Langsung ke konten utama

#ILLUCINATI Tour by Ernest Prakasa

Selamat sore. Silakan diminum tehnya.
*yang nggak punya teh, sana bikin dulu. Paling enak menyimak cerita ini sambil minum teh. Apalagi teh manis. Makanannya ubi goreng. Sedep*

Baiklah, sebelum saya mulai cerita, saya mau menyampaikan dua hal :
Satu, acara yang mau saya ceritakan ini udah terjadi pada 6 Desember 2013. Iya, emang udah lumayan lama.
Saya baru sempet posting sekarang, menjelang akhir tahun. Ini semua gara-gara jobdesc di pabrik. Sudah, berhentilah menyalahkan saya. Nanti kamu tersedak teh.

Dua, walaupun baru diposting di blog hari ini, tapi sebetulnya tanggal 7 Desember saya sudah mulai mencicil cerita ini di akun facebook Devi Okta, lengkap dengan foto saya -iya, itu asli foto saya- bersama si bintang utama.
Jadi saya tidak sepenuhnya terlambat. Catat itu.

Allright, mari kita mulai cerita ini dengan pertanyaan : Apa itu ILLUCINATI ?

ILLUCINATI adalah nama tour StandUp Comedy (komedi tunggal) yang dilakukan di 11 kota. Bintang utamanya jelas Ernest Prakasa, si juara 3 ajang StandUp Comedy yang diadakan KompasTV tahun 2011.
Walaupun Ernest 'hanya' juara tiga, tapi di Indonesia namanya tercatat sebagai komika alias comic pertama yang melakukan Tour StandUp Comedy.

Waktu itu (sekitar 1.5 tahun yang lalu), koh Ernest menggelar tur StandUp Comedy pertamanya yang bertajuk Merem Melek Tour.

Kenapa namanya Merem Melek? Ernest punya jawaban sendiri yang dia tulis di blognya : "Merem melambangkan mata saya yang sipit. Melek melambangkan keterbukaan terhadap pemikiran / perspektif baru, dimana ini adalah salah satu esensi penting dalam stand-up comedy.
Jadi bukan sekedar nama yang catchy, #MeremMelek sebenarnya melambangkan sebuah misi, yakni seorang comic sipit (=Cina) yang ingin mengajak orang banyak untuk membuka pikiran mereka terhadap ide dan sudut pandang baru, melalui cara yang menghibur"

Merem Melek Tur ini diadakan di 11 kota : Bandung, Semarang, Solo, Denpasar, Malang, Surabaya, Makassar, Kendari, Samarinda, Palangkaraya, dan Jakarta sebagai kota penutup.

Promotornya? Well, at the beginning there was no sponsorship alias 100% swadaya. Ernest bilang : "Modalnya adalah nekad, plus motivasi untuk berkontribusi terhadap sejarah stand-up comedy di Indonesia. Tur ini dimungkinkan berkat dukungan luar biasa dari teman-teman komunitas di kota masing-masing, yakni: @StandUpIndo_BDG, @StandUpIndoSMG, @StandUpSOLO, @StandUpIndoBALI, & @StandUpIndo_MLG"

Di tengah persiapan berlangsung, datang tawaran kerjasama dari Coffee Toffee Indonesia untuk memperpanjang tur ini dari rencana lima kota menjadi sepuluh kota, dimana mereka turut berperan sebagai EO-nya, bekerjasama dengan komunitas stand-up comedy di masing-masing kota. Lima kota tambahan adalah: Surabaya, Makassar, Kendari, Samarinda, & Palangkaraya.

Untuk Semarang, tur Merem Melek ini diadakan di Hotel Horison Semarang tanggal 27 April 2012. Asli, saya nyesel banget karena melewatkan performance dia :"(
Mau gimana lagi? Saya baru mampu beli smartphone Android tanggal 1 Mei 2013. Jadi sebelum punya smartphone, saya cuma nengok Twitter di warnet. Itupun kadang-kadang.
Makanya, untuk kali kedua Ernest ke Semarang saat ILLUCINATI tour, saya jelas nggak mau ketinggalan.


Sori, jadi ngelantur kemana-mana. Sampai dimana tadi? Oh iya. Apakah arti Illucinati?

ILLUCINATI bisa dibilang plesetan dari Illuminati. Kalo Illuminati kan backgroundnya Yahudi. Berhubung Ernest itu keturunan Cina, maka dia ganti pakai Illucinati.

Lewat blog dan tweet-nya @ernestprakasa, Ernest menjelaskan bahwa sebenernya kata "illucinati” berawal dari bit dia soal Ahok.

Waktu itu di salah satu performance-nya, Ernest cuman iseng bercanda, kalo di Amerika ada Illuminati, di Indonesia juga ada pergerakan underground, namanya Illucinati. Tujuannya adalah menjadikan Ahok sebagai presiden. Entah kenapa, ternyata kata “illucinati” itu catchy banget. Yaudah sekalian aja dijadikan judul tur.

Poster promosi tentang tur ILLUCINATI sudah disebarkan lewat dunia maya sejak awal November. Ini dia gambar posternya (yang menurut saya sarat dengan simbolisme)


Gimana menurut kamu?
Yep, as I told you before, poster ini mengandung makna tersendiri. Bukan hanya sketsa reklame.

Coba perhatikan subjek utamanya. Iya, itu gambar Ernest Prakasa (bukan Bruce Lee ya -_-*) dengan mata tertutup dan tangan terikat. Gambar itu sebagai metafora tentang keresahan Ernest sama generasi muda zaman sekarang yang gampang kehilangan kekritisannya. Di tengah derasnya arus informasi, kita jadi terbiasa disuapi berita dan informasi. Rasanya ironis, mengingat bahwa sebenernya kalo kita mau berinisiatif untuk tau lebih dalam, informasi itu bisa diakses dengan gratis dan mudah melalui kecanggihan teknologi.

Perhatikan sekali lagi gambarnya.

Walau terikat, tapi tangan Ernest itu masih memegang microphone. Itu melambangkan keyakinan Ernest bahwa meskipun kita kerap dibelenggu, tapi melalui kebebasan berbicara di atas panggung, kita bisa memicu perubahan. Ini sekaligus pesan : jangan anggap remeh kekuatan ide yang disebar, lalu tertanam.

Epic. Bener-bener epic. Nggak mungkin banget saya melewatkan acara ini.

Lewat akun twitter @StandUpIndoSMG, saya dapat info bahwa jatah Semarang untuk tur ILLUCINATI ini adalah hari Jumat, tanggal 6 Desember jam 19.00.
Selain Semarang, Ernest Prakasa akan menyambangi 16 kota lain, mulai dari Makassar (16 Nov) lalu ke Samarinda, Balikpapan, Banjarnasin, Banda Aceh, Solo, Jogjakarta, Padang, Depok, Bandung, Bogor, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Denpasar, dan terakhir di Jakarta tanggal 25 Januari 2014.

Wow... total ada 17 kota. 6 diantaranya dilaksanakan dalam satu weekend tanpa jeda.

Epic. Sekali lagi, bener-bener epic.

Nggak hanya jumlah kota yang lebih banyak daripada Tur pertamanya, pada tur kedua ini durasi 'manggung' Ernest juga tambah panjang. Dulu dia perform selama 1 jam, untuk ILLUCINATI dia tampil 1 jam 30 menit. Padahal, kata Ernest, rekornya sebelum ini hanya 1 jam 15 menit.

Dulu pas tur Merem Melek, ada Genrifinadi Pamungkas yang jadi opener. Kali ini opener ILLUCINATI adalah Arie Kriting.
Kenapa harus si Arie, koh?

"Gue pilih Arie karena sejak pertama kali nonton dia di Malang, gue udah terkesima. Ada sesuatu yang sangat unik dan tajam dari cara dia berorasi dan berkomedi. Gue pilih dia tanpa ragu"

Alasan lain? Arie Kriting kan sama-sama juara tiga di ajang StandUp Comedy, dan dia dari golongan minoritas.

Perbedaan lain antara ILLUCINATI dan Merem Melek adalah opener comic-nya. Waktu menggelar tur Merem Melek, di setiap perform Ernest mengajak satu opener, satu guest comic, dan dua comic lokal dari masing-masing kota.

Pada gelaran ILLUCINATI, Ernest bekerjasama dengan teman-teman di Komunitas StandUp Comedy Bali dan mendatangkan comic opener dari Bali untuk perform di tur-nya. Berhubung Ernest nggak ada sponsor, jadi biaya transportasi dan akomodasi para komika Bali ini akan ditanggung oleh kas urunan Komunitas StandUp Comedy Bali sendiri. Jadi semacam beasiswa dari komunitas, supaya para comic ini bisa dapet pengalaman berharga dengan ikutan Ernest tur.

Saat perform di Semarang, Solo dan Jogja, komika Bali yang ikut Ernest adalah Agam Zahid. Komika yang masih berusia 17th dan belum pernah mimpi basah.

Harga tiket tur Ernest ini Rp 50,000.00 untuk pre-sale selama 25 - 30 Nov. Setelah 30 November, harganya menjadi Rp 75,000.00. Wuih, mahal juga ya?
Tapi seenggaknya, pada tur ini Ernest berjanji dan menjamin akan ada sesi foto bersama setelah perform. Yahuuuyy!!!

Di facebook, saya nulis status tentang tur ini. Yaah, kali aja ada yang minat nonton juga. Jadi kan bisa nonton bareng.
Walaupun, catet ya, seumpama nggak ada temen-temen yang minat nonton, toh saya nggak keberatan nonton sendirian lagi, seperti waktu menonton Three Mas Kenthis bulan September itu.

Dari sekian orang yang menanggapi status saya, ternyata Rizky Kurniawan, salah satu junior di SEC bilang mau ikutan.

Yang Rizky tau, di acara itu dia akan nonton performance Ernest dan Arie Kriting.
Yang Rizky nggak tau, di acara itu dia akan saya berdayakan untuk motret-motret saya dan nganterin saya pulang.
Rizky tidak sadar kalau dia sudah terjebak. Khu khu khu khu... =P

Hari Sabtu tanggal 30 November saya ke Hotel Pandanaran untuk beli tiket. Venue alias tempat acaranya adalah di Ballroom Pakoe Boewono. Tempat yang sama saat mereka mengadakan Three Mas Kenthis.

Kelar beli tiket (dapat senyum super manis dari mas-mas resepsionis, pula!) saya menuju Gramedia Pandanaran untuk beli buku NGENEST (Ngetawain Hidup Ala Ernest). Buku yang ditulis sama Ernest Prakasa sendiri. Rencananya buku itu bakal saya mintakan tandatangan Ernest setelah dia tampil.

Buku NGENEST ini harganya Rp 55,000.00. Maka genaplah sudah, dalam hitungan 30 menit, duit Rp 160,000.00 itu amblas.
*menatap dompet dengan mata nanar*

Buku dan tiket sudah di tangan. Ready to watch Ernest's performance!
Hari pertunjukan pun tiba. Jumat tanggal 6 Desember saya pulang jam 17.00. Mampir ke kost untuk mandi dan ganti baju, lalu capcuz ke Hotel Pandanaran.
As I predicted, tanggal muda begini pasti macet khususnya di area Banyumanik. Maka saya mengandalkan senjata andalan saya : NAIK OJEK.

Yes. Ojek. Mengatasi masalah tanpa masalah. *kalah deh tuh pegadaian. hehehe*

Pukul 19.15 saya sampai di Pandanaran. Rizky sudah menunggu di seberang jalan memakai kaos dan to table square-square. Tau artinya apa? Kemeja kotak-kotak.
Iya, oke, saya tau kalau joke ini garing -__-*

Tadaa!! ini dia Rizky Kurniawan, yang dipanggil Arab sama temen sekolahnya. Mengaku sedang jomblo. (Kali aja ada yang minat)
Kami dapat tempat duduk nomer dua dari depan. Ihirr! Bisa lihat performance para comic dengan jelas.
Kalo saya lihat, jumlah penonton ILLUCINATI ini lebih sedikit daripada Three Mas Kenthis. Beberapa deretan kursi di bagian belakang tampak kosong.
Mungkin karena tiketnya terlalu mahal? Mungkin aslinya tiketnya sold out, dan itu hanya bangku ekstra yang disiapkan?
Atau mungkin.... kursi-kursi itu sebenernya diduduki sama makhluk astral?


Oke, mulai ngaco. Mari kita lihat stage tempat para comic akan perform.




Simple banget kan? Bagi orang yang nggak tau acara ini, mereka akan berpendapat kalau simbol di belakang panggung itu 'bahaya' banget. Mirip sama logo Illuminati.
Gimana kalau ada mata-mata Illuminati yang datang ke acara ini trus Ernest dianggap melecehkan sekte mereka?

Tapi bagi yang sudah tau mah, mereka nggak akan kaget lihat logo itu.
Kan emang nama acara ini juga plesetan ? Please deh. Komedi, bro!

Jam 19.15 saya sama Rizky udah duduk anteng di seat sambil ngemil Cha-Cha. Air minum juga udah dibeli. Malam ini saya akan selamat dari ancaman suara serak.

Sebelum acara dimulai, pihak panitia sempet ngocol juga. "Silakan duduk dulu sambil menunggu acara dimulai. Duduknya di kursi ya, jangan duduk dibawah. Mengko 'ndhak kademen"

Demi keamanan dan kenyamanan, saya merasa wajib memperingatkan Rizky.
"Oke, Ky, aku harus ngomong sesuatu ke kamu"
Rizky bengong. Hah?

"Jadi kalau nanti pas Ernest tampil, kamu jangan kaget ya. Biasanya aku bakal berubah jadi a-be-ge labil. Teriak heboh." kata saya

Nggak taunya, Rizky menjawab mantap : "Taktemenin mbak"

Giliran saya yang bengong. Euh? Ternyata saya mengajak orang yang tepat. He he he

Pukul 19.45, komika lokal dari Semarang, Adityo tampil. Dia masih pelajar, dan masih kurang greget. Kayak kurang persiapan gitu.
Di awal tampil aja dia udah bawa blue material.

"Waktu sekolah saya sering dibuat bingung. Tomat itu buah atau sayur? Ada yang bilang buah, ada yang bilang sayur. Terong juga begitu. Dia termasuk buah apa sayur? Begitu sudah gede, saya juga masih bingung. Kalau buah dada masuknya di kategori apa ya?"

Tuh kan, gimana nggak empet? Emang sih penonton StandUp Comedy itu dibatasi umurnya 18th ke atas. Tapi kalau terlalu vulgar, apalagi tampil di awal gini, rasanya awkward kan? Saya cuma bisa nyengir seadanya.

Setelah Adityo, ada Rizal (alamat twitternya @rizalganyoz). Rizal ini masih kuliah di Udinus. Secara materi, dia lebih kaya dan bener-bener sukses bikin ketawa.

Sebenernya, materi Rizal juga standard kok. Tapi karena penampilan comic sebelumnya sangat garing, materi Rizal jadi terasa kompor gas banget.

"Kenalkan, nama saya Rizal. Saya dari Udinus, asli Blora. Bapak sama Ibu saya tani. Lhoooo.. jangan salah Mas. Tani itu juga nyentrik lho. Slogannya aja unik.
Pring cagak radio. Sansaya njengking, sansaya jero. MACUL, maksudnya! Ngeres banget sih mikirnya!"

"Para petani sekarang nggak mau kalah sama kemajuan teknologi" kata Rizal lagi. "Mereka juga bisa balapan Formula 1. Tapi nggak pakai motor, pakainya traktor. Yang jadi komentatornya? Pak RW. Nanti teriaknya pakai speaker TOA-nya mushola. Kalau di luar negeri kan pembalap-pembalap itu pakai kaos ketat, tulisannya HONDA, atau PENZOIL, atau SHELL. Di tempat kita enggak. Sponsor utamanya REGENT sama QUICK. Tulisan di kaosnya? KUD Maju Makmur"

Hahahahaha...

Kelar dengan Rizal, kali ini giliran Agam Zahid, si komika yang diboyong jauh-jauh dari Bali.

"Saya asli Bali, tapi juga pernah tinggal di Jakarta. Gua juga pernah tinggal di NTT. Gue kasih tau ya, di NTT itu masih ada lho anak-anak yang masih main tanpa pakai baju. Iya, beneran. Jadi mereka main petak umpet, main perosotan dengan bertelanjang gitu. Dan itu nggak enak banget. Sekarang elu bayangin, kalo lagi main petak umpet sama mereka. Di Jawa, mereka main petak umpet pakai baju. Elo bisa mengenali temen-temen elo dari baju yang mereka pakai. Misalnya nih, ada yang ngumpet di balik pohon, trus ketahuan bajunya warna biru. Elo bisa bilang :

'Nhaaaa... baju biru. Baju biru. Tadi yang pakai baju biru itu si Bagas! Hayo, ketahuan! Itu Bagas lagi ngumpet dibelakang pohon'
'Ih, bohong, bukan aku kok!'
'Nggak mungkin, aku lihat bajunya kok. Warnanya biru. Kan kamu pakai baju biru'
Maka Bagas pun bisa diketemukan.

Lain halnya kalau elo main petak umpet sama anak-anak di NTT yang nggak pakai baju. Mau diidentifikasi dari mananya coba? Dari bentuknya? Dari ukurannya? Pasti elo yang bingung sendiri.
Misalnya ada yang lagi sembunyi di balik pohon, elo musti mikir keras. 'Wah, kalau bentuknya kayak gitu, itu milik siapa ya? Bagas, Saosin, atau Oner?' Bingung kan??"

Nggak berhenti sampai situ, Agam juga cerita soal keponakan dia yang baru pertama kali masuk bioskop.

"Keponakanku ini antik banget ya. Waktu kuajak ke bioskop, dia takjub. 'Bang Agam, ini bau apa ya? kok wangi banget?'
'Oh, itu bau popcorn dek. Kamu mau?'
'Iya, bang. Mau, mau'
'Oke, coba kamu jalan ke bawah meja itu. Biasanya ada yang jatuh, kamu pungutin aja, trus makan'
*penonton ketawa, Agam lanjut*

Sadis banget yak? Waktu kami berdua masuk ke gedung teaternya, pas nontonnya film perang. Begitu film mulai, kan lampunya dimatikan tuh. Dia bilang :
'Ih Bang Agam, kok tiba-tiba mati lampu sih?'
'Ya elah, ini bukan mati lampu. Emang sengaja dimatiin'

Ketika adegan tembak-tembakan, suara tembakannya kan keras banget tuh. Keponakan saya bilang: 'Bang Agam, volume suaranya besar banget. Bisa dikecilin nggak?'
Eh buset. Elu kate ini Tipi di poskamling?'

Begitu film selesai, kami siap-siap pulang. Keponakan saya bingung. 'Sandalku dimana ya bang?'
'Lha kok bisa ilang? Coba cari dibawah kursi. Bukannya sandalnya kamu pake?'
'Sandalnya aku taruh di depan pintu masuk bang. Tadi aku lepas'
'Jiailah, buset nih anak. Elu kata bioskop itu mushola apa? Pake lepas sendal. Dipake bego!"

Hahahaha.. boleh juga jokesnya.

Setelah Agam Zahid, kami rehat selama lima menit, lalu muncullah si guest comic malam itu : Arie Kriting!
bukan Edo Kondologit. Pokoknya bukan.


Di awal acara Arie mengucapkan Assalamualaikum, yang dijawab Waalaikumsalam oleh penonton. Rizky udah semangat nonton idolanya.

"Kalian pernah sholat Ied? Biasanya kalau masjid penuh, mereka ramai-ramai sholat di halamannya. Bawa tikar sendiri, bawa alas sendiri. Saya heran kalau lihat orang sholat Ied yang pakai alas koran. Ada kan yang pakai koran buat alas? Koran itu kan isinya berita, ada berita selebritis, berita olahraga, berita politik, atau berita kriminal. Bayangin aja ya, lagi sholat, baca Al-Fatihah (si Arie memperagakan posisi orang sholat) eh ternyata koran yang dipakai buat alas itu ada tulisan judul berita gede-gede : SEPASANG REMAJA TERTANGKAP SEDANG BERBUAT MESUM. Wah......"

dari sini saya masih bisa mengikuti dan tertawa bersama penonton. Apalagi saat Arie memperagakan orang sholat, sambil kepalanya menunduk kebawah dan membaca headline koran.

"Orang yang sholat ini penasaran, kepalanya makin menunduk, makin menunduk... apalagi berita di koran ini menyebutkan secara rinci kronologis peristiwanya. 'Dua remaja tersebut menuju semak-semak, keduanya mulai melepas baju.. Wahh.... yang baca makin semangat. Imamnya lagi baca surat, kepala dia makin nunduk, nunduk, dan terus nunduk....." Hahahaha..

Sebetulnya Arie ini lucu. Tapi entah kenapa saya susah banget catch lawakan dia. Mungkin karena logat dan ngomongnya dia agak cepet, makanya saya nggak ngerti. Jadinya sepanjang penampilan Arie, saya latah. Kalo yang lain ketawa, saya ikut ketawa. Persis orang cengo.

Setelah Arie Kriting, lampu ballroom dimatikan, tidak ada gerakan dimana-mana dan kemudiaan.......... there he is!
Ernest Prakasa, dengan jaket kulit, kaos putih berlogo ILLUCINATI, membawa microphone.

Karena duduk di deretan depan, jarak kami deket banget. Rasanya pengen maju kedepan kayak anak alay dan bilang "YU AR MAI AIDEL, KOH!!" Tapi gak jadi, nanti dia shock.

Ernest menyapa kami, kentara banget kalo dia semangat dan excited banget. So are we, koh! ^_^

"Makasih banget udah bersedia beli tiket, udah mau dateng di tur gue yang kedua. Tur gue yang sebelumnya, Merem Melek juga mampir di Semarang. Coba disini ada yang nonton tur Merem Melek nggak?" (beberapa penonton jawab 'Adaa!' sambil tepuk tangan). "Wuih, makasih.. makasih. Sebelum tur ILLUCINATI di Semarang, gue perform di Kalimantan. Waktu mendarat di Kalimantan, gue diserbu sama supir taksi. Cara nawarin taksinya tuh galak banget. Bukannya 'Silakan taksinya...' atau 'Mari Pak, taksinya', mereka nawarinnya sangar banget TAKSI PAKKK!! TAKSI PAKK!!
Gue heran deh, ini tuh nawarin apa maksa sih?"

Seperti beberapa performance sebelumnya, ILLUCINATI malam ini dibuka dengan bits tentang curhat Ernest sebagai kaum minoritas di Indonesia.

"Iya seperti yang elo lihat. Gue Ernest, dan gue Cina. Gini lho, orang tuh sampai sekarang masih punya penilaian yang keliru tentang orang-orang keturunan Cina. Itu namanya stereotype, man. Tau nggak apa artinya stereotype? Meng-general-kan segala hal berdasarkan sifat-sifat yang sama. Nih ya, salah satu stereotype tentang orang Cina di Indonesia adalah : orang Cina itu kaya. Ya elah, belum tentu juga kali. Banyak juga kok orang Cina yang miskin. Di Jakarta juga ada daerah kumuh yang dihuni sama orang Cina. Jadi jangan heran kalo elo masuk ke daerah situ, elo bakal dipalak sama Cina. Dan dipalak sama Cina itu adalah hal yang nggak akan elo berani ceritain ke siapa-siapa. Malu-maluin"

Ernest melanjutkan "Kalo elo ngasih stereotype atau menyamaratakan bahwa semua orang Cina itu kaya, itu sama aja elo menganggap bahwa mas-mas yang kerja sebagai customer service online Bank itu pasti ngondek. Mentang-mentang suaranya alus dan mendesah "iyyah.. shelamath malammh.. ada yang bisa dibantu lagi Pak?" belum tentu aslinya sealus itu. Siapa tau walaupun suaranya lembut, badannya berotot kayak Agung Hercules?"

Hahahaha..... nampol deh! Sebelum lanjut, Ernest menunjuk botol Aqua yang ada di atas panggung. "Boleh ya?" kata dia, maksudnya minta izin kalo mau minum.

"Boleeeehhh..." kata penonton.

Tanpa bisa dihentikan, mulut saya udah nylemong : "Monggoooo....". Keras banget.

Ernest langsung senyum, sambil mulutnya niruin 'Monggoooo..'
 hihihihihi... senangnya hatiku ^_^

Habis minum, Ernest lanjut.

"Gue juga heran, ada juga yang ngasih stereotype kalo orang Cina itu pasti pelit. Please deh, hanya karena mata gue meleknya irit gini (sipit, maksudnya) trus gue dianggep pelit? Enak aja. Enggak. Ini menandakan kalo kami lebih cermat, nggak mau rugi, dan nggak memandang sebelah mata. Ya iya lah, mau mandang pakai dua mata saja masih susah, apalagi cuma sebelah mata"

Saya dan Rizky dapat tempat duduk di barisan paling depan, di pojok kanan. Sisi positifnya? Bisa liat Ernest dari dekat.
Nggak enaknya? Celetukan sepelan apapun bakal didenger sama Ernest. Dan kalau Ernest denger, siap-siap aja dibully.
Contohnya waktu Ernest menyinggung Kemal Palevi, temen sesama comic dan juara tiga di StandUp comedy season dua.

"Ada Kemalicious nggak diruangan ini?" kata Ernest, seolah ngetest. Ya iyalah, biarpun berteman tapi Ernest dan Kemal kan bersaing secara sportif.

Penonton ada yang tepuk tangan. Saya juga, walaupun agak bimbang.

"Mana? Coba tepuk tangan sekali lagi yang jadi Kemalicious"

Saya tetep tepuk tangan, kali ini agak keras. Padahal..... penonton yang tadinya tepuk tangan udah mingkem. Jadilah saya satu-satunya yang tepuk tangan.

"Hanya satu. Dan menyesal" kata Ernest. Lalu dia menirukan gaya orang tepuk tangan, sambil tengak-tengok ke atas ala orang oon.

Hiyaaaa...! Malu banget. x_x

Nggak cuma membahas tentang orang keturunan Cina, malam itu Ernest juga membahas tentang Pemilu, kandidat presiden, dan politik. Semua materi 'berat' ini disampaikan dgn humor, tapi pesennya tetep kena. Ernest juga menceritakan tentang pengalamannya naik pesawat dengan salah satu tokoh politik terkenal. Si tokoh politik terkenal yang juga pernah jadi Menpora ini rupanya salah membaca jadwal penerbangan. Ketika Ernest masuk pesawat, dia kaget karena tempat duduknya sudah diduduki oleh seorang ahli telematika. Setelah diusut, si ahli telematika harusnya ikut flight berikutnya, yakni jam 07.00 bukan jam 06.00. Kalo kamu ngikutin tour standup comedy Ernest, kamu pasti paham cerita di atas. Kalo kamu nggak mudeng, wah.. ya mohon maaf. Makanya lain kali kalo ada show standup comedy spesial dari Ernest, nonton deh. Seru banget, asli.

Ada tiga hal yang bikin saya mengagumi Ernest Prakasa dibandingkan komika lainnya :

Satu, caranya menyampaikan materi tuh santai. Persis orang ngobrol. Walaupun lampu ballroom dimatikan (which means Ernest nggak bisa lihat penonton) dan hanya ada lampu sorot yang mengarah ke dia, interaksi Ernest ke audiens nggak pernah putus. Bahkan ada satu penonton cewek, yang lagi mainan Hape saat Ernest perform. Such a bite. Hahahaha

"Bentar, bentar. Eh eh eh... ini mbak yang lagi mainan hape, kayaknya asik bener nih. Lagi smsan sama siapa sih?" kata Ernest, yang langsung disambut sama 'eeeaaaa' yang bersahutan dari penonton lain.

"Dari tadi pas gue ngomong, mbaknya ini nunduuuuk.. aja kepalanya. Itu kan hapenya nyala, memancarkan cahaya LCD, kelihatan lho mbak dari sini kalo ekpresinya lagi melongo" Ernest memperagakan mimik wajah si Mbak yang ngowoh. Kocak!

"Coba dong, lampu sorotnya diarahkan ke dia". Maka lightning pun mengarah ke si cewek berjilbab biru. Semua penonton menyoraki.

"Kenapa mbak? Dicariin orang rumah ya?" Beuhh.. gimana perasaan kamu kalau jadi mbak-mbak berjilbab itu? Tengsin yaa... hehehe.

Dua, Ernest adalah satu dari komika Indonesia (selain Pandji Pragiwaksono, kayaknya) yang selalu membawa materi yang 'bergizi'.
Setiap show, Ernest nggak sekedar ngasih jokes, ejekan atau sindiran, tapi juga mengajak penonton untuk lebih sadar, terutama sadar isu politik dan sosial. Awesome!

"Jangan golput lah. Elo punya hak suara, ya manfaatin. Ada semacam peraturan tak tertulis yang mengatakan bahwa kalo elo golput, elo nggak punya hak untuk mengkritik siapapun yang terpilih sebagai pemimpin. Sekarang gini aja deh, saat pemilu, diantara semua partai yang mencalonkan, pasti ada beberapa yang elo nggak suka kan? Ya udah, elo coblos aja selain itu. Cari tau lah, profil kandidatnya kayak gimana. Sering-sering rajin, buka wikipedia, atau googling segala macam"

Tuh, gimana nggak nge-fans? Instead of mocking everything, Ernest ngajak penonton untuk aware. Salute!

Faktor ketiga adalah : orangnya humble dan low profile. Coba perhatikan potongan rambut-nya yang unik itu. Hasil bikinan salon? Enggak!
Tukang cukur langganannya adalah tukang cukur kaki lima biasa, persis seperti tukang cukur Madura yang sering kita lihat di kampung-kampung.
Gel rambutnya? Gatsby Wax ungu yg biasa dijual di Indomaret.

 "Gue pas merem :(" kata Ernest di twitternya.
Oh iya, satu lagi. Just incase you haven't known, Ernest adalah salah satu dari 5 orang co-founder berdirinya komunitas StandUp Comedy Indonesia yg pertama selain Raditya Dika, Isman H. Suryaman, Pandji Pragiwaksono, dan Ryan Ardiandhy. Tadinya dia kerja sebagai orang kantoran, tapi kemudian memutuskan untuk total menjadikan StandUp Comedian sebagai profesinya.

Malam itu Ernest juga menyinggung tentang wakil Gubernur DKI keturunan China yang naik daun di tahun 2013, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.  Materi yang juga dia uraikan dalam tulisannya di buku NGENEST.

"Ahok itu bener-bener figur buat gue. Dia keturunan Cina dan berhasil duduk di pemerintahan pusat. Oke, emang sih, sebelumnya memang ada orang chinese yg jadi mentri, kayak Kwik Kian Gie atau Marie Elka Pangestu. Tapi mereka itu ibaratnya dari golongan ningrat. Sementara Ahok itu orang biasa. Sosoknya nggak beda jauh sama kokoh-kokoh cina yang jualan di Glodok. Sosok yang biasa banget. Dia juga lulusan Trisakti, universitas swasta. Gue yakin dulu pas kuliah juga biasa banget. Pulang kuliah, paling dia nongkrong di Citraland, makan pempek di foodcourt, trus photobox sama temen-temennya A-kiong, Meimei sama Ling-Ling"

Sampai sini penonton ngakak. Hahahahaha

Selain Ahok, isu tentang pembagian kondom gratis juga tak luput disinggung Ernest.

"Gue termasuk orang yang mendukung pemberian kondom gratis. Tapi ini bukan berarti gue setuju sama seks bebas lho. Pada beberapa pasangan yang belum siap punya anak, kondom itu bisa jadi alat kontrasepsi yang aman. Punya anak itu nggak gampang lho. Beneran. Elo musti mikir sekolahnya gimana, biaya kesehatan dan pendidikannya gimana. Itu nggak gampang. Gue sendiri nih ya, baru memutuskan punya anak di usia perkawinan gue yang ke-4. Jadi sebelumnya, kalo mau berhubungan sama istri gue, gue pakai kondom. Dan elo tau, setiap kali beli kondom, gue jadi grogi. Seolah-olah si kasir ini melihat gue dengan tatapan yang mengatakan 'ciee...ciee... yang lagi horny... cieee... yang mau berbuat cabul..."

"Saran gue ya, kalo elo udah nikah dan pengen beli kondom, pakailah cincin kawin. Iya, serius gue. Elo tunjukin sama kasirnya kalo elo udah nikah. Misalnya pas bayar di kasir, elo pura-pura garuk hidung, biar si kasir lihat cincin di jari loe. Kalo elo punya cincin kawin 10, ya elo pakai semua."

Malam itu, harusnya Ernest tampil 'hanya' selama 90 menit. Lama ya? Tapi kalau kamu nonton secara Live, 1 jam 30 menit itu rasanya cepeeett banget!
"Udah hampir satu setengah jam lho ini. (penonton teriak 'oooohh' dengan nada nggak rela) Nggak kerasa kan? Capek nggak loe?" tanya Ernest.

"ENGGAAAKK!!"

Akhirnya Ernest nambahin 10 menit lagi untuk cerita tentang Babysitter-nya dan romantisme alay anak SD.

Beberapa materi yg dibawakan oleh Ernest malam ini juga ada di buku NGENEST. Buku yg ditulis oleh dia sendiri.
"Ada yg udah beli buku gue nggak? Coba sini tepuk tangan yg udah beli buku gue"
(hampir separuhnya tepuk tangan, termasuk saya)

"Wah.. banyak juga ya. Makasih banget buat temen-temen yang udah mau beli. Ngomong-ngomong, itu buku udah masuk cetakan kedua lho"
(penonton bersorak)

"Iya, bukunya masuk cetakan kedua, soalnya cetakan pertamanya burem. Jadi bukan karena laris, tapi karena banyak yg protes gara-gara tulisannya nggak kebaca, makanya jadi dicetak ulang!" selorohnya yang disambung banjir tawa dari penonton.

Kalo kamu udah beli dan liat buku NGENEST, coba buka bab "Umi sang Babysitter". Itu bab yang paling lucu dan jadi favorit orang-orang, termasuk saya.
Sebagai penutup, Ernest pun menyampaikan bab ini pada malam itu.

"Iya itu beneran. Babysitter gue orangnya lugu banget. Dia pernah teriak 'Paak, ada kepiting!' gue langsung kaget. Masak di kamar mandi ada kepiting? Eh nggak taunya pas gue lihat langsung, itu bukan kepiting, tapi KALAJENGKING"

Ernest melanjutkan : "Gimana ceritanya kepiting bisa ketuker sama kalajengking sih? Gue rasa si Kalajengking juga protes. 'Woy, gue ini kalajengking tauk, bukan kepiting. Kepiting mah cancer, gue ini scorpio!"

Disaat kita bener-bener menikmati sebuah acara, detik-detik jam kadang bisa sangat kejam. Saya masih takjub saat berdiri dan memberikan applause yang paling meriah untuk Ernest, ketika dia menyudahi performance.

"Nama saya Ernest Prakasa. Selamat malam!" katanya sambil membungkuk dalam-dalam. Sekitar 5 detik Ernest membungkuk, lalu bangkit, dan menyilangkan tangan didada. Menatap kami dengan tersenyum.

"Ernest kereeeeennn!!" suara saya tenggelam diantara penonton lain.

Lampu ballroom kembali menyala. Ernest kembali menyapa kami. "Halooo.... oh, itu dia orangnya, si mbak yang tadi mainan hape"  hahahaha

Ernest memanggil semua guest comic untuk naik ke panggung. Adityo Adit, Rizal, Agam Zahid dan Arie Kriting. Cheers for everyone tonight!

the starlets of the night
Seperti janjinya, Ernest mempersilakan para penonton untuk foto dengan dirinya satu persatu.

"Minta tanda tangan di bukunya sekalian ya koh" kata saya.

"Boleh.. boleh. Kamu namanya siapa?" kata Ernest. Aww.. suaranya ramah banget!

"Devi. Tulis aja 'to : DEVI' gitu koh" kata saya sambil menyerahkan pulpen dan buku NGENEST.

Saat Ernest menandatangani buku saya, saya minta tolong pada mas-mas anggota komunitas StandUp Comedy Semarang untuk memotret saya dan Rizky.

"Woy, mau motret nggak bilang-bilang dulu. Nggak sopan banget. Gue belum siap pose nih" kata Ernest. Hahahaha... tetep ganteng kok.

Kelar dapat tanda tangan dan foto, saya menjabat tangan Ernest dan mengucapkan semoga sukses.

"Makasih banget ya koh Ernest. Sukses selalu dengan turnya. Have a safe flight"

"Oh besok saya ke Solo. Pakai mobil, nggak flight"

"Oh, naik mobil ya. Ya udah, ati-ati deh koh" kata saya lagi.

Okay, selesai sudah acara ILLUCINATI di Semarang.
I was so satisfied with your performance, Koh Ernest. You are totally awesome!!! Soalnya bener-bener kompor gas. Pecyaaahh! Rahang dan tangan sampe pegel gara-gara ketawa dan tepuk tangan. Hehehehe ^_^

Jam 22.30 kami meninggalkan Pakoe Boewono Ballroom. Rizky mengantar saya sampai kost. Baik banget ini bocah ^_^

Oh, satu lagi nih.

Tanggal 11 Januari bakal ada penampilan dari 4 komika ibukota : Gianluigh, Aditya Muslim (peserta StandUp Comedy season 3, Setyawan Yogi dan Dimas Yudhistira alias @dim_zy
Mereka akan tampil di acara SATU BANGSA DALAM TAWA.

Kalo ada yang belum pernah nonton StandUp Comedy secara live, coba deh sekali-kali nonton. Asik kok.
Cuman, seperti yang udah pernah saya sampaikan, kalo nonton StandUp Comedy itu syaratnya 18th keatas.
Bukan mau diskriminasi, tapi karena banyak 'Blue-material' yg disampaikan, terutama saat tampil Live kayak gini. Ada materi tentang kondom, tentang gender, seks, taik sampai theologi. Kalo belum cukup umur dan pikirannya sempit, pasti kamu merasa tersiksa. Percaya deh sama saya. Saya kan wisudawan terbaik di almamater. Hehehe

Thanks for reading this posting. See you! *muah muah*

Akhirnya Tandatangan-nya koh Ernest di buku NGENEST. Lengkap dengan tulisan "To : Devi" dan emoticon wajah sipit tertawa lebar di sebelah kanannya.

Fotonya Rizky sama Arie Kriting. Walaupun (kelihatan) mesra, percayalah mereka tidak saling mencintai kok.


And finally.. this is our pict with the star, Ernest Prakasa! (Oke, walaupun gambarnya agak blurred, tapi percayalah, ini memang kami. Dijamin asli. Kalo nggak percaya, tanya aja Roy Suryo
Foto di depan Banner StandUp Comedy Semarang. Dengan muka yang kucel habis ketawa habis-habisan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam