Pemandangan pagi ini, dari mata orang lain :
Devi berangkat kerja, naik mobil Luxioo. Devi duduk di jok depan.
Mobil Luxioo itu berhenti di depan gerbang pabrik. Devi pasti diantar calon suaminya. Dan mungkin calon suaminya orang yang cukup mapan karena bisa beli Luxioo.
Pemandangan pagi ini, yang sebenarnya :
Devi berangkat kerja, menunggu angkot. Tiba-tiba ada mobil Luxio yang berhenti di depannya.
"Ayo, naik Mbak. Ini mobil omprengan kok" kata si supir.
Devi pun naik. Dan karena pintu geser mobil Luxio itu sedikit merepotkan dan berat untuk dibuka (dan Devi sudah terlambat masuk kerja), maka Devi lebih memilih duduk di jok depan.
Luxioo itu berhenti di depan gerbang pabrik, Devi membayar uang 3000 kepada pak supir.
Orang-orang diluar tidak melihat ini. Mereka pikir Devi diantar calon suaminya yang bermobil Luxioo. Dan mungkin calon suaminya orang yang cukup mapan karena bisa beli Luxioo.
Padahal itu cuma mobil angkot. Dan pak supir itu pun tidak ada hubungan apa-apa dengan Devi.
Kenal namanya aja enggak.
People were just looking from the outside, weren't they?
They just see from their 'eyes', without knowing the real story. Or worse, they never had any idea to crosscheck and dig the truth from the person.
Laki-laki dan perempuan yang berboncengan sepeda motor bisa saja langsung di-judge "mereka pasti lagi pacaran"
Anak sekolah yang pulang diatas jam 6 sore dibilang "pasti habis kelayapan deh"
Padahal bisa saja dia memang ngerjain tugas kelompok.
And this small moment that happened this morning to me can be misinterpreted by other persons.
Be careful.
Devi berangkat kerja, naik mobil Luxioo. Devi duduk di jok depan.
Mobil Luxioo itu berhenti di depan gerbang pabrik. Devi pasti diantar calon suaminya. Dan mungkin calon suaminya orang yang cukup mapan karena bisa beli Luxioo.
Pemandangan pagi ini, yang sebenarnya :
Devi berangkat kerja, menunggu angkot. Tiba-tiba ada mobil Luxio yang berhenti di depannya.
"Ayo, naik Mbak. Ini mobil omprengan kok" kata si supir.
Devi pun naik. Dan karena pintu geser mobil Luxio itu sedikit merepotkan dan berat untuk dibuka (dan Devi sudah terlambat masuk kerja), maka Devi lebih memilih duduk di jok depan.
Luxioo itu berhenti di depan gerbang pabrik, Devi membayar uang 3000 kepada pak supir.
Orang-orang diluar tidak melihat ini. Mereka pikir Devi diantar calon suaminya yang bermobil Luxioo. Dan mungkin calon suaminya orang yang cukup mapan karena bisa beli Luxioo.
Padahal itu cuma mobil angkot. Dan pak supir itu pun tidak ada hubungan apa-apa dengan Devi.
Kenal namanya aja enggak.
People were just looking from the outside, weren't they?
They just see from their 'eyes', without knowing the real story. Or worse, they never had any idea to crosscheck and dig the truth from the person.
Laki-laki dan perempuan yang berboncengan sepeda motor bisa saja langsung di-judge "mereka pasti lagi pacaran"
Anak sekolah yang pulang diatas jam 6 sore dibilang "pasti habis kelayapan deh"
Padahal bisa saja dia memang ngerjain tugas kelompok.
And this small moment that happened this morning to me can be misinterpreted by other persons.
Be careful.
salam kenal dari Congol mbak
BalasHapushahaha.. salam kenal juga. *toss*
BalasHapus