baru saya nyadar kalau di meja Pak Anil memang ada beberapa buku. The title, ofcourse, in English. Type of book that I haven't read or heard the titles.

Saya mengambil buku yang sampulnya merah hijau. Lupa judulnya apa. Something about courage.

"Open any pages" kata Pak Anil. Oke, saya buka bukunya secara random, kira-kira pas tengah-tengah buku.

"Now read it" kata Pak Anil lagi. Saya masih nggak ngerti kenapa saya malah disuruh reading contest begini. Tapi saya nurut aja.

Saya mulai baca buku itu, kalimat per kalimat dengan intonasi dan pronounciation sebagus-bagusnya.
Saya harus bisa keterima!

"Okay. Enough" kata Mr Anil. "Now please translate every sentence in that book"

Tau maksudnya? Yak, saya diminta menerjemahkan kalimat-kalimat bahasa Inggris tadi ke dalam bahasa Indonesia dan mengucapkannya detik itu juga.
Jadi seolah-olah saya lagi baca buku berbahasa Indonesia, padahal aslinya itu aseli inggeris, pemirsaahh!!

The show must go on. Walaupun ada terselip empat lima kata yang diterjemahkan secara ngawur (soalnya saya belum pernah denger kata itu) akhirnya setelah lima menit Pak Anil minta stop.
Saya diminta duduk, dan ditanya-tanya. Here comes the real interview.

Pertanyaan pertama : Tell me about yourself. Gampang. Ini mah pertanyaan kodian yang serrriiinngg banget ditanyain sama perusahaan.
Pertanyaan kedua : Why do you apply this job? Gampang. Saya bilang kalo saya butuh duit.
Pertanyaan ketiga : What was your activity at school? Jelas lah, debat! Dan OSIS. Dan ketua ekskul siswi muslimah, Annisa. Dan karate. Dan lingkungan hidup.
Pertanyaan keempat : how do you get here? Ini juga gampang. Naik angkot ke terminal, naik bis Semarang-Solo, turun di Karangjati. Trus ganti naik angkot ke Pringapus. Atau ojek juga bisa.
pertanyaan kelima dan selanjutnya : saya udah lupa. Helloo.. it's been 3 years ago, you know.

Selesai dengan Pak Anil, saya diminta kembali ke Pak Handoyo lagi. Dan diberitahu kalo besok Senin saya udah bisa kerja. Wooo--hoooo!!!

Dan begitulah. Senin 14 Juni 2010 adalah hari pertama saya tercatat sebagai karyawan Ungaran Sari Garments.


-- bersambung --





Yep, dengan berakhirnya interview itu, maka resmilah saya menjadi karyawan PT Ungaran Sari Garments. Sebagai resepsionis.



Apa saja yang saya lakukan sebagai resepsionis? Tunggu di cerita selanjutnya!
*bedeehhh.. kayak sinetron aja*

I've got to back doing my task. I hope your day will be great, pals!



Bagian depan PT Ungaran Sari Garments Pringapus. Dari depan kelihatan kecil, tapi aslinya unit inilah yang paling luas diantara kedua unit lainnya.


Komentar

  1. Mbak,mau nanya dong. Sebenernya tahapan seleksi tiap divisi sm ngga? Saya mndaftar bagian qc . Apakah ada tes materinya?
    Thx mba dev

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam