Pernahkah kau berpikir, Daun terbang dari pohon karena Angin bertiup, atau Pohon yang tak memintanya untuk tinggal?
Mungkin sudah waktunya Daun itu digugurkan dan pergi, jadi Pohon tak menghalanginya untuk terbang manakala angin bertiup. Jadi daun itupun terbang terbawa Angin.
Tapi bahkan ada Angin yang tak mau membawa Daun yang jatuh. Angin yang hanya sekedar bertiup saja, tanpa ada maksud merebut Daun dari Pohon.
Dia hanya bertiup dan melintas seperti yang biasa dia lakukan, tanpa melihat ada Daun yang sudah tak mungkin tinggal di Pohon.
Maka dengan sekelebat Angin yang melintas, Daun itupun jatuh. Meluncur ke tanah, meninggalkan Pohon tapi tak bisa mengikuti perginya Angin.
Daun itu jatuh, bersemayam di bumi hingga udara, air dan panas mengikis wujudnya, menguraikan bentuknya menjadi humus. Dan siapa tau kelak daun ini menjadi rumput, memandang ke arah Pohon yang dulu tak memintanya tinggal.
Daun itu tak membenci Pohon. Pun Daun yang jatuh itu tak pernah membenci Angin.
Tapi aku bukan Daun. Aku burung gagak.
Aku menyayangi Pohon tempat aku hinggap dan berteduh. Pohon berhati luarbiasa baik yang memayungiku saat hujan, melindungiku dari panas, membahagiakan aku jiwa dan raga meski dengan kebahagiaan yang dipandang dosa.
Aku burung gagak. Aku juga menyukai Angin.
Angin yang bertiup membelai bulu hitam cantikku. Angin yang selalu kusapa, sekalipun dia tak menggubrisku barang satu, dua kata.
Aku bukan Daun yang jatuh karena Angin menyentuh hatinya dan Pohon tak memintanya tinggal.
Aku burung gagak. Aku bisa terbang tanpa menunggu Angin bertiup dan mengajakku terbang bersama. Tak perlu menunggu Pohon memintaku pergi.
Saat ada burung lain hinggap di Pohon-ku, aku terbang. Mungkin Pohon berharap aku berubah pikiran untuk tetap tinggal tanpa diminta.
Mungkin Pohon berharap aku akan kembali untuknya.
Mungkin Angin sering bertiup di sekitarku untuk mengajak pergi.
Mungkin Angin melintas mencoba membawaku ke tempat lain selain Pohon.
Aku tak tahu. Aku burung gagak. Aku ingin terbang dan mengepak.
Biarlah Pohon merindukanku. Aku telah membawa sebagian rindu dan kenangannya bersamaku.
Biarlah Angin tetap bertiup tanpa sekalipun mengetahui perasaan senangku padanya. Aku telah mematri sosoknya di hatiku.
Aku burung gagak. Aku tidak membenci Pohon yang mendapatkan burung lain di dahannya.
Aku akan terbang, pun tanpa pernah membenci Angin.
Aku burung gagak....
Mungkin sudah waktunya Daun itu digugurkan dan pergi, jadi Pohon tak menghalanginya untuk terbang manakala angin bertiup. Jadi daun itupun terbang terbawa Angin.
Tapi bahkan ada Angin yang tak mau membawa Daun yang jatuh. Angin yang hanya sekedar bertiup saja, tanpa ada maksud merebut Daun dari Pohon.
Dia hanya bertiup dan melintas seperti yang biasa dia lakukan, tanpa melihat ada Daun yang sudah tak mungkin tinggal di Pohon.
Maka dengan sekelebat Angin yang melintas, Daun itupun jatuh. Meluncur ke tanah, meninggalkan Pohon tapi tak bisa mengikuti perginya Angin.
Daun itu jatuh, bersemayam di bumi hingga udara, air dan panas mengikis wujudnya, menguraikan bentuknya menjadi humus. Dan siapa tau kelak daun ini menjadi rumput, memandang ke arah Pohon yang dulu tak memintanya tinggal.
Daun itu tak membenci Pohon. Pun Daun yang jatuh itu tak pernah membenci Angin.
Tapi aku bukan Daun. Aku burung gagak.
Aku menyayangi Pohon tempat aku hinggap dan berteduh. Pohon berhati luarbiasa baik yang memayungiku saat hujan, melindungiku dari panas, membahagiakan aku jiwa dan raga meski dengan kebahagiaan yang dipandang dosa.
Aku burung gagak. Aku juga menyukai Angin.
Angin yang bertiup membelai bulu hitam cantikku. Angin yang selalu kusapa, sekalipun dia tak menggubrisku barang satu, dua kata.
Aku bukan Daun yang jatuh karena Angin menyentuh hatinya dan Pohon tak memintanya tinggal.
Aku burung gagak. Aku bisa terbang tanpa menunggu Angin bertiup dan mengajakku terbang bersama. Tak perlu menunggu Pohon memintaku pergi.
Saat ada burung lain hinggap di Pohon-ku, aku terbang. Mungkin Pohon berharap aku berubah pikiran untuk tetap tinggal tanpa diminta.
Mungkin Pohon berharap aku akan kembali untuknya.
Mungkin Angin sering bertiup di sekitarku untuk mengajak pergi.
Mungkin Angin melintas mencoba membawaku ke tempat lain selain Pohon.
Aku tak tahu. Aku burung gagak. Aku ingin terbang dan mengepak.
Biarlah Pohon merindukanku. Aku telah membawa sebagian rindu dan kenangannya bersamaku.
Biarlah Angin tetap bertiup tanpa sekalipun mengetahui perasaan senangku padanya. Aku telah mematri sosoknya di hatiku.
Aku burung gagak. Aku tidak membenci Pohon yang mendapatkan burung lain di dahannya.
Aku akan terbang, pun tanpa pernah membenci Angin.
Aku burung gagak....
Komentar
Posting Komentar