Semarang, Senin siang. Panas bukan kepalang. Aku berkeringat menunggu bus nomor 10 yang membawaku pulang. Tanpa berpikir panjang aku menaiki sebuah bus jurusan rumahku, yang sudah sarat penumpang itu. Bau keringat anak sekolah, bau sayur sisa dagangan di pasar dari ibu-ibu pedagang, dan asap polusi yang sesekali masuk lewat jendela bus semuanya membaur. Memuakkan. Untung rumahku hanya 20 menit perjalanan naik bus. Di halaman rumah aku melihat mobil ayah. Ini masih jam 2 siang, pikirku. Kenapa Ayah pulang? "Na, kalau sudah ganti baju tolong bantu Papimu beres-beres ya", ibu berkata padaku. Rupanya tadi ayah minta izin pulang cepat. Tak biasanya, pikirku. Di gudang, ayahku sibuk memilah-milah barang lama. Beberapa roda bekas atau sisa cat yang sudah kering ditumpuk di satu sisi. Koran-koran lama bertumpuk di sudut lain. Ia menoleh saat melihat aku datang. "Cari apaan sih Pi?" "Tidak ada. Cuma mau melihat barang-barang lama Papi. Coba lihat, Na. Ini ada buku kenan...
Ini adalah blog Devi Oktavia, yang kadang menyamar dengan topeng remaja, dan ini sebagai diary galaunya. Kadang bertindak seperti reporter, dan ini adalah korannya. Kadang berlagak seperti pencerita, dan ini adalah panggung kecilnya. Kadang menjadi dirinya sendiri, dan inilah coretan keluh kesahnya. Selamat datang dan selamat membaca.