Ini cerita tentang seseorang bernama Sansan Bintoro.
An old friend. A laugh-maker. A man with a helpful hand. And mostly.. a Sagittarian.
ini dia fotonya Sansan.... (beat the drum, please)
Ini foto lama (badan saya masih kurus waktu itu, hehehe). Kalau nggak salah tahun 2010 sebelum saya lulus STM. Ini kunjungan SEC kedua kalinya ke SMA 15 (libels) dalam rangka belajar debat bersama. Pada kunjungan pertama, ada 15 anggota SEC yang datang ke SMA15 didampingi Pak Charna Wiwitanta. Lalu kami diperkenalkan sama anak bule dari German (lupa sama namanya) yang ceritanya lagi pertukaran pelajar sama SMA15 (wah, asik banget ya, bisa ketempatan murid bule).
Saat pertemuan pertama, Sansan nggak lihat saya perform (syukurlah. Karena kalau dia liat, dia pasti terpukau. hahaha :P)
Sansan muncul belakangan, saat acara sparing partner itu berakhir. Dia ikut latihan paski dulu soalnya. Di akhir acara itulah Sansan memperkenalkan dirinya, lalu meminta kami rombongan Stemba memperkenalkan diri satu-satu.
Itulah pertemuan pertama kami.
Itulah awal saya tahu namanya : Sandhya Reoni Bintoro. Kelas XI.
Sangat disayangkan dia se-angkatan sama Dita. Kapan saya ketemu orang keren yang se-angkatan sama saya? (clingak-clinguk)
Di pertemuan pertama itu, saya dan Dita terpesona sama posturnya yang atletis. Dita bilang ke saya kalau posturnya mirip-mirip sama Ben Joshua dan Dita akan menyimpan nomer hape Sansan dengan sebutan 'Sunny'. Sama seperti karakter yang diperankan Ben Joshua di film Cinta Pertama.
Sementara saya menyimpan nomernya dengan nama Sun-Sun. Tapi kesannya jadi terlalu centil ya? So I change it into Sunshine. Yes, Sunshine, sinar matahari yang membuat Sabtu menjadi lebih cerah, gemilang, bersih bersinar, cling! (kok jadi ketuker sama iklan sabun colek?)
Ya pokoknya begitulah. Sandhya Bintoro yang ramah. Yang perhatian. Yang supel. Yang temannya banyak. Yang manis. Yang tinggi. Yang tegas. Yang... wah pokoknya banyak deh definisinya.
Seminggu kemudian, ada pertemuan lagi dengan tim debat Libels. Ada 5 anak SEC yang kesana (kali ini cuma senior-seniornya aja) dan saya ikut lagi.
Sehari sebelumnya, Sansan sempat sms ke Devi. Dan Devi berlagak 'memalak' Sansan dengan mengatakan Devi akan datang kalau Sansan menyajikan sesajen berupa popcorn dan snack.
Tentu saja Devi nggak serius.
Tapi siapa sangka, hari Sabtu ketika tim SEC datang ke Libels, Sansan Bintoro dengan ramahnya membelikan popcorn, Taro, dan sesajen yang Devi minta.
Siapa yang nggak seneng, coba? Nggak ada anak sekolah yang nggak suka camilan. Apalagi pas lapar. Dan gratis, pula!
Sebutlah saya ge-er, tapi rasanya saat itu memang sulit untuk tidak ge-er. Nyatanya, saat kami berfoto bersama dan foto itu di-tag di Facebook, Sansan mengomentari "yang manis pakai jilbab namanya siapa ya?"
Tuh, siapa yang nggak senyam-senyum dikomentari begitu? Sekali lagi, sebutlah saya ge-er. Silakan. Wong memang aslinya dulu itu ge-er kok.
Minggu demi minggu, saya hangout dengan Sansan. Ketemu sepulang sekolah, ke Perwil. Makan bubur kacang ijo. Sending message.
Sansan itu rame, ceplas-ceplos, spontan. Tapi kadang punya nasihat yang bijak.
Yeah, tipe-tipe Sagitarius gitu. We are both Sagitarian, yang ulangtahunnya beda 3 hari.
Dia tanggal 12, saya tanggal 15.
Setelah saya lulus dan bekerja, kami sempat ketemuan satu kali untuk ke Perwil dan makan burger.
That was wonderfull day, with bright Sunshine beside me ^_^
Sansan sekarang udah kuliah di Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta.
I miss having an afternoon talk with him.
Terakhir kali saya ketemu Sansan di Jogja, Oktober 2013 pas nonton lomba Bahasa Inggris tingkat Nasional. We, indeed, had an afternoon talk finally.
Ah, Sandhya Bintoro. Sansan. S-A-N-S-A-N. Dimanapun kamu berada, semoga kamu sukses slalu ya. Jangan nakal, belajarlah yang rajin dan penuh semangat.
Hormati guru, sayangi teman. teroteeet..teroorett..
Hihihihii...
An old friend. A laugh-maker. A man with a helpful hand. And mostly.. a Sagittarian.
ini dia fotonya Sansan.... (beat the drum, please)
Ini foto lama (badan saya masih kurus waktu itu, hehehe). Kalau nggak salah tahun 2010 sebelum saya lulus STM. Ini kunjungan SEC kedua kalinya ke SMA 15 (libels) dalam rangka belajar debat bersama. Pada kunjungan pertama, ada 15 anggota SEC yang datang ke SMA15 didampingi Pak Charna Wiwitanta. Lalu kami diperkenalkan sama anak bule dari German (lupa sama namanya) yang ceritanya lagi pertukaran pelajar sama SMA15 (wah, asik banget ya, bisa ketempatan murid bule).
Saat pertemuan pertama, Sansan nggak lihat saya perform (syukurlah. Karena kalau dia liat, dia pasti terpukau. hahaha :P)
Sansan muncul belakangan, saat acara sparing partner itu berakhir. Dia ikut latihan paski dulu soalnya. Di akhir acara itulah Sansan memperkenalkan dirinya, lalu meminta kami rombongan Stemba memperkenalkan diri satu-satu.
Itulah pertemuan pertama kami.
Itulah awal saya tahu namanya : Sandhya Reoni Bintoro. Kelas XI.
Sangat disayangkan dia se-angkatan sama Dita. Kapan saya ketemu orang keren yang se-angkatan sama saya? (clingak-clinguk)
Di pertemuan pertama itu, saya dan Dita terpesona sama posturnya yang atletis. Dita bilang ke saya kalau posturnya mirip-mirip sama Ben Joshua dan Dita akan menyimpan nomer hape Sansan dengan sebutan 'Sunny'. Sama seperti karakter yang diperankan Ben Joshua di film Cinta Pertama.
Sementara saya menyimpan nomernya dengan nama Sun-Sun. Tapi kesannya jadi terlalu centil ya? So I change it into Sunshine. Yes, Sunshine, sinar matahari yang membuat Sabtu menjadi lebih cerah, gemilang, bersih bersinar, cling! (kok jadi ketuker sama iklan sabun colek?)
Ya pokoknya begitulah. Sandhya Bintoro yang ramah. Yang perhatian. Yang supel. Yang temannya banyak. Yang manis. Yang tinggi. Yang tegas. Yang... wah pokoknya banyak deh definisinya.
Seminggu kemudian, ada pertemuan lagi dengan tim debat Libels. Ada 5 anak SEC yang kesana (kali ini cuma senior-seniornya aja) dan saya ikut lagi.
Sehari sebelumnya, Sansan sempat sms ke Devi. Dan Devi berlagak 'memalak' Sansan dengan mengatakan Devi akan datang kalau Sansan menyajikan sesajen berupa popcorn dan snack.
Tentu saja Devi nggak serius.
Tapi siapa sangka, hari Sabtu ketika tim SEC datang ke Libels, Sansan Bintoro dengan ramahnya membelikan popcorn, Taro, dan sesajen yang Devi minta.
Siapa yang nggak seneng, coba? Nggak ada anak sekolah yang nggak suka camilan. Apalagi pas lapar. Dan gratis, pula!
Sebutlah saya ge-er, tapi rasanya saat itu memang sulit untuk tidak ge-er. Nyatanya, saat kami berfoto bersama dan foto itu di-tag di Facebook, Sansan mengomentari "yang manis pakai jilbab namanya siapa ya?"
Tuh, siapa yang nggak senyam-senyum dikomentari begitu? Sekali lagi, sebutlah saya ge-er. Silakan. Wong memang aslinya dulu itu ge-er kok.
Minggu demi minggu, saya hangout dengan Sansan. Ketemu sepulang sekolah, ke Perwil. Makan bubur kacang ijo. Sending message.
Sansan itu rame, ceplas-ceplos, spontan. Tapi kadang punya nasihat yang bijak.
Yeah, tipe-tipe Sagitarius gitu. We are both Sagitarian, yang ulangtahunnya beda 3 hari.
Dia tanggal 12, saya tanggal 15.
Setelah saya lulus dan bekerja, kami sempat ketemuan satu kali untuk ke Perwil dan makan burger.
That was wonderfull day, with bright Sunshine beside me ^_^
Sansan sekarang udah kuliah di Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta.
I miss having an afternoon talk with him.
Terakhir kali saya ketemu Sansan di Jogja, Oktober 2013 pas nonton lomba Bahasa Inggris tingkat Nasional. We, indeed, had an afternoon talk finally.
Ah, Sandhya Bintoro. Sansan. S-A-N-S-A-N. Dimanapun kamu berada, semoga kamu sukses slalu ya. Jangan nakal, belajarlah yang rajin dan penuh semangat.
Hormati guru, sayangi teman. teroteeet..teroorett..
Hihihihii...
Komentar
Posting Komentar