Whoa.. I just wake up from my long sleeps and seeing that Devi has posted some stories lately. Yeah, stories from everywhere. But not stories about herself.
That’s why I am here. Remember me? Yep, I am K.I.
I am here to reveal some facts about Devi, as I did couple
weeks ago. People have to know hidden things about the owner of this blog,
right?
Okay, let me start to tell her 3rd peculiarity
: She is the Drama Queen
That girl was a one time teenage drama queen// a hot, tough everyday
wannabe// But she'll have changed her destiny// Now she's a somebody//
Itu kutipan refrain lagu Confession of A Teenage Drama
Queen dari Lindsay Lohan.
I hate that song. Apa bagusnya? Tapi Devi sering sekali memutarnya
sambil tersenyum-senyum.
Sering sekali dia mengguncang-guncang bahuku saat mendengar
lagu ini diputar di playlist. "Nah, ini lagu soundtrack diriku!" katanya.
Yeah, terimakasih telah memberitahuku, Devi.
![]() |
Yeah, she is just so The Drama Queen. |
Walaupun jarang sekali menceritakan kebohongan, tapi Devi
adalah Ratu Drama tulen. Itu artinya Julia Roberts bakal punya saingan berat.
Bedanya Julia Roberts punya piala Oscar, sementara Devi tak punya satupun piala
untuk ekspresinya yang dramatis. Dia sering menunjukkan ekspresi teatrikal saat
terkejut, kagum, heran, kecewa, marah. Devi selalu menganggap semua tempat itu
panggung Broadway, dan orang-orang lain adalah seperti penonton atau figuran.
Maka dia akan memberikan ekspresi terbaiknya.
Di tengah kerumunan orang-orang, saat mengantre di loket
bioskop, menunggu bis, kemudian dia melihat sesuatu yang menarik maka dia akan
membuat ekspresi tertarik mirip Lulu Plummer di film The Pacifier. Mata sedikit
membelalak, alis terangkat, bibir menyunggingkan senyum tipis.
Saat dirinya bertubrukan, atau tak sengaja ada orang
yang menginjak kakinya, Devi tak sekadar berkata "Aww" tapi
"Auww" seperti Dylan di film The Clique.
Saat dia jengkel, dia akan mengatupkan bibir ala Meryl
Streep di Devil Wears Prada, dan matanya menyipit seperti Kate Hudson di
film Bride Wars.
Itu ekspresi yang efektif membuat orang merasa bersalah dan
tak enak hati saat mereka (tanpa sadar) menyinggung hati Devi.
Dalam daftar "Hal-Hal Yang Paling Aku Sukai" milik
Devi, peringkat pertama tentu saja buku, dan peringkat kedua adalah Film.
Film keluarga, film fantasi, film agen rahasia, film lucu,
dan film drama romansa. Film perang atau perkelahian yang berisik dan kotor tak
begitu dia suka, sekalipun dibintangi Orlando Bloom atau Alex Pettyfer.
Film favoritnya : League of Extra Ordinary Gentlemen. Kalau
ada film kesukaannya diputar di TV, Devi akan histeris. Tingkah dramatisnya
dimulai. Biasanya dia berteriak “Waa... Film ini diputar!” atau “Waa... i like
it, i like it!” Waa.... Waa..... Waa....
Di depan televisi, di monitor warnet, di warung makan yang
ada tivinya. Reaksi Devi selalu sama : Dramatis.
Mungkin dia mau memprovokasi orang-orang yang melihat
ekspresi dramatisnya supaya nonton film yang sama. Hah!
Kau pernah nonton film di bioskop bersama Devi? Dari Harry
Potter, The Hobbit, Laskar Pelangi, Punk In Love, Hansel and Gretel, The Host, World
War Z, Percy Jackson, The Conjuring, hingga Insidious Chapter 2, wah….. aku
sering jadi saksi betapa Devi begitu menghayati cerita.
Saat nonton Insidious tanggal 6 Oktober lalu, misalnya. Walaupun
lampu di teater dimatikan, aku masih bisa melihat mulutnya menganga dan
terkejut saat mengetahui pembunuh maniak Bride in Black ternyata adalah
laki-laki.
Atau saat dia menonton Percy Jackson : Sea of Monsters
bersama sepupunya, Kukrit.
Dia benar-benar terbius pesona Logan Wade Lorman. Senyum-senyum
seperti ABG labil saat Logan beraksi. Hah!
Dua tahun lalu di kost yang lama (di belakang Puskesmas) Pringapus,
selepas maghrib kami menonton televisi. Ada lima orang waktu itu : Erna, Novi,
Ifah, Andro (pacarnya Erna), dan Devi. Tak ada siaran TV yang bagus, maka Ifah
memutar semua chanel satu-satu.
Chanel satu, berita....
Chanel dua, sepakbola....
Chanel tiga, sinetron.....
Chanel empat, juga sinetron......
Begitu seterusnya sampai akhirnya di Chanel delapan, Devi melihat sekilas gambar pria berjas hitam di perpustakaan.
Chanel dua, sepakbola....
Chanel tiga, sinetron.....
Chanel empat, juga sinetron......
Begitu seterusnya sampai akhirnya di Chanel delapan, Devi melihat sekilas gambar pria berjas hitam di perpustakaan.
Hanya sedetik gambar ini muncul, Ifah (yang tak tau apa-apa)
langsung meneruskan memencet chanel sembilan.
Tapi Devi si maniak film segera tau gambar apa yang tadi
muncul di channel delapan, dengan histeris berteriak seperti Letnan Ethan
Algren memimpin tentara Jepang di film Last Samurai.
“Ifah, balik! Balik ke channel yang tadi! Lekas! Balik!
Balik!”
Seperti kesetanan dia menunjuk layar tivi. Makan malamnya
terlupakan.
ERna melongo. Andro dan Novi tak terkecuali. Ifah kalang
kabut, buru-buru memencet angka delapan supaya Devi berhenti meraung. Tapi mana
bisa?
Dengan tangan yang masih menunjuk televisi, Devi berkaok “Naaaahh....
ini film buagusss banget. TOP. Judulnya League of Extraordinary Gentlemen. Aku
selalu menunggu kapan film ini main lagi. Ceritanya tentang orang-orang dengan
kemampuan khusus. Yang ini namanya Dorian Gray, dia setengah iblis. Yang ini
Alan Quatermain, pemburu legendaris. Yang ini Wilhelmina Barker, dia
itu...."
Tak ada yang memperhatikan televisi, semua melihat Devi.
ERna masih melongo. Ifah mungkin masih shock. Andro kaget, dia sebetulnya juga
suka film tapi setidaknya dia tidak dramatis. Hanya aku yang paham, karena ini
bukan pertama kalinya aku melihat adegan drama Devi begini.
Ingat, aku sudah memperingatkanmu kan? Jika bersama Devi,
bersiaplah untuk semua ekspresi ini ala teater ini. Siapkan popcorn kalau
perlu.
I call this pose as "TO POUT" as she tried to imitate Paris |
This picture was taken on her 4th Grade in High School.
She imitate a general surprise expression from movies,
but I think Arief's Expression is also great.
That is the smile she imitates from Cliff in Bring it On |
They pretend to be a relief in Candi Borobudur. And Devi? Oh, she imagine is an advertisement-shoot for OK-Magazine, I think. But again, Arief's expression is still better. |
![]() |
Now that's her signature original smile. |
Komentar
Posting Komentar