Hey, it's Devi and I am bloggering using my office's computer. I know it's cheating and some people might call this as "Misuse of Muggle factory's artifacts" (err... kenapa jadi kayak tempat kerjaannya Mr. Arthur Weasley's di Harry Potter ya? Oh, just ignore it)
It's past from 07.00 Wednesday in my city. I know some of you in other parts of the world still enjoy your Tuesday morning, even my heading still show morning time (saya masih belum tau gimana cara merubah setting waktu blog ini), but since in my city it's been evening time, let me just rush my posting......
....about my biggest lackness in my almost-23 age.
I will be 23 on next December. I hope Allah subhanahu wata'ala still give me chance to live as 23-years-old individu. Amin.
Saya merasa waktu berlalu begitu cepat. Perasaan baru minggu lalu merasa gugup dan lari-lari ke SMK7 karena takut terlambat, eh sekarang udah mau menuju usia perak 25 tahun.
Time flies so fast, don't you think so?
Dan di usia yang almost 23 tahun ini, saya masih nggak bisa capable untuk hal-hal dibawah ini. *senyum-senyum malu*
Here we go .... the things that become my lackness in my almost-23 age
#1 : I am almost 23 and I still say big No No to :
1) Durian
Euwww... I still don't understand why many people love this fruit. Even from distance I feel reluctant to walk near Durian seller. No matter how deep your passion and strong your will to influence me for eating Durian, forget it. I said NO to all durian fruit and its product. Durian candy, durian ice cream, durian pancake, durian blah blah blah.... Stop.
Udah sering banget orang menatap saya dengan pandangan bertanya-tanya "Serius kamu nggak suka durian? Ih, padahal enak banget lho"
Lah, emang kenapa? Nggak ada hukum yang mengharuskan orang Indonesia harus suka durian.
Saat mereka menatap dengan pandangan tak percaya, saya juga melihat mereka dengan tatapan tak percaya kalau mereka bilang bahwa durian itu buah paling enak sedunia.
2.) Soft Lense
Saya baru sadar kalau mata ini tidak bisa melihat jauh adalah saat kelas 2 STM. Waktu itu minus 0.75. And now, yeah, I know my eyes got Myopi with 1.25 point which makes me unable to see something 100 meters far from me. But let me assure you, ladies and gentlemen, I prefer glasses.
It looks nerdy, I know. But for me, wearing glasses looks more rational than inserting a tiny-soft-thin-layer to your cornea.
So, thanks a lot for your 90% discount - softcontact promotion. I don't need it.
3) Pink
Arrggghhh!! Can you please suggest another color, please? There are more than million colors in this world, why choose pink? Can we use blue, green, black, silver?
There is no fault with pink, ofcourse. It's a nice color for some people. Ummm..especially some girls.
I hate color pink because.... it's too girly. Too feminist. Hellooo.... Devi Okta is not a girly chicas.
Sampe sekarang, benda berwarna pink yang dengan ikhlas saya peluk adalah Loki, si boneka beruang yang saya pungut dari tempat sampah dengan kepala copot. Saya sendiri yang menjahit kepala Loki, membawanya ke laundry untuk dicuci, and now Loki stays in my bedroom for 1 years.
Selain Loki? Rasanya nggak ada. Kalau ingin beli sesuatu, tapi ternyata warna lain habis sehingga hanya ada stok warna pink, ya udah, nggak usah beli.
#2 : I am almost 23 and I still don't know about :
1.) My Biggest Allergy
While most people can easily identify the food that can wake their allergic, I still have no idea what is the food that strictly forbidden for me.
Am I so stupid until I can't define my allergy? Apa sih gejala alergi itu?
Saya pernah nonton filmnya The Rock judulnya The Game Plan, disitu ada adegan saat Peyton Kelly (si anak kecil yang mengaku anaknya The Rock) mengalami alergi saat makan menu yang mengandung kacang. Badannya mendadak panas, keringat mengucur deras, nafasnya jadi sesak. Ada lagi film The Clique, disitu ada adegan siswi SMP yang alergi kacang, lalu memakai lipgloss mengandung kacang almond, dan akhirnya bibir mereka bengkak.
Itu contoh alergi. What about me? Walaupun aneh, tapi rasanya saya nggak pernah mengalami malfungsi tubuh setelah makan sesuatu. Makan seafood juga biasa aja, enggak gatal-gatal. Makan udang juga biasa aja.
Oh, mungkin saya memang omnivora sejati.
2.) Bau Kemenyan itu kayak apa
Yep, I mean it. Seperti apa bau kemenyan itu? Saya nggak tau. Bau dupa itu seperti apa? Entahlah.
Heran, padahal teman-teman gampang sekali mengendus bau-bau wingit yang khas dengan tempat angker. Saat berziarah ke makan wali, atau melewati tempat 'wingit' bersama beberapa temanku, mereka bilang "Ih, baunya kemenyan"
Saya mencoba menghirup udara, mencoba merasakan bau kemenyan. Tapi nggak tercium. Saat mereka terbatuk-batuk karena dupa, saya biasa aja. Bagi saya, asap dupa itu kurang kuat dengan asap pembakaran sampah.
Karena ketidaktahuan akan bau kemenyan ini, biasanya kalau lagi berpetualang ke tempat misteri, saya jadi latah. Kalau yang lain tutup hidung dan bilang "ih, bau kemenyan" maka saya akan ikut-ikutan tutup hidung. Padahal nggak ngerasa bau apa-apa.
Persis orang cengo.
3.) Muka pucat itu kayak gimana sih?
Di beberapa buku yang saya baca, sosok hantu digambarkan sebagai makhluk dengan muka pucat seputih kertas. Saya coba membayangkan ungkapan pucat seputih kertas.
Saya ambil kertas buku Sinar Dunia. Saya amati baik-baik : oke, jadi seperti inikah pucat?
Perasaan nggak ada deh, orang yang putihnya sampai seputih kertas Sinar Dunia. Iya kan?
#3 : I am almost 23 and I still love watching :
1) Barbie movies
Film Barbie yang saya maksud disini adalah film Barbie kayak Fairytopia, Mermaidia, dan lain-lain. I love to watch their beauty, the stories, the romance and the music.
Mulai dari Barbie and The Nutcracker (jaman SD) lalu Barbie as Rapunzel, Swan Lake, Princess and The Pauper, 12 Dancing Princess, sampai film Barbie dengan cerita modern seperti Barbie - Fashion Fairytale dan Barbie - Princess Charm School.
Hampir semuanya udah saya tonton. FIlm-film Barbie ini juga mengandung pesan positif tentang keberanian, tentang keyakinan, tentang mimpi dan harapan.
Salah satu yang paling saya ingat adalah kutipan dari Barbie in Twelve Dancing Princesses : "Big or small, there's a difference only you can make"
2.) Curious George
Ini kartun tentang monyet yang sering tayang di ANTV. I know it looks weird for a girl which almost 23 to watch a monkey climb, building a cave from rope, and imitate the bear doing hibernation.
Entah kenapa saya senang pada kartun yang sedianya untuk anak-anak kecil ini.
3.) Harvey toons
Yang ini juga sama dengan penjelasan diatas. Sampai sekarang, tiap hari Minggu saya pasti menyempatkan waktu nonton TVRI dan melihat aksi Audrey dan kawan-kawannya penghuni kotak mainan.
#4 : I am almost 23 and still love playing :
1.) Bola bekel
Saya biasa main pakai 12 biji kecik. Hayoo.. ada yang mau battle?
2.) Monopoli
Dari yang seri Monopoli Dunia, Monopoli Nusantara, I love to play it!
3.) Lompat Tali
Did you familiar with above traditional games? I bet you are. Ketiga mainan diatas adalah mainan paling seru, apalagi Monopoli. Pernah waktu menginap di vila punya neneknya teman pas tahun baru 2009, saya bawa monopoli dan halma.
#5 : I am almost 23 and still not able to ...
1.) Naik motor
Sudah banyak yang menawarkan untuk mengajari naik motor, tapi saya menolak.
Sudah banyak yang meminjamkan motor matic paling simple untuk dicoba, tapi saya menolak.
Sudah banyak yang bersedia memboncengkan saya, tapi saya... langsung mau! Hehehe... just kidding.
Kenapa saya belum bisa naik motor? Karena bertentangan dengan prinsip saya untuk tidak memperparah global warming. Kalau sudah bisa mengendarai motor, pasti kemana-mana saya naik motor ketimbang naik angkot. Naik motor berarti beli bensin. Beli bensin berarti menyumbang emisi gas CO2. Naik motor berarti menambah jumlah kendaraan di jalan raya. Menambah kendaraan di jalan raya berarti turut andil bikin macet. Itulah yang tidak saya inginkan. It against my vow.
2.) Main catur
Catur itu permainan strategi. Dan sampai sekarang saya betul-betul tidak mengerti bagaimana jalannya catur.
Kuda jalannya kemana? Pion kemana? Ratu makannya apa?
Mungkin kegagalan saya di matematika bisa menjelaskan kenapa saya tak bisa main catur.
3.) Memakai pemantik api
Kamu tau kan, pemantik api atau korek api yang isinya gas? Yang cara memakainya dengan memutar roda sumbu, lalu api akan keluar dari lubang di sebelahnya.
Pemantik api seperti itu adalah musuh saya.
I hate this match. Takut kebakar, jadi bisanya cuma pakai korek api yang manual.
Coba lihat jarak antara roda pemutar dan lubang tempat apinya keluar. Deket banget kan? Gimana kalo apinya kena jarimu?
Mungkin saya harus menyediakan stok korek api kayu banyak-banyak sampai dewasa, supaya kalau nanti tidak ada lagi perusahaan yang membuat korek api dari kayu, saya tak perlu kelabakan.
Well.. until today I still have no idea, whether I will start action to stop above lackness. Sebagian otak saya bilang, rasanya memalukan juga ya, masak sudah hampir usia perak tapi cara main catur aja nggak ngerti?
Sementara bagian otak yang lain mengatakan "go ahead, nggakpapa kok kalau kamu punya kelemahan. Human is not perfect. Kamu bukan satu-satunya orang yang nggak bisa naik motor, bahkan walau sudah hampir 50 tahun"
Gahh.. let me think about it along when I live my days. For this moment, I just want to be me. With all this lackness inside.
Have a nice time for ya!
It's past from 07.00 Wednesday in my city. I know some of you in other parts of the world still enjoy your Tuesday morning, even my heading still show morning time (saya masih belum tau gimana cara merubah setting waktu blog ini), but since in my city it's been evening time, let me just rush my posting......
....about my biggest lackness in my almost-23 age.
I will be 23 on next December. I hope Allah subhanahu wata'ala still give me chance to live as 23-years-old individu. Amin.
Saya merasa waktu berlalu begitu cepat. Perasaan baru minggu lalu merasa gugup dan lari-lari ke SMK7 karena takut terlambat, eh sekarang udah mau menuju usia perak 25 tahun.
Time flies so fast, don't you think so?
Dan di usia yang almost 23 tahun ini, saya masih nggak bisa capable untuk hal-hal dibawah ini. *senyum-senyum malu*
Here we go .... the things that become my lackness in my almost-23 age
#1 : I am almost 23 and I still say big No No to :
1) Durian
Euwww... I still don't understand why many people love this fruit. Even from distance I feel reluctant to walk near Durian seller. No matter how deep your passion and strong your will to influence me for eating Durian, forget it. I said NO to all durian fruit and its product. Durian candy, durian ice cream, durian pancake, durian blah blah blah.... Stop.
Udah sering banget orang menatap saya dengan pandangan bertanya-tanya "Serius kamu nggak suka durian? Ih, padahal enak banget lho"
Lah, emang kenapa? Nggak ada hukum yang mengharuskan orang Indonesia harus suka durian.
Saat mereka menatap dengan pandangan tak percaya, saya juga melihat mereka dengan tatapan tak percaya kalau mereka bilang bahwa durian itu buah paling enak sedunia.
2.) Soft Lense
Saya baru sadar kalau mata ini tidak bisa melihat jauh adalah saat kelas 2 STM. Waktu itu minus 0.75. And now, yeah, I know my eyes got Myopi with 1.25 point which makes me unable to see something 100 meters far from me. But let me assure you, ladies and gentlemen, I prefer glasses.
It looks nerdy, I know. But for me, wearing glasses looks more rational than inserting a tiny-soft-thin-layer to your cornea.
So, thanks a lot for your 90% discount - softcontact promotion. I don't need it.
3) Pink
Arrggghhh!! Can you please suggest another color, please? There are more than million colors in this world, why choose pink? Can we use blue, green, black, silver?
There is no fault with pink, ofcourse. It's a nice color for some people. Ummm..especially some girls.
I hate color pink because.... it's too girly. Too feminist. Hellooo.... Devi Okta is not a girly chicas.
Sampe sekarang, benda berwarna pink yang dengan ikhlas saya peluk adalah Loki, si boneka beruang yang saya pungut dari tempat sampah dengan kepala copot. Saya sendiri yang menjahit kepala Loki, membawanya ke laundry untuk dicuci, and now Loki stays in my bedroom for 1 years.
Selain Loki? Rasanya nggak ada. Kalau ingin beli sesuatu, tapi ternyata warna lain habis sehingga hanya ada stok warna pink, ya udah, nggak usah beli.
#2 : I am almost 23 and I still don't know about :
1.) My Biggest Allergy
While most people can easily identify the food that can wake their allergic, I still have no idea what is the food that strictly forbidden for me.
Am I so stupid until I can't define my allergy? Apa sih gejala alergi itu?
Saya pernah nonton filmnya The Rock judulnya The Game Plan, disitu ada adegan saat Peyton Kelly (si anak kecil yang mengaku anaknya The Rock) mengalami alergi saat makan menu yang mengandung kacang. Badannya mendadak panas, keringat mengucur deras, nafasnya jadi sesak. Ada lagi film The Clique, disitu ada adegan siswi SMP yang alergi kacang, lalu memakai lipgloss mengandung kacang almond, dan akhirnya bibir mereka bengkak.
Itu contoh alergi. What about me? Walaupun aneh, tapi rasanya saya nggak pernah mengalami malfungsi tubuh setelah makan sesuatu. Makan seafood juga biasa aja, enggak gatal-gatal. Makan udang juga biasa aja.
Oh, mungkin saya memang omnivora sejati.
2.) Bau Kemenyan itu kayak apa
Yep, I mean it. Seperti apa bau kemenyan itu? Saya nggak tau. Bau dupa itu seperti apa? Entahlah.
Heran, padahal teman-teman gampang sekali mengendus bau-bau wingit yang khas dengan tempat angker. Saat berziarah ke makan wali, atau melewati tempat 'wingit' bersama beberapa temanku, mereka bilang "Ih, baunya kemenyan"
Saya mencoba menghirup udara, mencoba merasakan bau kemenyan. Tapi nggak tercium. Saat mereka terbatuk-batuk karena dupa, saya biasa aja. Bagi saya, asap dupa itu kurang kuat dengan asap pembakaran sampah.
Karena ketidaktahuan akan bau kemenyan ini, biasanya kalau lagi berpetualang ke tempat misteri, saya jadi latah. Kalau yang lain tutup hidung dan bilang "ih, bau kemenyan" maka saya akan ikut-ikutan tutup hidung. Padahal nggak ngerasa bau apa-apa.
Persis orang cengo.
3.) Muka pucat itu kayak gimana sih?
Di beberapa buku yang saya baca, sosok hantu digambarkan sebagai makhluk dengan muka pucat seputih kertas. Saya coba membayangkan ungkapan pucat seputih kertas.
Saya ambil kertas buku Sinar Dunia. Saya amati baik-baik : oke, jadi seperti inikah pucat?
Perasaan nggak ada deh, orang yang putihnya sampai seputih kertas Sinar Dunia. Iya kan?
#3 : I am almost 23 and I still love watching :
1) Barbie movies
Film Barbie yang saya maksud disini adalah film Barbie kayak Fairytopia, Mermaidia, dan lain-lain. I love to watch their beauty, the stories, the romance and the music.
Mulai dari Barbie and The Nutcracker (jaman SD) lalu Barbie as Rapunzel, Swan Lake, Princess and The Pauper, 12 Dancing Princess, sampai film Barbie dengan cerita modern seperti Barbie - Fashion Fairytale dan Barbie - Princess Charm School.
Hampir semuanya udah saya tonton. FIlm-film Barbie ini juga mengandung pesan positif tentang keberanian, tentang keyakinan, tentang mimpi dan harapan.
Salah satu yang paling saya ingat adalah kutipan dari Barbie in Twelve Dancing Princesses : "Big or small, there's a difference only you can make"
2.) Curious George
Ini kartun tentang monyet yang sering tayang di ANTV. I know it looks weird for a girl which almost 23 to watch a monkey climb, building a cave from rope, and imitate the bear doing hibernation.
Entah kenapa saya senang pada kartun yang sedianya untuk anak-anak kecil ini.
3.) Harvey toons
Yang ini juga sama dengan penjelasan diatas. Sampai sekarang, tiap hari Minggu saya pasti menyempatkan waktu nonton TVRI dan melihat aksi Audrey dan kawan-kawannya penghuni kotak mainan.
#4 : I am almost 23 and still love playing :
1.) Bola bekel
Saya biasa main pakai 12 biji kecik. Hayoo.. ada yang mau battle?
2.) Monopoli
Dari yang seri Monopoli Dunia, Monopoli Nusantara, I love to play it!
3.) Lompat Tali
Did you familiar with above traditional games? I bet you are. Ketiga mainan diatas adalah mainan paling seru, apalagi Monopoli. Pernah waktu menginap di vila punya neneknya teman pas tahun baru 2009, saya bawa monopoli dan halma.
#5 : I am almost 23 and still not able to ...
1.) Naik motor
Sudah banyak yang menawarkan untuk mengajari naik motor, tapi saya menolak.
Sudah banyak yang meminjamkan motor matic paling simple untuk dicoba, tapi saya menolak.
Sudah banyak yang bersedia memboncengkan saya, tapi saya... langsung mau! Hehehe... just kidding.
Kenapa saya belum bisa naik motor? Karena bertentangan dengan prinsip saya untuk tidak memperparah global warming. Kalau sudah bisa mengendarai motor, pasti kemana-mana saya naik motor ketimbang naik angkot. Naik motor berarti beli bensin. Beli bensin berarti menyumbang emisi gas CO2. Naik motor berarti menambah jumlah kendaraan di jalan raya. Menambah kendaraan di jalan raya berarti turut andil bikin macet. Itulah yang tidak saya inginkan. It against my vow.
2.) Main catur
Catur itu permainan strategi. Dan sampai sekarang saya betul-betul tidak mengerti bagaimana jalannya catur.
Kuda jalannya kemana? Pion kemana? Ratu makannya apa?
Mungkin kegagalan saya di matematika bisa menjelaskan kenapa saya tak bisa main catur.
3.) Memakai pemantik api
Kamu tau kan, pemantik api atau korek api yang isinya gas? Yang cara memakainya dengan memutar roda sumbu, lalu api akan keluar dari lubang di sebelahnya.
Pemantik api seperti itu adalah musuh saya.
I hate this match. Takut kebakar, jadi bisanya cuma pakai korek api yang manual.
Coba lihat jarak antara roda pemutar dan lubang tempat apinya keluar. Deket banget kan? Gimana kalo apinya kena jarimu?
Mungkin saya harus menyediakan stok korek api kayu banyak-banyak sampai dewasa, supaya kalau nanti tidak ada lagi perusahaan yang membuat korek api dari kayu, saya tak perlu kelabakan.
Well.. until today I still have no idea, whether I will start action to stop above lackness. Sebagian otak saya bilang, rasanya memalukan juga ya, masak sudah hampir usia perak tapi cara main catur aja nggak ngerti?
Sementara bagian otak yang lain mengatakan "go ahead, nggakpapa kok kalau kamu punya kelemahan. Human is not perfect. Kamu bukan satu-satunya orang yang nggak bisa naik motor, bahkan walau sudah hampir 50 tahun"
Gahh.. let me think about it along when I live my days. For this moment, I just want to be me. With all this lackness inside.
Have a nice time for ya!
Komentar
Posting Komentar