Langsung ke konten utama

Devi juga pernah nakal

what's up Bloggers! ^_^
i hope everybody here always fine and happy. Jangan stress ya. Biar menteri-menteri aja yang stress, kita-kita gak usah ya. Hehehehe :P

anyway, saya mau cerita dikit soal masa lalu.

dasarnya saya ini perfeksionis. Seratus persen. Maunya semua sempurna, tanpa cacat. tapi Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. I can arrange my world in balance between my school, hobbies, and after-school activity.
Bahkan saya masih bisa kumpul sama temen-temen SMP dulu, meskipun saat itu jadi pengurus OSIS.
Great. Tepuk tangan dulu dong! hehehehe

Life is going well ....  sampai akhirnya masalah muncul : COWOK.

Yep. Saya naksir kakak kelas 2 tahun diatas saya. Mulai dari yang awalnya flirting, trus lanjut smsan and other stuff people always do with their couple.
Dari situlah, mulai deh saya 'membelok'. Bela-belain lembur bikin tugas sampe malem, karena sepanjang sore smsan sama dia. Mulai sering absen rapat OSIS, biar bisa pulang bareng sama dia. Nggak ngerjain tugas supaya bisa chatting sama dia. Pokoknya saya jadi 'nakal'

Good girl turns into bad wild girl.

sampai akhirnya saya kena batunya. Nilai saya jeblok.
udah bisa ditebak kan? guru-guru menyalahkan saya. Orang-orang melihat saya dengan tatapan aneh.

menyesal? pastinya. Tapi saya mencoba buat kuat. Mengejar ketinggalan, memperbaiki nilai, sampai akhirnya jadi 'miss perfect' lagi. Sebagian orang masih menyinggung-nyinggung kejatuhan saya, mengungkit-ungkit kesalahan saya. But so far, it's not a big deal. Saya cuek aja. Kalo didengerin malah bikin sakit hati kan?

saya emang salah. Tapi saya belajar. Sekali-kali boleh kok, kita berbuat konyol. It's fun to do a silly thing ^_^ saya tetap berjalan tegak. Tapi walaupun udah berjalan tegak, selalu ada kemungkinan kita menginjak kotoran. It's okay. Membersihkan kotoran di sepatu itu urusan gampang. Yang penting, jangan sampai ketakutan menginjak kotoran membuat kita takut melangkah. Kayak pembangunan jalan tol. Selalu ada resiko kecelakaan. Tapi apa gara-gara takut kecelakaan itu trus pembangunan jalan tol dibatalin? Bisa-bisa ntar bangsa kita gak maju-maju dong.

belajar dari pengalaman cinta diatas, saya jadi tahu tentang arti mengambil resiko. Menjadi risk-taker.
Saya berani melakukan hal-hal walaupun resikonya waayyy..too much! hehehe ^_^
and obviously, saya gak akan jadi Devi yang sekarang kalo saya bukan seorang risk-taker. Dan pastinya, saya juga gak akan dapet pekerjaan seperti sekarang kalo saya bukan seorang rsik-taker. ^_^

have a nice day,people!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon...

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam...

i can't believe i have been three years here (part 2)

Chapter #2 : The Interview Maka dimulailah proses interview itu. Nina sms kalau di PT USG Pringapus banyak anak Stemba lain yang sedang interview seperti dirinya. Sementara saya? Interview bareng sama ibu-ibu dan anak jebolan kursus menjahit. Mereka melihat saya dengan tatapan ingin tau. Mungkin karena saya masih kecil? Atau kelihatan yang paling pede diantara mereka? Entah, mungkin alasan yang kedua. "Mbak'e mau ngelamar juga ya?" "Iya" "Dari tempat pelatihan mana?" "Oh enggak, saya dari sekolah kok. STM Pembangunan Semarang" "Disana ada jurusan menjahit?" Whoaaa... saya nggak ngelamar jadi operator jahitnya, Bu! On that first day, I was being interviewed with Dessy from recruitment. The interview in English. Yes, in English. It's easy. And then, she asked me to type a document in Microsoft Office. That's easy. After that, I was sent to another-cute-HRD-staff named Rizky. I call him cute because he is still...