akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
Selasa, 1 April 1969
ini puisi karangan Soe Hok Gie, yang tertulis dalam bukunya Catatan Seorang Demonstran. Sebelumnya saya tak tau siapa Soe Hok Gie, sampai pada tahun 2005, saat saya kelas 2 SMP, Mira Lesmana dan Riri Riza membuat film epik sejarah ini ke layar lebar. Bersamaan dengan itu, buku Catatan Seorang Demonstran dicetak ulang oleh Gramedia. Teman saya, Pramita Septiyani membeli buku itu. Tentu saja sayalah orang (parasit) pertama yang meminjamnya, hehehe. Disitulah saya jadi tahu tentang puisi sebuah tanya ini. Bahkan saya menyalinnya di buku notes. Ah, Soe Hok Gie... jika saja dia tak mati terkena asap belerang kawah Mahameru, mungkin dia sudah menjadi demonstran abadi yang menggugat parlemen Indonesia.
Soe Hok Gie, dengan time-line terkenalnya "Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan!" sedikit banyak mempengaruhi masa SMP saya, dan mungkin sampai sekarangpun masih.
Good night!
eh eh, ini pertama kalinya saya nge-net di warnet ampe malam-malam jam 23.00.
Habisnya tanggung sih, saya lagi download video Academy Awards 2013.
hehehe...
nggak lagi-lagi deh habis ini *nundukin kepala*
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
Selasa, 1 April 1969
ini puisi karangan Soe Hok Gie, yang tertulis dalam bukunya Catatan Seorang Demonstran. Sebelumnya saya tak tau siapa Soe Hok Gie, sampai pada tahun 2005, saat saya kelas 2 SMP, Mira Lesmana dan Riri Riza membuat film epik sejarah ini ke layar lebar. Bersamaan dengan itu, buku Catatan Seorang Demonstran dicetak ulang oleh Gramedia. Teman saya, Pramita Septiyani membeli buku itu. Tentu saja sayalah orang (parasit) pertama yang meminjamnya, hehehe. Disitulah saya jadi tahu tentang puisi sebuah tanya ini. Bahkan saya menyalinnya di buku notes. Ah, Soe Hok Gie... jika saja dia tak mati terkena asap belerang kawah Mahameru, mungkin dia sudah menjadi demonstran abadi yang menggugat parlemen Indonesia.
Soe Hok Gie, dengan time-line terkenalnya "Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan!" sedikit banyak mempengaruhi masa SMP saya, dan mungkin sampai sekarangpun masih.
Good night!
eh eh, ini pertama kalinya saya nge-net di warnet ampe malam-malam jam 23.00.
Habisnya tanggung sih, saya lagi download video Academy Awards 2013.
hehehe...
nggak lagi-lagi deh habis ini *nundukin kepala*
Komentar
Posting Komentar