Langsung ke konten utama

Kisah Dibalik Nama dan Logo Studio besar

Hai, semua.

You know, I have a big couriousity to find out the secret lies behind the name or symbol. Sebagai contoh, kenapa bintang bercahaya terang itu disebut matahari? Siapa yang pertama menyebut kata itu? Kenapa negara kita disebut Indonesia? Siapa yang memberi nama Indonesia?
I can't help myself to be calm when googling such things. Dan kalau sudah ketemu jawabannya, rasanya seperti dahaga yang dipuaskan oleh Nu GreenTea. Plong banget. Oh, kamu nggak suka minuman ini? Nggakpapa, nggakpapa.

Beberapa waktu lalu saat iseng googling hal-hal random, saya menemukan artikel berjudul The Stories Behind Hollywood Studio Logos. Whoa... it made me excited.
Pas banget, karena saya memang penasaran dengan beberapa logo studio film yang ditampilkan sebelum filmnya dimulai. Misalnya, DreamWorks studio yang menggunakan anak laki-laki memancing di bulan. Atau kenapa 20th Century Fox menggunakan logo gedung yang disorot lampu-lampu?

Saya nemu artikel ini dari Neatorama, yang belakangan saya ketahui dikelola oleh Alex Santoso. Kalau mau lihat laman aslinya, silakan klik di sini

Artikel ini dibuat sejak 2008, hehehe... lama ya? Oh, beberapa kalian udah ada yang baca? It's okay... okay...

Yang dibawah ini, adalah terjemahan bebas versi saya dari laman tersebut, yang juga saya tambahkan dengan data-data hasil temuan saya (baca : hasil googling). Biar memudahkan orang Indonesia yang baca ^_^

Here we go....

1. DreamWorks SKG (logo anak laki-laki memancing di bulan)
Pada tahun 1994, Steven Spielberg (Sutradara dan pendiri Amblin Entertainment) bersama Jeffrey Katzenberg (pemimpin studio Disney) dan produser rekaman David Geffen membentuk sebuah studio yang mereka beri nama "DreamWorks".
Saat menciptakan logo, inisial nama ketiga orang ini (Spielberg, Katzenberg, Geffen) ditambahkan di bawah tulisan studio. Jadilah nama akhir : DreamWorks SKG yang mereka pakai sampai sekarang.



Steven Spielberg ingin logo DreamWorks bisa mengingatkan orang pada masa kejayaan Hollywood.

Logonya akan dibuat menggunakan komputer tentang seorang manusia di bulan, dan dia sedang memancing. Tapi Dennis Muren, sang Visual Effect Supervisor dari Industrial Light and Magic (ILM), yang sudah bekerjasama dalam beberapa film Steven Spielberg menyarankan bahwa logo yang digambar dengan tangan akan terlihat lebih baik daripada gambar hasil komputer.
Dennis Muren kemudian meminta temannya, seorang seniman bernama Robert Hunt untuk menggambar sketsa-sketsa.

Robert Hunt juga mengirimkan beberapa versi alternatif rancangan logo, termasuk sebuah sketsa tentang anak laki-laki yang duduk diatas bulan sabit dan sedang memancing.
Steven Spielberg ternyata justru lebih menyukai sketsa yang ini dibanding sketsa dan rancangan yang lain. Maka begitulah. Sketsa anak laki-laki memancing di bulan sabit ini yang dipakai sebagai logo DreamWorks. The rest was just history.
Lalu, siapa anak laki-laki yang sedang memancing itu? Gampang. He is Robert Hunt's son, named William. (Nah, pertanyaan saya terjawab sudah!)

Anaknya cakep ya. Tapi muka bapaknya kenapa keliatan agak sangar gitu

Logo DreamWorks yang sekarang kita lihat di film-filmnya merupakan logo yang digambar di ILM oleh Robert Hunt, berkolaborasi dengan Kaleidoscope Films, Dave Carson (sutradara) dan Clint Goldman (produser) di ILM.


2. Metro-Goldwyn-Mayer / MGM (logo : Leo The Lion)
Logo ini pasti sangat akrab dengan kita, apalagi jika kita penggemar kartun Tom and Jerry, hehehe =D
Sebelum film dimulai, singa ini 'mengaum' diantara pita bertuliskan Metro-Goldwyn-Mayer, di sekeliling kepalanya terdapat pita melengkung bertuliskan "Ars Gratia Artis". Sebuah kalimat berbahasa Latin yang berarti Seni untuk seni.
Ternyata, sang Singa ini sudah mengalami pergantian sampai lima kali sejak studio ini berdiri pada 17 April 1924.

Cerita dimulai pada 1924 saat seorang studio publicist bernama Howard Dietz merancang logo "Leo The Lion / Leo sang Singa" untuk perusahaan Goldwyn Picture Corporation milik Samuel Goldwyn.
Howard Dietz membuat sketsa singa ini terinspirasi dari nama tim atletik almamaternya di Columbia University, yaitu The Lions. Ketika Goldwyn Pictures bergabung dengan Metro Pictures Corporation dan Louis B. Mayer pictures (dan disingkat MGM atau Metro-Goldwyn-Mayers), logo singa ini tetap dipertahankan.

Singa pertama yang 'dipajang' sebagai logo adalah singa bernama Slats tahun 1916 hingga 1924, dan menghiasi opening film-film bisu buatan MGM tahun 1924 sampai 1928. Di logo awal ini, Slats tidak melakukan apa-apa. Tidak mengaum, he just look around in the logo (masih kagok kali ya jadi artis, hehehe).
Singa berikutnya adalah Jackie, yang merupakan maskot MGM pertama yang bisa mengaum. Walaupun film yang mereka produksi adalah film bisu, tapi suara auman dan geraman Jackie yang terkenal bisa didengarkan dan dimainkan lewat phonograph ketika logo mereka tampil di layar. Jackie juga merupakan singa pertama yang muncul di Technicolor tahun 1932.
Singa ketiga dan mungkin yang paling terkenal adalah Tanner (walaupun pada saat yang sama Jackie juga masih dipakai untuk film hitam-putih buatan MGM). Lalu ada singa keempat yang tidak diketahui namanya (dan bulu tengkuknya lebat sekali, seperti surai kuda) tapi singa ini dipakai hanya sebentar.
Singa yang kelima adalah Leo, yang gambar dan suara aumannya mulai dipajang mulai 1957 hingga sekarang.


3. Twentieth Century Fox

Saya pertama kali melihat logo ini waktu menonton Titanic tahun 2001. Belakangan saya tahu bahwa selain Titanic, studio ini juga membuat X-Men, Fantastic Four, Dawn of The Planet of The Apes, film animasi Ice Age.
Twentieth Century Fox ini didirikan pada 31 May 1935, sebagai hasil gabungan dari Fox Film Corporation dan 20th Century Pictures.

Logo studio yang identik dengan lampu sorot ini dibuat tahun 1933 oleh seniman landscape kenamaan bernama Emil Kosa, Jr. Tentu saja logo itu masih mengandung tulisan "Twentieth Century Pictures". Dua tahun kemudian, saat dua perusahaan besar tadi melakukan merger, Emil Kosa Jr segera mengganti tulisan Pictures menjadi Fox.
Dan jadilah logo baru Twentieth Century Fox yang kita lihat sampai sekarang.


4. Paramount Pictures
Paramount Pictures Corporation didirikan tahun 1912 sebagai perusahaan film Famous Players Film Company milik Adolf Zukor dan jutawan film Daniel Frohman dan Charles Frohman. Empat tahun kemudian, nama perusahaan berganti menjadi Famous Players-Lasky Corporation setelah Adolf Zukor melakukan merger dengan Feature Play Company milik Jesse L. Lasky. Kemudian perusahaan ini menjadi Paramount Pictures.

Logo studio yang dikenal sebagai The Majestic Mountain ini awalnya 'hanya' berupa coret-coretan iseng atau doodle yang dibuat oleh William Wadsworth Hodkinson, seorang pionir industri film, tentang gunung Ben Lomond Mountain di tanah masa kecilnya, Utah. Diantara logo studio lain, logo Paramount Pictures ini termasuk yang paling lama bertahan.

Ben Lomond di negara bagian Utah, yang menjadi inspirasi logo Paramount

Coba perhatikan logo Paramount dibawah. Awalnya, di dalam logo Paramount Pictures terdapat 24 bintang yang menandakan 24 bintang film yang mereka kontrak saat itu. Sekarang logo bintangnya hanya berjumlah 22. Mungkin ada 2 bintang film sebelumnya resign kali ya? Hehehe
Coba gih, kamu google sendiri kenapa logonya menjadi 22 bintang. Iya dong. Sebagai pembaca kamu juga harus aktif. Masak saya terus yang nyari info dan crosscheck di Google.

Seiring kemajuan zaman dan teknologi, gambar awal logo Paramount yang dulunya lukisan matte sekarang sudah diganti dengan gambar gunung dan bintang hasil olahan komputer. Oh satu lagi. Live action logo Paramount (yang biasa muncul di awal film) diproyeksikan dari Gunung Artesonraju di Peru, walaupun sketsa originalnya WW Hodkinson adalahg gunung Ben Lomond.

Mount Artesonraju - Peru. Emang mirip sih ya sama Ben Lomond
5. Warner Bross
Studio dengan logo sebuah papan perisai dengan inisial WB ini akrab dengan masa kecil saya saat menonton Bugs Bunny dkk dan Looney Tunes. Walaupun ada kata 'Bros.' di dalam namanya, tapi studio yang juga membawahi saga Harry Potter ini namanya memang Warner Bros. bukan Warner Brothers seperti dikatakan beberapa sumber.

Studio ini didirikan oleh empat saudara yang merupakan emigran asal Polandia bernama Harry, Albert, Sam, dan Jack Warner. Tentu saja itu bukan nama asli mereka. Karena mereka penganut Yahudi, nama lahir mereka adalah Hirsz (berubah jadi Harry), Aaron (yang berganti menjadi Albert), Szmul (menjadi Sam), dan Itzhak yang akhirnya berubah menjadi Jack.
Nama belakang mereka yang sesungguhnya juga tidak diketahui dengan pasti. Ada yang bilang "Wonsal", "Wonskolaser" bahkan ada yang bilang Eichelbaum sebelum akhirnya diganti menjadi Warner.

Di awal kemunculannya, pihak Warner Bros. sempat kesulitan untuk menggaet pemain dengan bakat-bakat menarik. Maka pada tahun 1925, atas dorongan Sam, Warner Bros. akhirnya membuat Talking Pictures atau talkies dengan memasukkan suara pada film. Saat mendengar ide dari Sam ini, Harry berkata "Who the hell wants to hear actors talk?" dan itulah yang menjadi titik balik Warner Bros. mencapai kepopuleran.

Dari masa ke masa (atau kata Syahrini : waktu demi waktu, ya elaah..), logo Warner Bros. tidak mengalami penambahan. Masih tetap sebuah perisai dengan logo WB, hanya saja lebih modern dengan efek dan teknologi CGI.


6. Columbia Pictures
Columbia Pictures didirikan tahun 1919 oleh kakak beradik Harry Cohn dan Jack Cohn bersama Joe Brandt. Waktu itu nama perusahaan mereka Cohn-Brandt-Cohn Film Sales. Di awal-awal berdirinya, mereka sering memproduksi film berbudget rendah sehingga inisial nama mereka sering diplesetkan menjadi Corned Beef and Cabbage. Tahun 1924, Cohn bersaudara menguasai hampir semua saham, termasuk milik Brandt, dan mengganti nama studio ini menjadi Columbia Pictures Corporation sebagai usaha untuk memperbaiki kesan tentang mereka.



Menggunakan logo seorang wanita yang memegang suluh alias The Torch Lady. Inilah sang Columbia, yang merupakan nama lain dari Amerika di dalam buku puisi-puisi dan sejarah, serta personifikasi sosok wanita (female personification) dari Amerika.
Logo ini dibuat tahun 1924, dan sudah banyak wanita yang diklaim pernah menjadi model untuk logo ini walaupun belum ada data yang konklusif. Pada buku biografinya tahun 1962, Bette Davis (aktris Amerika) menyebutkan bahwa Claudia Dell adalah model logonya, sementara tahun 1987 majalah People menyebut Amelia Batchler (model dan salah satu aktris dari Columbia sendiri) sebagai si wanita Columbia. Tahun 2001, koran Chicago Sun-Times mengabarkan seorang wanita setempat yang bekerja sebagai karyawan Columbia bernama Jane Bartholomew adalah modelnya.

Logo vintage

 Berhubung logo studio ini sudah berganti dalam beberapa tahun, bisa saja semua nama-nama yang mereka sebut itu beneran pernah jadi model kan?

Logo The Torch Lady yang sekarang dipakai adalah hasil kreasi Michael J. Deas tahun 1993, yang saat itu dibayar oleh Sony Pictures Entertainment untuk mengembalikan si wanita ke tampilan klasiknya.
Walaupun orang mengira bahwa Annette Bening (aktris) adalah model logo ini, namun sebetulnya Jenny Joseph-lah yang berpose sebagai The Torch Lady untuk Michael J. Deas. Jenny Joseph sendiri adalah seorang pelukis mural dan ibu rumah tangga dari Lousiana. Saat menggambar, Michael J. Deas tidak menggunakan wajah asli Jenny Joseph, tapi mengkomposisikan beberapa gambar-gambar hasil olahan komputer. Wah, mungkin wajahnya Jenny Joseph kurang artistik dan 'nyeni kali ya :P




Alright.. Itu tadi terjemahan bebas ala Devi dari artikel "The Stories Behind Hollywood Studio Logos" yang diambil dari website Neatorama (termasuk foto-fotonya juga ngambil dari website itu, hehe)

Anyway...  cuma enam studio lho. Masih banyak studio besar lain yang belum dibahas, misalnya Walt Disney, Touchstone Pictures, New Line Cinema, Jerry Buckheimer, dan tentunya Universal Studios.

Harusnya sih nyari lewat Google ada ya. Kamu sudah pernah nyari? Saya sih belum. But I'll search it soon and perhaps translate it here :)

See ya later, folks!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam