Langsung ke konten utama

Devi Mensurvei ..... (bagian 2)

Melihat banyaknya respon positif (tsaaahh...) terhadap survei iseng-iseng beberapa waktu lalu, yang saya lempar di Facebook tentang posisi tempat duduk, maka saya kembali membuka survei lagi.
Kali ini tentang...... makan.

I love to eat. Damn, I love eating any edible meals you can mention!
Ya, saya adalah omnivora sejati. Sesuatu hal yang nggak mau repot-repot saya tutupin.

Dan saat makan (terutama saat mencoba menu baru), saya terbiasa menyisihkan bagian utama untuk dimakan terakhir.
Makan nasi goreng seafood, misalnya. Saya akan makan irisan ketimunnya dulu, lalu kol, lalu krupuknya, potongan-potongan udang dan cumi saya pinggirkan dulu. Setelah krupuk, saya baru makan nasinya.
Setelah nasinya habis, cumi dan udangnya dimakan  Lalu setelah itu saya akan makan sendok dan piringnya.

Oh, bukan. Bukan. Hanya bercanda. Saya nggak se-brutal itu kok. Setidaknya, nggak didepan orang banyak. Gyahahaha...

Ehem. Oke, lupakan kalimat sebelumnya. Kita lanjutkan acara kita.

Saya kembali membuka kuesioner lagi di Facebook, untuk mengetahui siapa saja manusia-manusia diluar sana yang menyisakan bagian terenak untuk dimakan paling akhir. Dan ternyata, responnya banyak juga.

Here is my Facebook post that I wrote on Oct 17th 2013 (Yeah, I know it's been more than 2 months ago) :

Bikin survei kecil lagi ah. Silakan teman2 yg kebetulan online, mungkin berkenan utk berpartisipasi.
Ini pertanyaannya : "Saat makan, apakah kamu termasuk penganut Save The Best for The Last? Misalnya pas makan bakso, kamu habisin mie-nya dulu, trus kuahnya, trus potongan dagingnya. Nah, baksonya disisakan terakhir utk dimakan satu-satu. Atau makannya acak?"

Survei ini berhadiah gak? Ehm.. pujian setulus hati itu termasuk hadiah juga kan? Hehe


Begitu pertanyaan ini saya launch, ada 13 teman yang memberi komentar sebagai berikut :

Beck Ardyant
sometimes ya,, but at lazzy time 'not'

Herlyna Purwanty
hahaha, aku penganut save the best for the Last dev..

Choerul Bekti
Heem. Sering spt itu Dev. Nyisain yg plg enak u/ terakhir, mgkin karena spy kesannya yg terakhir itu plg menyenangkan

Wahyu Anggara Raya
Yup . . . . . Dan saya merupakan penganut garis keras .

Pustaka Sari
Save the best for the last = itu semacam motivasi mbak, soale nek misal maemnya nggak enak2 trus ada yg enak (sesuai harapannya cuman itu tok), nah kudu makan semua dulu, ntar kan rasa terakhirnya enak, soale kan yg terakhir yg menurut kita enak.. Tetep kan habis semuanya? ben ayame ndak mati.. Makane yg enak maem terakhir, semacam penghargaan mbak dev u,u
Yap mbak, semacam hardcore believer *penganut keras* ahahahah soale ket mbiyen sampe saiki podo wae ngono mbak dev:D

Alifka Ardi Agustono
Enak yang,,,save the best for the first,sis, langsung tanpa basa basi,heheh

Septia Laili Farida
sbnernya lbih ke save the best for the last sih mb, tp sering jg pas lg rame-rame gt, bagian the best nya malah dicomot orang, pdhal emg sengaja mau dimaem terakir -.-'unpredictable moment haha

Geri D Champion
Always save the best one for the last bite,,,

Fitriana D. Winanda
klo aku yg aku makan pertama yg enak mbak, trus yg krg enak atau aku gaksuka biasanya dikasih ke temen sih hehe

Happy Huppy
and yeah, im not the only one. . . hahaha aku juga penganut save the best for the last. dunno why?? its just like a natural habbit for me , i think. dan aku jarang makan lauk yg enak bisa hbs bareng nasinya. mesti sing enak keri, bagaikan kehidupan kita harus melalui yg gak enak2 untk dpt yg enak. hahahaha *mekso.

Enggar Ruby
Kalo aku tak makan yg the best dulu dev...nah pelengkapnya terakhir...eman2 selak dicomot yg lain..

Nungky Meliano Sonyushidae
yg enak juztru yang dimakn pertama..

Ardyan O Mephisto
Ikutan,, klo saya biasanya coba2 kombininasi yg ada d makanan trsebut, trus suapan terakhir ya gabungan dari komponen2 yg ada d makanan,, so rasanya ngeblend d mulut gitu,, jadi habis nya makanan bareng ga ada yg awal ato terakhir


Okay, Makasih ... makasih... *membungkuk-bungkukkan badan*

Ternyata... dari 13 panelis ini, ternyata setengahnya strictly say Yes and prefer to put the best for the last. Mereka ternyata satu aliran dengan saya. Yeah! *high-five*

Ada 6 orang yang lebih memilih untuk makan bagian-bagian yang enak dulu. Yang 4 orang lebih milih makan bagian enak di awal. Sementara 3 orang panelis masih sedikit ragu sama orientasi mereka. Kadang-kadang suka save the best for the last, tapi kadang juga berubah haluan dan makan bagian-bagian yang enak dulu. Mereka ini pasti manusia-manusia yang rentan galau, hahaha =P

Well... what can I say? Sebagai moderator (ciee.. berasa Talkshow ajah!) yang netral, saya jelas nggak akan men-judge apakah orang harus makan yang best part dulu atau makan the best part di bagian akhir. Everyone deserved to eat on their own way :-)

Menerapkan save the best for the last saat makan itu sah-sah saja. Dimana salahnya? Justru dengan memakan bagian-bagian yang nggak kita sukai di awal, akan melipatgandakan rasa bagian yang terenak.

Ambil contoh Gado-Gado. Disitu ada irisan lontong, tomat, racikan kol, tahu, kentang, dan telur. Sebagai omnivora yang rakus, jelas nggak ada satupun komponen ini yang saya lewatkan. Semua saya lahap.
But for those people who feel reluctant in some vegetables, mereka bisa mulai dengan tomatnya, lalu kentang, toge, kol, terakhir tahu dan telur.
Coba rasain deh, doesn't the egg taste better?

Kadang kalo bagian yg terenak disisakan yg terakhir, 'rasa gak enak' dari bagian-bagian sebelumnya (atau bagian yang gak begitu kita suka) bakal tertutupi.
Kenikmatan memakan bagian yang terenak akan berlipat dan lebih kerasa kalau kita udah ngerasain yang kurang enak dulu.

Sama seperti hidup. Hasil perjuangan kita akan terasa lebih melegakan, lebih manis, dan lebih istimewa setelah kita merasakan hal yang getir dulu.

Bagi yang lebih memilih memakan bagian yang terenak di awal, please do continue. Just go with your way.
Nggak ada dosanya kok menghabiskan bola-bola bakso duluan sebelum makan kuah atau mie-nya.

Apalagi pas waktunya mepet, lagi buru-buru. Nggak ada waktu buat 'memilah-milah' mana yg the best dan mana yang not so best kan.

Sistem makan yang enak dulu alias "the best comes first" juga bisa diterapkan kalau kita sedang berada diantara para omnivora. Ini tindakan pengamanan biar makanan gak diambil.
Seperti yang ditulis oleh salah satu komen diatas. Maunya save the best for the last, eh... malah bagian the best yang kita sisihkan dicomot sama temen yang duduk di sebelah kita. Akhirnya dia pindah paham. Makannya acak, nggak pake dipilah-pilah. Langsung aja makan yang best part di awal. *Makanya kalo makan jangan ditinggal-tinggal. Langsung hap-hap-hap gitu lho*

Anyway, kalau kita makan bagian yang terenak dulu, ada kemungkinan kita menyisakan makanan. Betul nggak?
Misalnya nih, kamu pesen mie ayam dan gak begitu suka sama sawi. Kamu mulai makan mie-nya, kuahnya, lalu daging ayamnya.
And then, sawinya kamu sisihkan. Maunya sih dimakan belakangan. Tapi... karena perut kamu udah cukup kenyang, plus emang dasarnya kamu udah nggak begitu suka sama sawi, akhirnya sawinya nggak kamu makan. Dan terbuang. Ouch!

Masih mending kalau kamu lagi makan rame-rame sama temen. At least kamu bisa kasih bagian yang nggak kamu suka ke temen kamu.
Jadi nggak ada makanan yang terbuang. Good.

Atau misalnya kamu makan dirumah, sendirian. Ada lauk yang nggak begitu kamu suka, sehingga kamu makan di bagian terakhir.
Kalau emang tadi nggak suka sama lauknya, kenapa kamu tetep ngambil?
Daripada kamu buang, mending kamu ambil makan lagi (nambah makan gitu) bersama lauk yang menurutmu enak, sebagai pelengkap dari sisa lauk yang gak begitu kamu suka tadi.
Please, jangan buang makanan seolah kamu membuang tisu. Di belahan bumi lain, ada orang yang terpaksa pakai kupon makanan untuk bisa dapat semangkuk kecil bubur jagung.
(eh, saya udah pernah nyinggung ini di post sebelumnya ya?)

Sedihnya itu gini : misalnya mau makan mie ayam. Kamu gak suka sayur. Instead of saying to the seller : "Pak, gak usah pake sawi ya" eh malah sawinya dibuang.
MU-BA-ZIR dan jelas menyia-nyiakan berkat.

Pesan yang sebenarnya dari quesioner mini ini adalah : Menghargai Makanan. Menghargai berarti tidak menyia-nyiakan makanan. Menghargai berarti tidak membuang-buang makanan. Satu hal yang sering banget saya singgung, dan sering saya ingatkan sama orang-orang yang makan bersama saya.
Mulai dari teguran bernada iseng "kok nggak dihabisin?" sampai kalimat yang nadanya menggurui (yang kalau nggak terpaksa banget, nggak akan saya ucapkan) tentang penderitaan anak-anak di Afrika.

Believe it or not, masih banyak orang yang nggak bisa makan. Nggak usah jauh-jauh sampai Afrika deh. Di sekitar kita, masih banyak orang dhuafa yang untuk makan 1x dalam sehari aja susah banget. Hanya karena kamu tinggal di perumahan dan nggak pernah lihat mereka secara langsung, bukan berarti mereka nggak ada.
Gimana perasaan kamu saat capek-capek belajar biar dapat nilai bagus, sementara temen kamu nggak belajar, tinggal nyogok guru, dan dapat nilai lebih bagus dari kamu? Tepat sekali. Hancur. Nggak terima.

Sama seperti kamu membuang-buang nasi yang nggak kamu habiskan, padahal kalau saja kamu mau membuka mata, kamu akan lihat ada orang yang lagi menahan lapar dan kerja seharian demi makan nasi bungkus yang isinya nggak seberapa itu.

Oke, mungkin kita nggak bisa kasih bantuan besar kepada mereka. Kita nggak punya uang untuk bantu mereka, atau kita sendiri nggak punya lebihan makanan yang bisa dikasih ke mereka.
Tapi seenggaknya, cobalah untuk tidak membuang-buang sesuatu yang bagi mereka susah sekali didapatkan.

Tuh kan, saya jadi berlagak menggurui. Biarin. Habis rasanya gemes banget!
Dengerin ya, kamu bisa mengerjakan hitungan matematika, menghitung persamaan kuadrat, but if you can't even calculate your own stomach capacity, you're an idiot.

Nggak peduli mau makan yang enak duluan atau yang enak dimakan terakhir. Pada akhirnya, itu makanan walaupun makannya di awal atau di akhir, tetep aja ntar di perut nyampur juga.
Yang harus kamu pedulikan, sekarang dan seterusnya : Jangan sia-siakan makanan yang sudah terhidang untukmu.
Come on, cobalah untuk menghargai makanan. Kamu kan bisa pesen sama waiternya buat nggak dikasih tomat (kalau emang nggak suka), jadi nggak usah terbuang sia-sia. Udah banyak restoran yang menerapkan paket nasi kecil, sedang, atau besar. Kamu kan bisa milih sesuai kemampuan perutmu.

Remember this : berkah makanan itu terletak pada bulir nasi yang terakhir.

Sampai jumpa di survey berikutnya. Jangan lupa ya. Nggak boleh menyisakan makanan!


that is Loki and my Dinner. Nggak akan ada yang disia-siakan. (picture taken on 5th July 2013)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam