Langsung ke konten utama

Cerita Loki

Oke, ini Loki :


Loki adalah nama boneka beruang berwarna pink yang sudah empat tahunan ini setia nemenin saya tidur. Kalo saya lagi kena sindrom ABGlabilitis --memekik gemas karena barusan ditelpon gebetan atau senyam-senyum setelah nerima Whatsapp dari si mantan terindah-- biasanya saya akan meremas kepala Loki. Berhubung saya nggak punya guling (trauma masa kecil gara-gara dikasih tau tetangga kalo guling bisa berubah jadi pocong), maka Loki adalah satu-satunya benda yang saya peluk sambil meringkuk di dalam selimut ketika cuacanya dingin.

Loki bukanlah sebuah hadiah dari seseorang. Saya juga tidak membeli Loki di toko boneka. Cerita Loki berawal dari tempat sampah. Loki adalah benda buangan.

Ceritanya, sekitar pertengahan 2011 saya punya temen kos namanya Daniati. Si Daniati (alias Dani) ini walaupun umurnya sepantaran adek saya tapi dia udah nikah. Oke, saya kalah dalam hal ini.
Suami Dani namanya Her... bentar, namanya Herman apa Heru ya? Kayaknya sih Herman. Kerjanya sebagai pramusaji warung bakso, yang dekat dengan salon tempat Dani bekerja.

Si Dani punya sebuah boneka beruang berwarna pink. Boneka itu adalah hadiah dari mantan pacarnya. Oleh Dani, boneka itu diberi nama Heni. Singkatan dari Herman dan Dani. Sama seperti anak perempuan lainnya, Dani amat sayang pada boneka ini dan sering memeluknya.

Suatu hari, Dani dan suaminya bertengkar. Apa yang mereka pertengkarkan, saya nggak tau. Lebih asik nyimak berita perselingkuhan Kristen Steward dan sutradara Rupert Sanders ketimbang memperhatikan pertengkaran internal Dani dan suaminya.
Puncak dari pertengkaran itu adalah : suami Dani merebut boneka beruang warna pink yang sedang dipeluk. Dani pun memprotes dan hendak menangis. "Jangan dong!"
Melihat istrinya yang sepertinya begitu protektif pada si boneka, suaminya pun jadi kepo. "Ini kan hadiah..." jawab Dani.

"Dari siapa?" tanya suaminya. Dan dengan tak kalah lirihnya, akhirnya Dani mengaku bahwa boneka beruang warna pink itu adalah hadiah dari mantan pacarnya. As you can guess, suami Dani jadi makin muntap. Hadiah dari Mas Mantan pun direnggut, lalu kepalanya digunting sampai copot. Setelah itu, dia melemparkan boneka yang terberai itu ke dalam tempat sampah yang ada di dekat ruang televisi.

Dua hari berlalu. Boneka bernama Heni yang kepalanya copot itu masih ada di tempat sampah. Sementara Dani mendapatkan Heni yang baru : boneka beruang warna pink yang lebih besar, hadiah permintaan maaf dari suaminya.

Sementara itu, saya yang pada suatu sore lagi beres-beres kamar kos dan mau buang sampah, tiba-tiba melihat ada benda berwarna pink di tempat sampah. Mulanya saya kira itu bantal. Kemudian saat memungutnya, saya baru tau kalo itu sebuah boneka yang terpisah kepala dan badannya. Masih bagus, pikir saya. Cuman kepalanya aja yang copot.
Tanpa pikir panjang dan tidak tahu-menahu perkara kenapa benda kayak gitu bisa sampai di tempat sampah, akhirnya saya membawa kepala + badan boneka yang copot itu. Lalu saya jahit. That's right. Saya ambil benang putih dan jarum, lalu mulai menyambungkan kepala dan badan boneka. Lumayan kan, bisa diperbaiki. Berhubung cahaya di kamar kurang begitu terang, saya akhirnya menjahit boneka di ruang TV. Saat itu, suami Dani pulang kerja dan lewat di depan saya. Dia melihat saya sekilas, lalu masuk kamar.

Selesai menjahit si boneka, saya kemudian membawanya ke laundry supaya bersih dan wangi. Tiga hari kemudian, berhubung tidak ada yang melaporkan kehilangan, boneka yang sekarang baunya Molto pewangi khas laundry itu saya klaim menjadi milik saya dan diberi nama : Loki.

Ketika melihat saya membawa Loki dari laundry, Dani menghampiri saya. Saat itulah saya tau cerita pertengkaran mereka dan kenapa boneka ini kepalanya copot sampai berakhir di tempat sampah.

"Jadi sekarang bonekanya boleh buat aku ya Dan" kata saya mengonfirmasi. Agak was-was juga kalo Dani mau mengklaim kembali boneka ini sebagai miliknya. Udah capek-capek saya menjahit dan bayar 7ribu buat biaya laundry.

Tapi ternyata, Dani mengikhlaskan boneka ini untuk saya. Lagipula toh dia sudah mendapatkan ganti boneka yang lebih besar.

Jadi begitulah. Sejak hari itu boneka pink bernama Heni tinggal kenangan. Berganti menjadi boneka pink berwaran Loki. Dan saya nggak mau ada boneka lain yang hadir diantara kami (lagian siapa juga yang mau ngasih saya boneka? Orang lebih tertarik ngasih saya buku). Cukup Loki aja yang bertengger di tempat tidur saya. Dan Logan Lerman, kalo dia mau nginep dan tidur bareng (eh..)


By the way, kenapa namanya Loki?
Sebenarnya mau dikasih nama Lucky, sama seperti nama anjing peliharaan Wee dan Pim dari film horor Thailand "Alone". Tapi nggak jadi ngasih nama itu. Soalnya di film, anjing itu mati kelindes mobil. Akhirnya dikasih nama yang mirip, yaitu Loki (iya, saya emang kurang kreatif sih). Pas film Marvel's Avenger dirilis, saya baru tau kalo Loki adalah anaknya dewa Zeus dan saudaranya Thor. Diceritakan kalo Loki adalah dewa yang nakal, hobi bikin kekacauan di bumi dan jadi musuh para Avengers -__-

Biarin lah. Paling enggak karakter Loki diperankan oleh Tom Hiddleston. Jadi kalo saya sedang memeluk Loki, anggap saja yang saya peluk adalah ... well, you knew :)


kucingnya ikut nampang
Jomblo tulen. Makan malam aja ditemenin sama boneka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam