Langsung ke konten utama

Menghitung-hitung Kebahagiaan

suatu hari saya bongkar-bongkar email Mbak Santi, senior saya di kantor.

Mbak Santi ini agamanya Katolik. Saat Natal dia menerima ucapan Natal formatnya power point dari manager kami yang orang India (kalo nggak salah Pak Jaya Kumar)


Ucapan di kartu itu bagus banget, menyuruh kita untuk mensyukuri kebahagiaan sekecil apapun bentuknya.

Kayak gini kata-kata di ucapan itu :

"If you had food on refrigerator, clothes on your back, a roof overhead and a place to sleep....
You are richer than 75% of this world"


"If you have money in the bank, in your wallet and spare change in a dish some place....
You are among the top 8% of the world's wealthy"


"If you woke up this morning with more health than illness....
You are more blessed than a million who will not survive this week"


"If you have never experienced the danger of battle, the loneliness of imprisonment, the agony of torture, or the pangs of starvation....
You are ahead of 500 million people in the world"


"If your parents are still alive and still married...
You are very rare, even in the United States"


"If you hold up your head with a smile on your face and truly thankful....
You are blessed, because the majority can, but most do not"


"If you can hold someone's hand, hug them or even touch them on the shoulder....
You are blessed because you can offer healing touch"


"If you can read this message, you just receive double bless that someone was thinking of you, and furthermore.....

You are more blessed than over two billion people in the world that cannot read at all"


See? Bagus kan? Kata-kata "You are blessed" selalu diulang-ulang.

"Count your blessings" Itu yang selalu dikatakan orang Amrik.

Dengan menghitung segala berkah, walaupun yang paling keciiiil... aja, kita akan merasa bersyukur karena ada banyak orang yang lebih nggak mampu lagi dari kita.


Masih inget tragedi 11-September? Ribuan orang tewas di gedung World Trade Center (WTC) Amerika karena gedungnya dihantam pesawat teroris. Lalu ada bencana tsunami Aceh, Badai Katrina dan tsunami Jepang.

Tidak ada yang menyangka bencana itu akan terjadi, dan dalam sekejap mereka kehilangan keluarga, teman dan orang-orang yang mereka sayangi. Kita harus bersyukur jika sampai detik ini kita masih bisa berkumpul tertawa bersama orang terdekat kita.


Ibu saya pernah bilang : "Wong mlaku, lumrahe ndheleng ngisor ben ora kesandhung. Aja ndheleng dhuwur" (orang berjalan, seharusnya melihat kebawah supaya tidak tersandung. Jangan lihat ke atas)

Maksud kata-kata Ibu adalah saat kita hidup, kita harus banyak melihat orang-orang yang kurang beruntung dibandingkan kita. "Melihat kebawah" membuat kita selalu sadar bahwa ada yang tidak lebih beruntung dibanding kita.
Untuk itu, jangan mengeluh bila kasur kita tidak nyaman karena banyak sekali orang yang bahkan tak punya kasur.
Jangan menghambur-hamburkan kertas, karena banyak anak-anak kurang mampu yang tak bisa mencatat pelajaran karena tak ada kertas.


Jangan menyia-nyiakan orang yang kita sayangi, karena kita tak tahu kapan Tuhan memutuskan untuk mengambil mereka,,,


semoga artikel ini menginspirasi kamu buat bersyukur ya (n_n)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam