Langsung ke konten utama

Ulasan Film : How To Make Millions Before Grandma Dies (2024)

Sore itu saya agak terlambat masuk studio 1 Transmart Setiabudi XXI untuk menonton film berbahasa Thailand ini pada hari Sabtu sore, 18 Mei. Judul filmnya Lahn Mah atau dalam versi Bahasa Inggris "How To Make Millions Before Grandma Dies."

Ketika saya akhirnya duduk di seat K9, adegan di layar mempertontonkan sebuah keluarga sedang berkumpul di atas makam sambil membawa beberapa uborampe : dupa, kelopak bunga, jeruk, dan sesajen lain. Ini namanya Qing Ming atau tomb-sweeping festival. Keluarga datang ke makam leluhur mereka untuk bersih-bersih makam, karena makam yang terpelihara dengan baik akan membawa rejeki dan kemakmuran bagi keluarga yang masih hidup. Setelah sebuah insiden di pemakaman, keluarga akhirnya tau bahwa nenek mereka mengidap kanker dan divonis hidupnya hanya akan bertahan setahun.

Pada sepertiga durasi film, Lahn Mah terasa bagai film slice-of-life kebanyakan.  Fragmen keseharian keluarga keturunan Tionghoa di Thailand tanpa polesan drama yang berlebih. Didukung kemampuan akting yang jempolan dari para pemerannya, Lahn Mah terasa begitu hidup dan membumi. Karakter si nenek atau "Ammah" diperankan oleh Usa Semkhum, aktris senior yang (ketika saya Googling) ternyata filmografinya nggak cukup banyak namun di film Lahn Mah dia bermain sangat apik dan meyakinkan. Interaksinya dengan Billkin, aktor Thailand berwajah imut yang di sini berperan sebagai cucunya, membuat penonton larut dalam emosi. Jangan tanya berapa kali saya nangis. Hehehe.. untung sudah bawa tisu.

Sepanjang durasi, plot film Lahn Mah bergulir dengan asik. Yang saya suka, semua elemen bahkan dialog terkesan 'remeh' ternyata punya andil di bagian ending. Istilahnya payback. Bisa dibilang Lahn Mah minim soundtracks, ya. Kekuatannya memang di skrip cerita yang bisa mengikat penonton. Bikin tertawa, bikin trenyuh, dan untuk beberapa penonton akan menjadi refleksi : bahwa orang tua sebenernya hanya butuh waktu dari anak-anaknya. Kebahagiaan sesaat yang dirasakan Ammah saat keluarganya berkunjung dan senyumnya yang surut ketika anaknya pulang, saya yakin juga bisa dirasakan penonton.

Kalau ada penghargaan khusus untuk film tear-jerker di tahun 2024, saya anggap Lahn Mah juara satunya.

Sekarang film Lahn Mah bisa ditonton di Netflix. Berlangganan dan saksikanlah.

Tabik!

- Devi Okta -

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hompimpa (Sebuah puisi dari Tengsoe Tjahjono)

Puisi Hompimpa karangan Tengsoe Tjahjono pertama kali saya ketahui saat kelas 1 SMP. Tepatnya saat classmeeting yang diadakan pasca ulangan umum. Sekolah saya SMP Negeri 6 Semarang mengadakan beberapa lomba. Yah, buat ngisi hari aja sih. Supaya murid-muridnya nggak nganggur gitu. Waktu itu Bu Tamsih (salah satu pengajar Bahasa Indonesia) mengadakan lomba deklamasi puisi Hom-Pim-Pa untuk anak-anak kelas tiga. Syaratnya : saat deklamasi puisi, satu kelas harus maju semua. Tidak boleh hanya satu orang yang maju deklamasi mewakili kelas mereka. Pokoknya, satu kelas maju bareng. Tampil di tengah-tengah lapangan. Ditonton oleh kelas satu dan kelas dua. Asik ya? Tampil rombongan, gitu. Jadi bisa dilihat kekompakan masing-masing kelas. Kalau satu orang salah, ya satu kelas bisa ancur. Pernah ada kelas yang tampil bagus banget di awal. Setelah memasuki bagian tengah-tengah, ada murid yang suaranya cempreng dan cengengesan (sungguh kombinasi yang absurd, hehe) yang tentu saja membuat semua penon...

i can't believe i have been three years here (part 4 - End)

Chapter #4 : The Planning World  Ah, akhirnya diterusin juga ceritanya. Pada waktu postingan ini pertama dibuat, saya genap tiga tahun kerja di PT USG, hence the title. Kemudian saya lanjutkan ceritanya, lalu sempat vakum, lalu posting lagi cerita lanjutannya, dan vakum lagi cukup lamaaaaaaa di chapter tiga. Ketika chapter empat ini saya susun, saya sudah bekerja di perusahaan ini selama uhmm... delapan puluh sembilan bulan. Sudah menjelang sewindu. Masih ingat kan, hitungan matematika sewindu itu berapa tahun? Gara-gara cerita ini juga, banyak sekali email-email yang masuk ke Gmail dari para calon pelamar kerja yang nanya-nanya soal PT USG kepada saya. Umumnya mereka ini para lulusan baru alias fresh graduate yang lagi nyari kerja, terus mereka lihat lowongan di PT USG sebagai PPMC. Karena nggak paham apa itu PPMC, mereka akhirnya buka Google, terus ngetik keyword "PPMC." Hasil penelusuran mereka salah satunya mengarah ke postingan ini Rata-rata dari mereka adala...

I can't believe i have been three years here

my desk, June 14th 2013 I can't believe i have been three years here. Yep, it is my 3rd year in PT Ungaran Sari Garment. After all the stormy periods, exhausted time, crazy works and many stuffs, I am still alive. Let me emphasize. I - CAN - SURVIVE. Hahaha.. Wow. Waktu cepat sekali berlalu ya? Ceritanya bakal panjang nih. Kalo kamu udah bosen, mending pindah channel aja gih. Biar kayak sinetron, saya akan membagi cerita kilas balik ini dalam beberapa chapter. Dan ini, ladies and gentlement, adalah bagian satu. Chapter #1 : The Beginning Almost three years ago, in 14th June 2010 I was called to be receptionist at Front Office PA1. Nggak kebayang senengnya waktu saya dikasih tau : Kamu keterima. Besok senin mulai masuk ya. Ya Robbi, saya bakal kerja! Setelah hampir satu minggu bolak-balik buat interview, test tertulis, dan test kesehatan, akhirnya besok Senin saya resmi jadi seorang karyawan. Saya bukan anak sekolah lagi! Saya bakal cari duit sendiri! Ay, karam...