Langsung ke konten utama

salah..benar..salah..benar..

Guru Math saya waktu SMP ada yg namanya Pak Sulchan. Orangnya udah sepuh.
Kalo lagi ngajar, gak ada satupun yang boleh interupsi. Misalnya, kalo lagi pelajaran Math trus tiba-tiba ada anak2 kelas lain masuk buat sumbangan belasungkawa, Pak Sulchan pasti bakal nolak mentah-mentah. "Tunggu sampai pelajaran selesai!" gitu katanya. What?? nunggu 2 jam aja gitu lho, ya jelas males dong Pak.

satu hal lagi yang saya noticed dari Pak Sulchan. Waktu itu beliau bilang:
"Matematika itu gampang. Kamu cuma harus milih jawaban yang benar, bukan yang salah. Banyak anak yang nilai Matematika-nya jelek, itu karena mereka milih jawaban yang salah.
Lha wong ada jawaban benar, kok milih yang salah"

saya jadi makin gondok. Ya iyalah, Pak, semua orang juga tau kalo mo dapet nilai 10 tuh musti pilih jawaban yang bener. Cuman, yang mana jawaban yg bener? orang rumusnya aja lupa-lupa ingat gini >.<

hmmm.. teringat kejadian itu, saya jadi mikir (wuidihh,,tumben Devi mikir) tentang jawaban benar dan salah. Hal yang benar dan salah.

kadang orang takut berbuat salah. emang sih ya kalo di sekolah, berbuat salah kayak misalnya datang telat, nyontek, atau loncat pager sekolah, jelas bikin kita dihukum. Dan kalo kita jawab salah pas ulangan, bisa bikin nilai ulangan jeblok.

tapi dalam hidup, doing a mistake is learning. Berbuat salah sama aja dengan belajar. Saat kita nyontek dan ketahuan, trus dihukum, diceramahi macem-macem, kita jadi tau kalo nyontek itu salah. Kalo kita gak pernah nyontek, mana mingkin kita tau kalo nyontek itu salah. Iya kan?
saat kamu berbuat hal yang benar, gak akan ada orang yang menegur kamu. Tapi, begitu kamu berbuat salah, banyak orang 'menyerbu' kamu atas tindakan salah itu.
Gak papa. Anggap aja kamu punya banyak fans.

Ada satu cerita yang saya baca dari Intisari:
suatu hari wartawan bertanya pada seorang pengusaha sukses.
"apa rahasia kesuksesan Anda?" tanya wartawan.
"dua kata" jawab pengusaha.
"apa itu?" tanya wartawan.
"keputusan tepat"
si wartawan bertanya lagi: "bagaimana Anda membuat keputusan tepat?"
"satu kata" jawab pengusaha.
"apa itu?" tanya wartawan lagi.
"pengalaman"
si wartawan bertanya lagi "darimana Anda mendapat pengalaman itu?"
"dua kata" jawab pengusaha.
"apa itu?" wartawan bertanya
"keputusan keliru" jawab pengusaha tersebut.

you know what, cerita itu mempengaruhi saya, bahwa hal-hal yang salah is not a big deal.

bener juga ya, kata iklan jaman dulu: kalo gak kotor, ya gak belajar.

mungkin gitu kali ya? ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam