Langsung ke konten utama

Go Ask Devi

ini adalah percakapan imajiner antara saya dan Devi. Yep, i am asking myself and pretending that I was a journalist which asking myself. Weird, huh?

Halo, bisa minta waktu sebentar? Saya ada beberapa pertanyaan untuk kamu.
--> Anda siapa? Wartawan ya? Kok nggak ada kameramen? Ini kuesioner produk atau iseng-iseng berhadiah ?

(menghela napas) Wartawan, bukan. Kuesioner, iya. Iseng-iseng, benar. Berhadiah, enggak. Ini kuesioner biasa, tapi bukan kuesioner tentang launching produk.
--> Yah... nggak berhadiah ya? Tapi nggak papa deh, mumpung lagi nganggur ini.

Oke mulai ya... langsung aja ke pertanyaan pertama. Kamu paling bete kalau diganggu saat ...
--> baca, makan, nonton film. Garghh! Eh tapi kalo misalnya dimintain untuk sesuatu yg urgent ya pasti mau nolong. Urgent disini termasuk command dari Ibu, panggilan dari Bapak atau misal ada warga narik iuran mingguan.

kalau jadi mahasiswa, pengennya diajar sama siapa?

--> Helmy Yahya, Tantowi Yahya, Rhenald Kasali, Najwa Shihab sama Pandji Pragiwaksono. They are awesome, inspirative, brave, has enlightening ideas for this country.
Apalagi Helmy Yahya. Beliau itu, wah, otak kanan dan otak kirinya tak hanya seimbang, tapi melebihi orang normal. Saya nyesel nggak minta tanda tangan waktu GPBN 2008 di Lembang.
Rata-rata mereka juga punya kemampuan public speaking and presentation skill yang bagus, jadi kelasnya pasti nggak akan ngebosenin.

Kalau dikasih waktu untuk ke luar negeri satu hari saja, tempat apa yang ingin dikunjungi?

--> for the sake of amusement, I prefer Disneyland Hongkong. I am a big fan of all Disney characters.

Diantara semua masa-masa sekolah, rasanya ingin kembali ke ....

--> kelas empat SD. Karena sepertinya inilah masa saat Devi Oktaviasari mengalami krisis pede, cengeng, dan sering terlambat masuk kelas (whoops!!). I wish I could be more brave and strong to defense myself from bullying.
Selain itu, kelas empat SD membawa saya pada kenangan tentang Edy Haryanta. Teman sekelas yang ternyata asik sekali, terlepas dari fakta bahwa dia nggak naik ke kelas 5. I wish I knew him earlier when we got in the same class in 4th grade.

Lagu yang selalu ada di playlist?
--> Bergantung pada mood sebenarnya. Kalau pas lagi sensitif, kadang dengerin lagu-lagu mellow kayak Mama Papa Larang-nya Judika Sihotang. Kalau pas lagi pengen semangat, yang diputer selalu lagunya Linkin Park, Superman is Dead, Bullet for My Valentine dan lagu-lagu soundtrack anime yang upbeat.
Tapi sejak Desember 2012 lalu, lagu yang selalu aku masukin di playlist adalah 'Somebody that I Used to Know" (dipopulerkan Gotye feat. Kimbra) tapi aku pilih versi akustik yang dinyanyikan artis serial Glee.
Saya juga suka sama lagunya David Archuleta dan Celine Dion.

Benda apa yang diinginkan dari kantong ajaib Doraemon?

--> Baling-baling Bambu lah! Kapan lagi bisa terbang. Lalu mesin waktu biar bisa nostalgia ke masa kecil dulu. Lalu apalagi ya? Pedang Pembelah Jadi Dua. Pernah muncul di episode Doraemon waktu saya SD. Bisa untuk membelah benda apa saja menjadi 2 bagian, tapi ukurannya jadi lebih kecil. Di episode itu, ceritanya si Nobita sama Doraemon rebutan TV, mau nonton acara kesukaan masing-masing. Trus Ibunya Nobita lewat dan bilang "Kalau kalian bertengkar terus, belah saja TV-nya" dan Doraemon ternyata benar-benar mengeluarkan sebuah pedang dari kantongnya.
TV-nya dibelah, jadi 2 (ukurannya setengah dari ukuran asli). Trus satu lagi alat dari Doraemon yang aku pengen. Lupa nama alatnya apa, tapi bentuknya kayak sate bulet-bulet.
Alat ini dipakai untuk 'mengambil' iklan dari TV. Jadi misal di TV ada iklan KinderJoy atau coklat Cadburry, kita sodorkan alat ini ke layar TV dan whuussh.. maka KinderJoy, Cadburry and all products you can name it will come out from monitor. Ajiibb..

Tapi nanti kan pabrik-pabrik banyak yang tutup? Ngapain bikin produk, toh orang-orang kalo pengen tinggal ngambil dari TV.
--> Pertama, ini pertanyaannya tentang khayalan saya, bukan? Jadi nggak bener-bener terjadi. Inget, tugas kamu itu cuma bertanya ini-itu dan hal-hal absurd lainnya. Jangan tanya diluar konteks. Mau nyaingin saya jadi debater ya?
Kedua, walaupun itu terjadi, belum tentu lah. Kan nggak semua orang punya alat itu. Doraemon cuma punya satu, dan akan saya minta buat dikasihin ke saya aja. Dan saya nggak akan secara 'kemaruk' mau ambil benda sebanyak-banyaknya dari TV.

beuuh,, oke lah lanjut pertanyaan selanjutnya. Peraturan apa yang ingin kamu usulkan untuk pemerintahan yang akan datang?
--> Membuat hukum yang melegalkan dan mengizinkan hipnotis pada persidangan untuk mengorek keterangan dari tersangka dan saksi. Soalnya saya jengkel sih, kalau ada persidangan kasus-kasus seperti korupsi, kesaksiannya cenderung berbelit-belit supaya lolos.
Panggil Uya Kuya atau Rommy Rafael, hipnotis para tersangka dan biarkan mereka mengakui, lalu rekam pakai kamera video, biar semua orang tau kronologinya.

Tell me three things that you never welcome
--> makan durian (it's a big No), pakai contact-lense (it's a bigger No No), dan ketinggian. Kalo ketinggian sih, nggak sampe fobia. Cuman merinding dan ada gelenyar aneh di ulu hati kalo lagi naik tangga atau lihat dari arah balkon gedung setinggi 5 lantai lebih.

Loh, tapi kamu suka ke Dufan naik Niagara. Bukannya itu juga tinggi?

--> Kan aku bilang, ketinggian itu bukan fobia jadi masih bisa ditolerir. Lagian, Niagara dan Dufan itu kasus beda. I love being in Dufan! Disini mah problemku tentang takut ketinggian nggak ada apa-apanya karena sudah tertutupi dengan keasikan dan keseruan saat teriak-teriak.

Next, tipikal kebiasaan orang yang pengen sekali kamu rubah :
--> Satu, orang yang makannya nggak habis. Bagiku itu menyia-nyiakan berkah. Apa mereka nggak pernah dengar, ada jutaan orang dibelahan bumi lain yang kekurangan makanan? Bahkan untuk makan saja mereka bergantung pada kupon makanan, cuma buat makan bubur jagung. Sementara kita disini masih bisa makan enak, eh nggak dihabiskan.
Yang lebih parah kalo makannya ala prasmanan. Kita sudah disediakan nasi, lauk dan sayur. Semua tinggal pilih sesuai kesukaan kita. Nasinya dan lauknya juga bisa ambil sebanyak yang kita mau. Tapi tetap saja ada yang menyisakan makanan. Memangnya mereka nggak bisa menakar kemampuan perut mereka sendiri?
Kalau memang belum pernah makan sesuatu dan belum tau rasanya, ambil saja sedikit. Kalau enak baru ambil lagi. Demi deh, rasanya miris banget ngeliat nasi dibuang-buang sementara ada orang lain yang nggak bisa makan apa-apa.

Yang kedua, the complainer! Gargh.. I just can't be more resentful to people who always complain A to Z from, mostly for just a simple thing. Orang yang mengeluhkan hal-hal remeh macam "aduh, capek banget nih" atau "aduh, kok loadingnya lama banget sih"
Helloo.. can they please just keep their complaints to the plants and the trees that don't have ears. Mungkin mereka pikir orang-orang di sekeliling mereka tidak memiliki masalah, sehingga mereka merasa bebas dan penting untuk menggembor-gemborkan sesuatu. Ada satu kutipan dari Maya Angelou, penulis dan penyair Amerika berkulit hitam "If you like something, change it. If you can't change it, change your attitude. Don't complain"
Inilah kalimat yang sering saya quotes dan sampaikan ke orang-orang, in which they're supposed  to pay attention on this sentence. Bukankah dalam agama kita juga diajarkan untuk tidak mengeluh, apalagi pada hal-hal yang remeh?
Tentu, tidak semua complaints harus disimpan. Jika 'complaints' yang ingin mereka sampaikan adalah keluhan saat mereka menerima paket yang ternyata isinya rusak, atau mereka diperlakukan kasar oleh petugas suatu instansi, atau keluhan atas suatu sistem. Complaints untuk hal-hal semacam ini mengarah kepada kritik yang sifatnya membangun.
Complaints karena jalan-jalan berlubang tapi tak kunjung diperbaiki, kita bisa sampaikan ke petugas terkait. Nggak perlu lah kasih keluhan lebay atau mendramatisir lewat social media.

Oh..pantes kamu sering delete beberapa friends di facebook....

--> loh, kamu merhatiin juga ya. Saya males, lihat timeline facebook penuh dengan keluhan, keluhan, dan keluhan. Rata-rata dari mereka memang masih ABG, anak-anak SMA, dan beberapa ada yang sudah bekerja. But still, it's not about ages that I am talking. It's about our habit. We have to change 'complaining habit'
Menurut saya, akan lebih baik misalnya kita nulis kritik atau ulasan singkat tentang suatu hal yang sedang kita keluhkan. Misalnya, lagi macet. Itu hal yang wajar banget terjadi di kota besar kan? Bukan sehari dua hari kita mengalami macet. Tapi pasti masih ada yang menulis "Duuuhhh.. macet banget" Kalau memang mau nulis tentang macet, kenapa nggak sekalian aja nulis detail dimana macetnya, macet karena apa, seberapa parah macetnya (merayap, masih bisa jalan pelan-pelan), kalau seperti ini kan sambil ngasih informasi. Pengguna Facebook yang lain jadi tahu dan ambil jalan alternatif.
It is much more useful, right? Daripada hanya ke-BT-an kita yang kit tonjolkan.
Atau pas lagi heboh BBM naik. Semua orang ramai-ramai ngoceh BBM naik. Padahal itu kan udah digembar-gemborkan beberapa bulan sebelumnya kan? Kenapa mereka nggak nulis hal lain? Sharing opini mereka misalnya. Jangan cuma ngomel-ngomel aja.

Permintaan untuk Indonesia ?
--> para koruptor insyaf dan memberikan sebagian besar harta mereka untuk orang-orang tidak mampu. Obviously, dulu saya mikirnya kalau ada koruptor yang sudah terbukti salah, mereka akan dipenjara dan hartanya akan disita. Semua harta milik koruptor itu akan disita sama negara buat bayar utang-utang Indonesia.

Siapa menurut kamu pasangan karakter di film yang harusnya jadi pasangan juga di kehidupan nyata ?
--> Kalau dari Indonesia ada Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra. They play Cinta and Rangga in Ada Apa Dengan Cinta (2002 - Miles Production). I just loved the movie and somehow seeing them in the screen makes me think they'll have wonderful mariage in life.
Kalau seleb luar, harusnya Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet beneran menikah. They look sooo.. perfect in Titanic movie! I could not more agree how match and congenial they are, if they become a real couple.

Kalau jadi cowok, pengennya kencan sama siapa?
--> Keira Knightley dan Natalie Portman. They are smart, social-aware and their beauty is irresistible.

If you were a girl, then who will you choose to date?

--> my choice will be Logan Lerman (it's embarrassing if you don't know who he is). Dia ini yang main di Percy Jackson sama Perks of Being Wallflower). My second choice is Orlando Bloom. He's Legolas Greenleaf in Lord Of The Rings, and Skandar Keynes (Trilogi Narnia). Hei tunggu. Kenapa tadi pertanyaannya pakai kata-kata 'If you were a girl"? Aku kan memang cewek!

Hahaha... kena deh! Siapa artis yang konsernya ingin sekali kamu tonton?
--> Satu, Celine Dion. It's desperately lovely to see her amazing vocal and vibration. Dua, David Archuleta. He's one of a kind. Tiga, Iwan Fals. Lagu-lagunya senapas dengan kehidupan sebagian besar masyarakat kita.
Sebenarnya konser yang paling saya inginkan adalah konsernya Chrisye. Tapi beliau sudah almarhum. Padahal kan lagu-lagunya enak banget dan suara beliau itu... wah pokoknya khas. Walaupun kita cuma sekilas dengar suara beliau di radio atau selentingan iklan di TV, tanpa melihat gambarnya pun kita langsung tau bahwa itu suara Chrisye.

Kutipan favorit kamu apa sih?
--> "Sekali dalam hidup, orang harus menentukan sikap. Jika tidak, dia tidak akan pernah menjadi apa-apa" itu kutipan dari salah satu penulis besar Indonesia Pramoedya Ananta Toer.
Aku sendiri juga sering baca (dan dari beberapa kesalahan membuatku yakin pada kutipan) bahwa hidup adalah keputusan. Life is a decision. Seperti apa kehidupan kita nantinya, bergantung dari apa keputusan kita saat ini.
Untuk sukses, misalnya, ada jalan panjang yang harus ditempuh. Kadang di perjalanan panjang itu ada banyak tawaran untuk beristirahat, godaan yang menggugah hati, dan hambatan. Disitulah kita membuat keputusan, mau lanjut jalan atau beristirahat (walaupun kadang istirahat itu bisa melenakan)

Oke, segitu dulu deh tanya-tanya kita.
--> euh? hanya segini? enggak mau nanya siapa artis favorit, cita-cita terbesar dan hobby?

Oh itu nanti. Ini kan masih awal-awal. Baru stretching.
--> Stretching, stretching. Dikata senam apa. Trus kapan mau wawancara lagi? By the way, ini wawancaranya mau dimuat dimana? Catat nama saya yang bener ya.

Ini bakal dimuat di situs blog www.deviindisguise.blogspot.com. Kamu cek disitu aja deh. Tapi jangan cek hari ini ya, dua hari kemudian. Besok aku ada pemotretan buat iklan kaos kaki. Anyway, makasih banget ya udah mau ditanya-tanyain. Wish you luck, Devi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam