Langsung ke konten utama

50 Reasons Why I Prefer to be Jomblo

Nama saya Devi Oktaviasari, dan saya masih single. Orang mengatakan saya jomblo.
Istilah lainnya : fakir asmara. Tsaaaahh....

Konon besok 14 Februari 2014 dirayakan sebagai Hari Kasih Sayang.
It's Valentine's Day. Hah!

Harus banget ya, tanggal kayak gitu dirayakan? For me, dalam satu tahun itu tanggal yang paling istimewa ya cuma pas ulang tahun. Kok bisa? Iya dong. Itu kan titik balik kita saat pertama kali muncul di dunia.

Negara kita kebetulan dihuni oleh banyak manusia yang merayakan Hari Kasih Sayang. That's why, tanggal 14 Februari kadang jadi hari yang empet buat orang-orang yang jomblo.

Padahal apa sih salahnya dengan menjadi jomblo? Karena dianggap kurang bahagia? Well, sekarang saya mau nanya : Apakah punya pacar bikin seseorang bahagia? Belum tentu.
Bukan cuma satu atau dua orang saja yang pacaran hampir 7 tahun, tapi setelah itu putus. Hubungan mereka kandas. Selesai. Breach of contract.

Saya udah 5 tahun jadi jomblo, dan saya bahagia. Yep, I am single and I AM HAPPY.

Saya memilih untuk jadi jomblo, karena jadi jomblo itu ......

1. Punya waktu lebih banyak untuk diri sendiri

2. Bebas mau nonton film apa aja tanpa mikir pasangan kita suka apa enggak

3. Bebas mau makan apa saja, tanpa khawatir bakal jadi gendut dan nggak dicintai lagi

4. Bebas mau jalan kemana aja, dan pulang jam berapa aja (kecuali kalau masih kena jam malam dari orang tua ya)

5. Bisa lebih tenang main Plants vs Zombie dan Fruit Ninja di handphone, soalnya nggak ada yang dikit-dikit sms "kamu udah makan?"

6. Bisa ketawa keras-keras, nggak perlu jaim

7. Nggak perlu merasa cemburu atau dicemburuin

8. Awet pulsa telpon dan Hape karena nggak sering telpon-telponan. Paling habis buat biaya internet.

9. Selalu santai di malam minggu

10. Nggak repot mikir musti pakai baju yang mana, parfum apa, make-up apa, dll kalau mau pergi

11. Nggak akan melewatkan acara The Comment dan StandUp Comedy show gara-gara kencan

12. Nggak perlu galau saat hujan turun, apalagi hujannya turun di malam minggu

13. Bisa memelihara kucing, hamster, ayam jago atau opposum sekalipun, tanpa khawatir pacar kita setuju apa enggak

14. Nggak perlu ada panggilan alay macam Yang, Chayank, Honey, Bebbeb, Cinta, Embil, dan konco-konconya

15. Nggak harus pura-pura suka sama klub Manchester United, apalagi pura-pura ngerti sepakbola

16. Nggak perlu cemas bakal diselingkuhin

17. Bisa ngomong "wow Cakep" ke orang yang emang cakep, tanpa harus dijutekin sama pasangan

18. Lagi PMS ya? don't worry, nggak bakal ada cerita pasangan jengkel gara-gara kamu bete seharian

19. Nggak takut diputusin. Who can dump you, lha wong pacar aja nggak punya?

20. Bad hair day? Ah, so what!

21. Bisa belanja kebutuhan bulanan tanpa ada pasangan yang bete gara-gara nungguin kita lama milih shampo

22. Terserah mau makan siang atau enggak

23. Nggak harus laporan tiap saat. Emangnya tahanan kota yang musti lapor tiap minggu ke polisi?

24. Nggak akan ditanya sama saudara : "kapan punya anak?"

25. Kalau diteror sama pertanyaan "kapan kawin", bisa dijawab "masak mau kawin.... pacaran aja belom"

26. Insyaallah sudah menghindari satu dosa : Pacaran. Belum halal kok sudah mau dipegang-pegang?

27. Nggak bakal ngejalanin Long Distance Relationship.

28. Muncul jerawat? Waks... siapa peduli?

29. Membuka kesempatan sama orang-orang yang emang pengen deket sama kita

30. Ikut kegiatan yang sesuai passion kita tanpa terdistraksi kegiatan bersama pacar

31. Bisa nyampurin mayonaise agak banyak di Bee's tanpa minta persetujuan pasangan

32. Bisa ngremus-ngremus es batu tanpa berkali-kali ditanya "gigi kamu nggak ngilu ya?"

33. Bisa langsung tidur tanpa perlu ngucapin Met Bobok, Have A Nice Dream. Luph yu. Muah muah.
Huek cuih

34. Bisa eksperimen dandanan yang ajaib

35. Nggak perlu tengsin makan di warung nasi kucing dan beli sate usus

36. Tidak menambah daftar Pasangan Yang Pernah Berhubungan Seks Pra-Nikah di dunia

37. Bisa konsen menyelesaikan sekolah dan kuliah

38. Bisa menyelesaikan novel Bartimaeus, Artemis Fowl dan trilogi Negeri Lima Menara tanpa smsan "kamu lagi apa?"

39. Nggak perlu pura-pura suka sama musiknya Dream Theatre atau Bullet for My Valentine kalau emang lebih suka musik instrumental Kenny G

40. Boleh nonton film Kabhie Khushi Kabhie Gham atau Mohabbatein sambil bawa tissue

41. Punya supir banyak dan tersebar dimana-mana (baca : supir angkot, taksi, dan ojek)

42. Nggak perlu manicure atau pedicure secara rutin

43. boleh banget kalau mau flirting ke orang lain

44. Ada kesempatan jadian sama Raditya Dika.. hahaha... LOL

45. Nggak perlu pakai aksesories pemberian dia. Instead, kita bisa pakai gelang, sepatu atau cincin yang dibelikan ibu.

46. Nggak ada aturan musti beli coklat di hari Valentine. Tiap hari beli coklat juga boleh. Lagian, apaan tuh Valentine? Ooh... si pembalap itu ya. (Valentino Rossi itu mah)

47. Tidak menghabiskan waktu berlama-lama di depan cermin untuk bersolek demi si pacar.

48. Nggak harus beli majalah fashion biar tau mode ter-update saat kencan

49. Mau mendaki gunung? Ayok aja. Nggak ribet bawa-bawa pacar atau nyari-nyari sinyal di puncak gunung cuma buat telpon dia di rumah

50. Jadi orang yang mandiri. Nggak tergantung sama patjar.

See?

Saya udah beberkan 50 alasan (baca : sisi positif) menjadi jomblo. Kalau diperinci lagi, kamu akan dapatkan masih banyaaaaaaakkkk alasan lain kenapa Jomblo itu lebih enak.

Jomblo itu bukan dosa. Punya pacar itu bukan kewajiban. Coba kamu cek UUD'1945, mana ada pasal dan ayat yang menyatakan bahwa setiap warga negara wajib dan harus turut serta berpacaran?
Enggak ada kan? Jadi kenapa risih?

Dari apa yang saya amati, orang kepengen punya pacar karena terpengaruh pihak luar. Misalnya temen-temen kamu udah punya pacar semua, sementara kamu belum. Nah, akhirnya kamu risih dan segera mencari pacar.
Biar ada yang bisa digandeng-gandeng.

Atau bisa juga karena terpengaruh sinetron atau FTV. Coba deh, kalau kamu nonton esceteve tiap siang, mungkin kamu akan lihat FTV yang rata-rata ceritanya pasti tentang P-A-C-A-R-A-N.
Mau nggak mau, karena kamu udah dijejali setiap hari, akan tumbuh mindset : Aku harus cari pacar.
Padahal umur kamu berapa? Baru juga kelas 3 SMP. Harusnya kamu mikirin ujian dan rencana masuk SMA, bukan nyari pacar -__-

Oke, mungkin kamu bukan anak kelas 3 SMP. Mungkin kamu udah lulus kuliah dan sudah dapat pekerjaan. Sah-sah aja sih pacaran, tapi gimana sama orangtua kamu?
Sudah membahagiakan mereka belum? Mereka sudah menyekolahkan kamu sama perguruan tinggi, kamu pikir uangnya darimana? Dari bekerja!
Mereka kerja banting tulang demi sekolah kamu. Sebelum kamu punya pacar, prioritas utama ya orangtua dulu lah. Kenapa? Karena kamu nggak tau kapan Tuhan memutuskan mengambil mereka.
Nggak mau kan, akhirnya nyesel gara-gara kita nggak sempet ngasih penghiburan buat mereka?

Seharusnya orang-orang yang pacaran itu tanya sama diri mereka sendiri : Have my parents been happy now? Have I fulfilled their wishes?

Sori, sori, kesannya saya jadi menggurui ya? Maksud saya bukan begitu kok.

Saya cuma mau menekankan ini buat para jomblo di luar sana : Nggak punya pacar bukanlah akhir dari segalanya.

Kalau beneran kepengen punya pacar, tanyakan sama diri kamu : Segitu perlunyakah punya pacar? Buat apa? Buat latihan punya istri kelak? Buat nyari orang yang perhatian sama kamu? Kan sudah ada ibu kamu? Beliau juga nggak kalah perhatian sama kamu kan?
Malah kadang kelewat perhatian, sampe kita dianggap anak kecil terus =P

Tanyakan lagi : apa iya kalau punya pacar, kita bakal bahagia? Kalau ntar bosen gimana? Mau cari wanita lain yang bisa bikin bahagia?

Kalau tujuannya untuk latihan saat punya istri kelak, gimana kalau mindset-nya dirubah : pacaran setelah menikah?
Kalau masih pacaran alias belum menikah, apapun yang kamu lakukan itu haram. Tapi kalau sudah menikah, apapun yang lakukan itu udah Halal.

Gitu kan?

Viva la Jombloers!






i am single and i can eat everything I want. Lalalaa..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam