Langsung ke konten utama

Sabtu di Karangayu (part.2)

The playtime is continued!

Sesuai kesepakatan dengan tim KKN Universitas Semarang, hari Sabtu tanggal 8 Februari saya kembali datang ke PAUD Cendekia - Anjasmoro Karangayu untuk menjadi..... guru.

Oke, oke. Ralat. Bukan guru. Tapi pengajar tamu. Yang tugasnya menyampaikan materi secara menyenangkan dan tidak membosankan :D

Dari hasil diskusi dengan Bayu, hari Sabtu ini akan diisi dengan pelajaran mengenal warna. Tadinya saya mengusulkan mau memberi materi tentang binatang-binatang. Anak-anak PAUD itu kita beri topeng-topeng ala binatang, misalnya Singa, kucing, harimau, tikus, dan lain-lain. Lalu anak-anak itu kita ajak main kejar-kejaran. Yang pakai topeng kucing akan mengejar anak yang memakai topeng tikus. Yang singa akan mengejar zebra. Jadi mereka belajar nama-nama binatang, dan perilaku alami dari beberapa hewan.

Sounds good, eh?

But the question is.... how many animals that we should provide? Binatang kan banyak banget. Udah gitu, masak selama 30 menit kita mau main kejar-kejaran aja?

Maka dua hari kemudian, saya mencoba googling tentang permainan edukatif bagi anak usia 2-3 tahun. Saat membuka situs http://www.learning4kids.net  saya nemu artikel tentang permainan warna yang kayaknya applicable untuk dipraktikkan.
Kita sediakan baki berisi benda-benda berwarna-warni seperti kancing, korek api, kelereng atau manik-manik. Pokoknya benda apa aja (yang aman buat anak kecil ya) dan jenisnya seragam. Kalau isinya manik-manik ya, harus manik-manik semua. Benda-benda itu kita letakkan di baki, lalu anak-anak kita minta mengambil benda itu tanpa memakai jari. Mereka bisa pakai penjepit plastik atau benda lain.

Dari permainan ini, kita bisa melihat anak-anak terkadang sudah memiliki warna kesukaan. Maka ketika diminta mengambil secara acak, mereka cenderung mengambil benda yang warnanya mereka suka. They have already built their memory about one or two colors.

Sejauh ini, rencana itu memang terdengar bagus.

And...... here comes the question : benda apa yang kira-kira akan kita pakai sebagai alat main? Kancing? Bola?

Tiba-tiba saya teringat sama kertas origami yang minggu lalu saya beli untuk membuat mozaik. Kertas-kertas itu kayaknya bisa dibentuk menjadi perahu kertas warna-warni untuk alat main. Saya minta Bayu untuk membuat perahu kertas sebanyak-banyaknya, untuk dibuat permainan.

Hari Rabu tanggal 5 Feb Bayu mengirimkan beberapa gambar binatang-binatang yang nantinya bisa dipakai untuk topeng. Saya jadi kepikiran untuk membuat permainan kelompok, tapi masih tentang warna.

"Kita buat topeng, lalu topeng itu kita letakkan secara terbalik. Biarkan anak-anak itu memilih. Topeng-topeng itu kita letakkan terbalik, dan biarkan anak-anak memilih secara acak. Nanti kita minta mereka berbaris sesuai topeng yg mereka dapat. Topeng macan baris dengan topeng macan. Yang topeng beruang ikutan baris dengan yg dapet topeng beruang"

Bayu setuju dan besoknya mengirimkan beberapa gambar topeng yg imut-imut. Gambar itu saya print, hampir saja saya tempel di kertas karton sebelum akhirnya sebuah ide melintas...

....gimana kalau kita nggak usah buat topeng? Tapi kita buat jadi topi-topian aja?

Dipikir-pikir, sepertinya topi lebih praktis. Kalau topeng, kita akan kesulitan menentukan lebar topeng supaya bisa sesuai dengan wajah anak-anak itu. Belum lagi ngelubangin matanya. Ntar kalo nggak pas sama mata anak-anak itu gimana?

Maka saya pun mencoba trial dan membuat 1 buah topi-topian, which is seperti ini hasilnya :

Topi bergambar macan
cute doll wearing cute hat ^_^
Saya kirimkan gambar ini ke Whatsapp Bayu, dan dia bilang "topinya keren!"

Sementara di seberang sana, saya bersorak "Yes!"

Tapi sorakan itu mendadak terhenti karena saya sadar : Berarti Malam Ini Saya Musti Lembur, Ya Tuhan.

Yap. Lembur tanpa tidur semalaman penuh.
Oh, selamat ya Dev -_-"

Sama seperti minggu sebelumnya, hari ini saya kembali izin pulang awal. Pukul 12.30 saya pulang dan disambut mesra oleh...... hujan.

Beneran hujan. Deres pula.

Tapi untungnya, semua materi dan properti udah oke. Tinggal bawa topi-topi yang udah saya siapkan, payung, karton bekas penutup continous form (mau dipakai jadi baki/wadah), dan beberapa kertas hias.
Berangkaaatt!

Jam 14.45 saya sampai di ADA Setiabudi. Sesuai janjinya, Bayu menjemput saya.
Sampai di Posko, ternyata sudah ada Dwi, Isti, Mas Hadi, Surya dan Rahmat.

*hehehehe.... sekarang saya udah lumayan hapal sama nama-nama personil KKN Karangayu*

Saya mulai jelasin rencana kegiatan di PAUD hari itu. Pertama, kita minta mereka berbaris membuat lingkaran. Lalu kertas-kertas origami itu kita kasih di tengah-tengah mereka. Kita ajak mereka nyanyi, trus kalo di tengah-tengah lagu ada kata 'biru' atau 'merah' atau 'hijau' atau warna lain, anak-anak itu harus cepat-cepat mengambil origami sesuai warna yg kita sebutkan.

"Jadi kita semua baris di sekeliling mereka. Nanti setelah anak-anak itu mengambil origami, mereka harus menyerahkannya ke kakak-kakak mahasiswa yang membawa baki sesuai warna origami"

Everything seemed clear, but offcourse the devil was coming at real.

Pas sampai di PAUD, anak-anak yang manis itu berubah menjadi..... beringas.

Ketika mereka diminta duduk, mereka duduk. Tapi cuma 10 detik.
Setelah 11 detik, mereka maju.

Setelah 20 detik, mereka teriak-teriak.

Setelah 40 detik, mereka lepas baju dan bergelantungan.

Oke, oke, mulai ngaco. Nggak se-liar itu juga sih.
What I'm trying to say : mereka susah nerima petunjuk dari kami. Dengan umur mereka yang rata-rata 2 tahun itu, sifat mereka lebih dominan ke polos.

Pas diminta ngambil origami yg warna biru, mereka malah ngambil warna kuning.
Hehehehehe

Di session kedua, kami meminta mereka mengambil topi-topian dari binatang dan berbaris sesuai topi. Keliatan sepele ya? Padahal aslinya belibet.

Begitu dapat topi, eh anak-anak itu banyak yang pulang.
hadeehh.. dikata ulang tahun apa? -__-


Anak-anak itu berbaris sesuai topi, lalu kami bermain "estafet origami".
Satu anak dari tiap kelompok mengambil satu origami. Lalu mereka mengoper origami itu ke teman yang lain di kelompok mereka. Lalu dioper lagi, dioper lagi, sampai ke tangan kakak mahasiswa yg paling ujung.

Seorang wanita cantik datang, kelihatan antusias mengikuti permainan anak-anak. Kadang dia ikut menyemangati.

Ternyata ini Bu Iin, yang menjadi DPL (Dosen Pembimbing Lapangan)

*sumpeh, orangnya keliatan muda banget. Hampir terlalu muda untuk dipanggil Ibu*

Selesai pembinaan di PAUD, tim KKN ini mengajak Bu Iin makan malam di Super Sambal yang deket sama lokasi Posko KKN.

muka-muka lapar menunggu pesanan. Itu Bu Iin (yang rambutnya panjang)
Munasir (paling kanan, pegang kamera) berusaha meng-capture detik-detik penderitaan menunggu makanan

Dengan selesainya makan malam ini, maka berakhir sudah kontrak saya untuk membantu mereka. Istilahnya, saya sudah purna-tugas. Hehehe

Malam itu saya pamit pulang pada teman-teman KKN. Dan diantar sama Bayu.

Malam itu, hujan mengguyur lagi.

Malam itu, serangan kantuk yang hebat (efek dari nggak tidur semalaman) datang.

Malam itu, sambil berboncengan sama Bayu, di tengah hujan deras, kami mengobrol. Tentang debat, tentang ucapan terimakasih karena Devi sudah membantu, dan tentang masa-mas Toyota Eco Youth.

Malam itu, kantuk saya mendadak hilang saat mengobrol dan tertawa bersama dia.

Malam itu, sama seperti malam sebelumnya. Walaupun hujan deras, saya tidak merasa dingin.

Hmmm... i just met them twice, but i'm gonna miss these people a lot.
I'm sure :))

Sukses untuk hari-hari sisa KKN kalian di Karangayu ya guys!
Oh ya, jangan lupa cantumkan nama saya di laporan, pasti makin bagus. Bagus untuk dimaki-maki, maksudnya. Hahahahaha :P

gaya mereka kalau pas lagi normal

gaya mereka pas lagi kumat, hehehe
the troops of KKN USM Karangayu 2014, yeah!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam