Semakin kita dewasa, kita (mungkin) jadi bijak.
Tapi ada hal-hal dari masa kecil yang hilang. Salah satunya : rasa nekat.
Sebagai orang dewasa, kita paham bahwa jatuh itu sakit. Kita mengerti bahwa gagal itu menyakitkan. Kita sudah mengenal rasa malu saat berbuat kesalahan. Lalu kita kapok mencoba. Kita menjadi terlalu waspada. Terlalu berhati-hati.
Anak kecil tidak. Jatuh bangun karena belajar naik sepeda? Tak masalah. Tidak ada kata kapok saat mereka jatuh saat memanjat pohon jambu. Pantat mungkin sakit, kaki mungkin tergores, tapi besoknya pasti akan memanjat lagi. Kenapa? Karena bagi anak kecil, semuanya setimpal dengan keasikan yang mereka dapat. Mereka menikmati.
Mereka risk taker sejati, anak-anak kecil itu. Mencoba hal baru tanpa banyak menimbang untung-rugi. Karena bagi mereka, setiap hal baru berarti petualangan. Dan petualangan adalah nafkah untuk imajinasi.
Ah, betapa inginnya aku jadi anak-anak kecil lagi.
Tapi ada hal-hal dari masa kecil yang hilang. Salah satunya : rasa nekat.
Sebagai orang dewasa, kita paham bahwa jatuh itu sakit. Kita mengerti bahwa gagal itu menyakitkan. Kita sudah mengenal rasa malu saat berbuat kesalahan. Lalu kita kapok mencoba. Kita menjadi terlalu waspada. Terlalu berhati-hati.
Anak kecil tidak. Jatuh bangun karena belajar naik sepeda? Tak masalah. Tidak ada kata kapok saat mereka jatuh saat memanjat pohon jambu. Pantat mungkin sakit, kaki mungkin tergores, tapi besoknya pasti akan memanjat lagi. Kenapa? Karena bagi anak kecil, semuanya setimpal dengan keasikan yang mereka dapat. Mereka menikmati.
Mereka risk taker sejati, anak-anak kecil itu. Mencoba hal baru tanpa banyak menimbang untung-rugi. Karena bagi mereka, setiap hal baru berarti petualangan. Dan petualangan adalah nafkah untuk imajinasi.
Ah, betapa inginnya aku jadi anak-anak kecil lagi.
Komentar
Posting Komentar