Langsung ke konten utama

Kalau nggak heboh, pasti itu bukan kami

Saya pernah bilang di postingan yang lalu kalau saya punya dua keluarga besar (di luar keluarga biologis). Temen-temen semasa SMK jurusan teknik audio video dan keluarga debat Stemba English Club.

Teknik Audio Video itu ibarat istri pertama saya, sementara SEC adalah keluarga muda saya.
(Yeah, saya punya naluri poligami sejak dini)

Nah, Ramadhan taun ini (akhirnya) saya bisa punya waktu berbuka puasa bersama temen-temen sekelas Teknik Audio Video. Mengatur acara buka bersama ini lumayan lama dan bertele-tele.

Di group chat Facebook, berkali-kali Wahyu Anggara Raya ngasih poling mau buka puasa bersama dimana (dia mah sok sibuk dan jagoan koar-koar, tapi pas hari H justru malah nggak datang! Dia emang OT sekali, Omong Tok)

Berapa option pun dikeluarkan. Ada yang pilih ke WS (Waroeng Steak), trus ke Super Penyet. Farida mengusulkan di lapangan Simpang Lima saja. Pesen makanan kardusan dari restoran Lombok Idjo, lalu lesehan di Simpang Lima bawa tikar.
Asik sih, cuman kalo nanti hujan gimana? Kan report gotong-gotong kardus makanan.

Bagus Sorga mengusulkan ke Pemancingan. Tapi syaratnya harus benar-benar fix pesertanya berapa biar bisa booking tempat.

Ada yang usul ke rumah makan Pleburan, ada yang usul ke Jimbaran. Padahal Jimbaran tutupnya jam 19.00

Apapun keputusan mereka, sebagai makhluk omnivora yang rakus, saya cuma ngikut.

Akhirnya tanggal 4 Agustus 2013 kami sepakat untuk berbuka puasa bersama di Pemancingan Kali Pancur. Bagus Sorga yang booking tempat, dan iuran per orang 44ribu.
The participants were as follow :


the male squad the female gangs
Bagus Sorga Afta Rosyida
David Rizal Devi Oktaviasari
Hinata Cahya Pitarta Farida Arifiani
Habib Mursyidi Himmatul Aliyah
Irfany Ikhsan Khusnul Khotimah
Masrur Khusnul Khotimah's niece
Miftakhul Mukti Nur Kholis Nungky Melia Novasari
Muhammad Awaludin Ririn Eko Lestari
Ossy Arfianto Winda Hayu Dwiani
Rizky Firman Prasetyo
Mas Farichin, suaminya Nungky

Disepakati kami kumpul di sekolah jam 16.00 lalu berangkat sama-sama. Saya, yang notabene habis nonton The Conjuring sama Misri dan sampai hari H nggak dikasih tau kalo acara ini akan dilangsungkan pada hari Minggu, adalah peserta terakhir yang datang ke sekolah sekitar jam 17.00.
Jadi gini, sekitar 3 hari sebelumnya saat chatting ramai-ramai di Group, temen-temen yang semprul baik itu belum menemukan kata fix mau kemana. Wajar dong, kalau aku menyimpulkan bahwa acara Bukber ini batal.

Dengan asiknya saya menghabiskan Minggu untuk nonton di Paragon Mall, dan bablas ke Gramedia cari buku.

Saat naik bus kembali ke Ungaran, saya sms ke salah satu teman, Farida Arifiani "Jadi buka bersama gak? Kumpulnya jam berapa? Di lokasi mana? Aku dari Ungaran soale"
Yep, saya memang selalu anti basa-basi di sms dan memberondong pertanyaan dalam satu pesan. Dan tahukah kamu apa jawaban Farida?
"jadi. Ntr jam 4. Di dpn skul"

Saya nengok jam, udah jam 15.30. Oh. Mama. Mia. No. Turun di Sukun, saya ambil duit dan menuju ke roti Swiss Ungaran buat beli puding. Lalu mampir sholat ashar dan touch up.

Biarpun nggak sempat mandi, yang penting wangi dulu! (sambil menyiramkan Puteri Body Splash ke baju dan jilbab)

Jam 16.50 saya sampai di ADA Banyumanik, dan naik ojek! Bukan lantaran uyjan dan bechek, tapi karena yang lain udah kumpul di sekolahan. Nggak enak kan kalo berantakan gara-gara saya. Masih sempat sms kalo saya nggak bawa helm. Farida bilang nggakpapa, nanti pakai helm punya Bagus.

Bahkan ojek yang paling cepat sekalipun tidak mampu 'terbang' dan sampai di SMK7 hanya dalam waktu 10 menit. Finally, saya sampai di sekolah jam 17.15. Dengan datangnya Devi Okta, lengkap sudah peserta bukber.

We are ready to go, but we have problem : Devi Nggak Pakai Helm. Rupanya tadi sms Farida untuk pinjam helm dari Bagus telat masuknya. Bagus udah terlanjur sampai di sekolah. Mereka mencoba sms ke Muhamad Awaludin, tapi Udin juga udah berangkat.

Maka ikke terpaksa beli helm dadakan deh bo. Biarin deh. Mending ngeluarin duit 50 ribu kan, daripada mempertaruhkan kepala karena boncengan motor tanpa helm?

Masalah helm beres, kita berangkaaat!! Lokasinya deket Manyaran, dan saya sering lihat iklannya di TV lokal Semarang. Ini dia lokasinya.
Kalipancur, here we are! (Aku jongkok biar nggak keliatan kalo perutku lebar. Ini tindakan tricky demi menyelamatkan performa dan kualitas foto)
Pas masuk ke dalam, tempatnya lumayan luas dan adem (soalnya kita kesana sore sih, kalau siang hari ya mungkin tetep aja panas).
Kami dapat gazebo yang letaknya deket sama kolam ikan lumayan gede, dan deket musala pula. Perfect location.


Yang nggak nengok ke kamera berarti lagi nyembunyiin muka lapar mereka.

Alhamdulillah, saat berbuka puasa tiba. It's the time to break fasting. Es teh sudah dibawakan. Nasi sudah dihidangkan. Ikan bakar sudah disajikan. Ikat pinggang sudah dilonggarkan. Devi sudah dikendalikan.


Firman jadi Pak Modin yang mimpin berdoa sebelum makan. Bersyukur untuk segala berkah. Mungkin juga terselip doa semoga guramenya tak disikat oleh Devi si karnivora.

Beberapa ada yang makan pudding dan langsung salat maghrib dulu. Sebelum salat, David Rizal wanti-wanti.

"Ikannya musti dijaga tuh"
"Ngapain? Kan nggak ada kucing" kata Udin, Pak Erte.
"Enggak, takutnya ntar ikannya nyemplung lagi ke kolam"

Buahahahaha... tawa kami pecah. Inilah yang sering saya rindukan dari mereka. Lucunya mereka, noraknya mereka, hebohnya mereka. Tawa kami yang membahana membuat beberapa keluarga di meja-meja sebelah kami semuanya menoleh.

Puas makan (saya hampir menyamai rekor Miftakhul Mukti si Jawara Posyandu) kita ngobrol. Disinilah insiden terjadi pada David.
Secara ya, Gazebo kita mepet sama kolam, hanya dikasih teralis dari kayu. Kami duduk, ada yang selonjoran, ada yang bersila, ada yang nungging. Oh itu bukan saya.

Jaket-jaket ditaruh di dekat kaki. David, yang bawa 3 handphone, waktu itu meletakkan HPnya di atas jaket. Dan posisi jaketnya berada di pinggir gazebo, yang secara otomatis berada di pinggir kolam.

David mengobrol. David tertawa-tawa. David mengibaskan jaket, TANPA INGAT BAHWA HAPENYA ADA DIATAS JAKET.

Terdengar suara "Plung!" di kolam. Kami tidak menyadarinya. Kami masih tertawa.

David si korban merasa ada yang janggal. Dia mencari handphone-nya. Dan histeris.

"Eh, hapeku mana ya? Jangan-jangan tadi yang kecemplung di kolam itu hapeku???"

Yang lain kaget. Semuanya berdiri dan mengibas-ngibaskan jaket. Panik mencari handphone masing-masing (khawatir handphone-nya ikutan nyemplung).
Suasana chaos.


David Rizal, the victim. Jangan terkecoh dengan penampilannya yang luga bak anak dusun. Pokoknya jangan. Ntar nyesel.

Afta Rosyida mencoba menelpon ke nomer David. Tak ada sahutan. Handphone David dinyatakan positif tenggelam. David makin histeris.

David bingung, lalu dengan sikap hero, dia memutuskan nyemplung ke kolam. Mencari si handphone tersayang. Dia lepas bajunya, lalu sambil bercelana kolor David masuk ke kolam.

Kami pun membantu. Membantu mengolok-olok dan menyoraki.

Kadang memberi pengarahan. Seperti :

"Tadi kamu duduk disini Vid. Pasti nggak jauh dari sini. Kamu cari aja disitu"
"Udah Vid, berendam disitu aja sekalian"
"Eh..eh..apaan tuh? Dibelakang kamu tuh Vid. Oh, salah. Cuman sendal butut ternyata"
"Nah, nah! Sebelah situ Vid! Oh enggak ding. Hanya ilusi"

Gimana enggak frustasi? Kasian banget si David. Semua orang di Kalipancur menengok ke arah kami. Sampe mas-mas dari pemancingan ikut memberikan saringan yang biasanya dipake buat nangkap ikan.


 Bukan acara Fear Factor. Bukan juga acara Be A Man. Apalagi Mamamia.

Hampir 30 menit David mencari. Setelah nyaris jam 19.30, saat David menyusuri tepian gazebo di dekat kami duduk, tangannya berhasil meraih sesuatu. The handphone was found!

Kami semua bertepuk tangan. Gegap gempita bagaikan akhir pertandingan Moto GP dan conveti ditaburkan. Yeah!!!

David mandi, lalu ikut solat isya. Jam 20.00 kami meninggalkan pemancingan terkutuk itu. Kami pengunjung terakhir yang pulang. Mas-mas dan mbak-mbak petugas disana mungkin udah jengah nungguin kapan kami pulang.

Aku langsung pulang ke Ungaran. Kan besok kerja (sial banget ya?). Aku diantar Fany sampai Sukun. Yang lain masih mau kumpul di sekolah lama.

Dengan demikian selesai sudah acara heboh kita hari ini. I have to get back to work.

Sampai jumpa lagi. *dadah dadah*

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam