At the end, it's about the habit. Saya termasuk orang yang percaya peribahasa "alah bisa karena biasa". Bahwa segala hal yang baru bisa kita kuasai kalau kita terbiasa melakukannya. Ambil contoh bahasa Inggris. Bahasa Inggris bukanlah bahasa Ibu saya. Tapi toh alhamdulillah saya bisa. Kenapa? Pertama, karena saya suka mempelajari bahasa Inggris. Kedua, karena saya terbiasa memakai bahasa Inggris. Paling tidak seminggu sekali. Belum lagi kalau nonton film dan memperagakan gaya pemeran utamanya di depan kaca, nah itu juga termasuk upaya pembiasaan untuk meluweskan lidah. Kini pun sekarang saya bekerja di perusahaan yang sebagian besar komunikasinya menggunakan bahasa Inggris, mulai dari balas-membalas email, baca manual, hingga Order confirmed. Semuanya memakai bahasa Inggris. Makanya saya akhirnya bisa fasih bahasa Inggris. Pasif maupun aktif. Di zaman modern ini, saya kerap menjumpai orangtua yang mengeluh bahwa anaknya tak bisa bahasa Jawa. Padahal mereka orang Jawa. Ib...
Ini adalah blog Devi Oktavia, yang kadang menyamar dengan topeng remaja, dan ini sebagai diary galaunya. Kadang bertindak seperti reporter, dan ini adalah korannya. Kadang berlagak seperti pencerita, dan ini adalah panggung kecilnya. Kadang menjadi dirinya sendiri, dan inilah coretan keluh kesahnya. Selamat datang dan selamat membaca.