Nama saya Devi Okta, dan saya tidak punya fanatisme terhadap musik atau lagu tertentu. Perkara musik, saya ini moderat. Kriteria lagu kesukaan saya itu ada dua : musiknya enak di telinga saya dan liriknya pas di hati saya. Wis, ngono tok. Jadi saya tidak punya pantangan atau alergi dengan musik apapun. Mungkin karena inilah saya bisa mudah membaur dengan topik pembicaraan soal musik. Minimal saya paham siapa-siapa pelakunya atau setidaknya tahu satu judul lagunya. Kalau di warung Pak Muk dan Bu Is (warung makan di depan pabrik saya bekerja) kebetulan ada yang karaoke, saya dengan mudah nimbrung karena tau lagu yang dinyanyikan. Bagi saya, fanatisme terhadap musik itu hanya menyempitkan pikiran dari hal-hal baru, karena musik itu produk budaya yang terus mengalir dan terus tercipta. Orang yang tidak suka lagu campursari Jawa sama sekali, dia tidak bisa menikmati syahdunya Lingsir Wengi dan Ketaman Asmara. Orang yang tidak suka musik pop The Beatles, pasti tidak bisa paham betapa nelangs...
Ini adalah blog Devi Oktavia, yang kadang menyamar dengan topeng remaja, dan ini sebagai diary galaunya. Kadang bertindak seperti reporter, dan ini adalah korannya. Kadang berlagak seperti pencerita, dan ini adalah panggung kecilnya. Kadang menjadi dirinya sendiri, dan inilah coretan keluh kesahnya. Selamat datang dan selamat membaca.